Main bersama (Gitarra)

33 4 0
                                    

Sambil menunggu Rara selesai mandi, aku menyetrika baju sekolah kami. Saat aku menyetrika baju, tiba-tiba kamarku berbau harum, seperti bau bunga melati. Ada yang aneh di kamarku, namun aku berusaha berpikir positif kemungkinan itu karena sabun mandi yang digunakan Rara, sehingga baunya sampai keluar dari kamar mandi, saking harumnya. Tapi, aku penasaran, karena bau bunga melati ini seperti mengarahkanku untuk ke kamar mandi, aku berusaha menepis semuanya itu untuk tetap fokus ke pekerjaanku saat ini, jangan sampai baju sekolah kami hangus karena aku tidak fokus.

Namun, harumnya bunga melati semakin pekat, dan akhirnya berubah menjadi bau darah yang sangat amis, membuatku hampir muntah. Dengan sangat terpaksa, aku mengikuti arah bau-bauan itu, dan sesampainya di depan pintu kamar mandi, yang terdapat kaca transparan, aku bisa melihat di dalam itu bukan hanya ada Rara, namun ada seseorang di belakangnya. Aku ingin berteriak, namun tiba-tiba aku tidak bisa bergerak, membuatku semakin takut, karena bagaimana bisa ada hantu di pagi hari, ini sangat tidak mungkin.

Tiba-tiba getaran yang berasal dari handphoneku yang akhirnya memecahkan suasana ketakutan pada saat itu, tiba-tiba saja tubuhku bisa kembali bergerak, semua bau-bauan yang ada kini telah tiada, dan seseorang yang bersama dengan Rara di dalam tidak ada lagi. Semuanya mematahkan keinginanku untuk memanggil Rara dan menolongnya dari kamar mandi. Aku mengambil handphoneku yang sedari tadi tidak ku sentuh, seperti biasanya ada pesan dari nomor baru yang berbeda dari yang sebelumnya, kini telah mengirimkanku pesan singkat yang membuat dada ini terasa sesak dan kini dibaluti oleh rasa takut.

"SAMPAI KETEMU DI SEKOLAH, KITA AKAN MAIN BERSAMA, OKEY?"

"Pesan singkat macam apa ini, sangat tidak berbobot. Seharusnya ucapin selamat pagi semoga harimu menyenangkan." ucapku dengan gaya mengejek, membuat Rara terkejut ketika dia keluar dari kamar mandi, "Eh lu ngapain? masih pagi-pagi udah eror" aku menatapnya dengan kesal, "Sok tahu luuuu, udah ah aku mau mandi dulu."

Saat aku memasuki kamar mandi, rasanya ada yang aneh, seperti ada hawa dingin yang tiba-tiba meliputi tubuhku, dan lebih parahnya lagi ada bau darah yang sangat menyengat sehingga membuatku muntah-muntah saat itu. Aku bisa mendengar Rara mengetok pintu dengan panik, karena mendengar suara muntahanku.

"Git, lu kenapa?" karena aku tidak ingin membuat sahabatku ini khawatir di pagi hari, aku berusaha menguatkan diriku dan membunuh semua rasa yang telah berkecamuk di dalam diriku, "Gak apa-apa Ra, soalnya tadi aku minum susu sebelum aku sikat gigi, jadinya muntah gini deh." suara Rara tiba-tiba hilang dan tidak terdengar lagi. Pemandangan di depan mataku kini berubah menjadi tempat yang mengerikan, membuatku ingin berteriak namun semuanya membeku, tidak ada yang bisa digerakkan saat ini, bahkan untuk mengedipkan matapun tidak bisa. Tiba-tiba aku melihat sosok yang sedang membelakangiku, dan aku bisa mengenal itu siapa,

"itu Rara, kenapa dia ada di sana? kenapa dia hanya membelakangiku saat ini" aku ingin memanggil namanya, namun lidahku sangat berat untuk berbicara.

Aku merasa legah, ketika melihat Rara membalikkan badannya dan kini dia telah melihatku yang sedang terpaku ingin meminta pertolongan padanya namun tidak bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Namun, aura sahabatku kini berbeda, kenapa tatapannya kosong, seperti orang yang sedang dihipnotis.

Wajah yang polos, dengan tatapan mata yang kosong kini berubah menjadi sangat menyeramkan, sekujur tubuhnya penuh dengan bekas cambukkan, wajahnya pun demikian, dan sosok Rara yang mengerikan semakin mendekati tubuhku dan mengeluarkan belati untuk menusukku. Aku ingin melakukan perlawanan namun belati itu kini tertancap tepat di bagian dadaku, rasanya sangat sakit, dan semuanya menjadi gelap.

TEROR DARI MASA LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang