Firasat Buruk

28 3 0
                                    

RARA AMALIA

Firasatku tidak enak ketika aku mengingat Gita datang ke sekolah sendirian. Aku menyuruh pak Kas untuk putar balik ke sekolah, dan meminta pak Kas yang menjemput kedua orang tuaku nantinya.

Sesampainya di sekolah, aku berlari ke kelas untuk menemui Gita, namun sesampainya di depan pintu aku tidak melihat anak itu.

"Teman-teman, Gita dimana?" mereka semua melihatku dan salah seorang siswa menjawab pertanyaanku bahwa "dia lagi di UKS, karena tadi pingsan pas di lapangan." Sudah kuduga pasti bakal terjadi sesuatu. Tanpa menyampaikan terimakasih, aku berlari menuju ke ruang UKS. Berhubung UKS yang cukup jauh dari kelas, membuatku bertemu dengan kak Al.

"Eh, kamu sahabatnya Gita kan?" aku terkejut dan mengiyakan apa yang ditanyakan kak Al. "Gita dimana? dia udah di kelas kan?" makin terkejut lagi, karena itu menandakan bahwa Gita sudah tidak di UKS lagi, dan sekarang dia juga tidak ada di kelas.

"Kak, Gita dimana? dia gak ada di kelas," kak Al memandangku heran, "Loh, tadi dia lari ke kelas." Aku mulai curiga, pasti terjadi sesuatu sama anak itu sendiri.

"Kak, ada gedung atau toilet yang gak dipake lagi gak di sini?" kelihatannya kak Al mengerti apa yang aku maksudkan, dia langsung mengajakku berlari ke arah belakang sekolah yang tidak jauh dari ruang UKS.

"Di belakang sekolah ada toilet bekas yang gak dipake lagi, dan kebanyakan anak-anak suka membully adik kelas di toilet itu." Sudah kuduga, aku mendengar suara orang berteriak di dalam toilet itu.

Tidak menunggu waktu lama, kak Al berlari semakin kencang, dan langsung menendang pintu toilet itu, sehingga pintu itu terbuka dan terlihat pemandangan di dalam toilet bekas.

Aku melihat Gitarra berdiri dengan kaki yang gemetar, tubuh yang tidak tegak lagi, dahi yang berdarah, dan tangan kak Tiara yang mau menampar sahabatku.

"Gitarra...." teriakku membuat Gita menatapku penuh harap. "Rara...." suara yang bergetar itu membuatku berlari dengan cepat untuk memeluknya dengan erat, dan tepat di pelukkanku Gitarra pingsan.

"Gue bakal laporin lu semua ke kepala sekolah!" aku mendengar kak Al mengancam kak Tiara bersama teman-temannya, dan terkejut ketika tangan kak Al tiba-tiba melingkari badan Gita dan membawahnya ke UKS. Aku sadar tidak memiliki kekuatan yang lebih untuk membawa Gitarra ke ruang UKS, jadi aku mengizinkan kak Al membawanya.

Dalam perjalanan menuju ke UKS, handphone ku berbunyi. "Siapa?" tanya kak Al, "Mamanya Gita."

"Halo tante"

"Gita mana? dia sedang baik-baik saja kan?."

"Gita, gita, lagi....." aku tersentak karena tidak berani menyampaikan keadaan Gita saat ini.

"Halo Ra? halo? Rara? Gita baik-baik saja kan?"

"Eh iya tante, Gita baik-baik aja kok. Tenang aja, Rara selalu jagain dia kok."

"Syukurlah, tante belum bisa langsung pulang ya Ra, karena pesawat papanya Gita delay, jadi kemungkinan besar tante pulangnya malam."

"Oh oke tante, tenang aja. Nanti Rara bakal temani Gita di rumah."

----------

Setelah Gitarra sadar, dan perbannya diganti dengan yang baru, aku langsung mengajaknya untuk kembali ke rumah. Namun, berhubung karena pak Kas sudah kutugaskan untuk menunggu Mama dan Papa di bandara, hari ini kami harus pulang dengan taksi online.

TEROR DARI MASA LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang