Penculikan

23 3 0
                                    

KORBAN PENCULIKAN

Perjalanannya terasa sangat jauh dari tempat kami kecelakaan, namun kepalaku masih sangat sakit untuk melihat apakah sahabatku baik-baik saja atau tidak. Namun aku merasakan ada seseorang yang menyetuh lenganku dengan sikutnya dari arah sebelah kananku. Aku melihat Daniel sudah sadar, dan mengedipkan matanya seraya memberikan isyarat untuk kita berpura-pura pingsan. Posisi kami berdampingan dengan kondisi tangan yang diikatkan ke bagian belakang badan, sehingga membuat kami dengan mudah untuk saling menyikut satu sama lain. Meskipun kemudahan itu tidak semudah yang kalian pikirkan, karena kami dihimpit oleh dua orang penjaga yang berbadan besar dan mengenakan pakaian serba hitam.

Kondisi kami perlahan-lahan membaik di dalam mobil, sehingga membuat kami secara bersamaan berusaha untuk mengingat semua jalan melalui belokan dan bebatuan yang ada. Kami tidak tahu pasti akan dibawah kemana, namun kami bisa merasakan bahwa tempat ini jauh dari perkotaan, karena jalannya yang penuh bebatuan, tanjakan dan belokan.

"Oke aku mulai mengingatnya" batinku

"Hei, mereka sudah bangun?" aku bisa mendengar suara itu, dan berusaha mengenali warna suaranya, karena sepertinya suara sosok lelaki yang sedang duduk di bangku paling depan itu pernah saya dengar dan kenal.

"Belum bos!" jawab kedua penjaga yang menghimpit kami dengan bau badan yang tidak mengenakan, aku bisa mengira bahwa mereka adalah preman jalanan yang kerjaannya jahatin orang dan malas mandi.

"Sedikit lagi kita sampai, dan pastinya dia akan senang melihat siapa yang kita bawah saat ini." ucap sosok lelaki yang membuatku sampai saat ini berusaha untuk mengingat siapa orang itu.

----------

Suara sosok lelaki yang sedang duduk di bangku paling depan terdengar tidak asing lagi di telingaku. Aku yakin Bram juga mengenal suara ini, namun dia siapa, kenapa aku tidak mengingatnya lagi. Baru saja ingin membuka mata, mobil yang kami tumpangi berhenti dengan tiba-tiba, membuat kami berdua terpental ke depan, rasanya sangat sakit, namun kami harus berpura-pura tidak sadarkan diri, karena kalau kita melakukan perlawanan secara gegabah, akan membuat kami semakin berada di dalam bahaya.

Aku bisa merasakan betapa sakitnya tubuhku saat ini ketika mereka menyeret kami dengan sangat kasar dari mobil, membawah kami masuk ke suatu gudang yang gelap, yang sangat menyengat dan tidak ada penghuni. Namun, aku menyipitkan mata berusaha melihat isi dari rumah itu, dan "ada seseorang di sana, itu siapa? bos nya?" batinku. Aku mengira itu adalah Nana, sosok wanita yang membuat malapetaka bagi kehidupan kami semasa sekolah dan bahkan kehidupan Bram.

"Ngapain kalian datang ke sini? dan mereka berdua ini siapa?" tanya dari seseorang yang kemungkinan sudah lama menunggu di tempat ini.

"Pasti kamu senang dengan penangkapan kami hari ini..." seseorang menjambak kepala kami, dan memperlihatkan wajah kami ke arah lawan bicara mereka.

Diluar dugaan, seseorang yang sedang menunggu kami bukanlah Nana, terdengar dari postur tubuh dan warna suaranya seperti laki-laki. "Eh tunggu dulu, seperti laki-laki? kenapa aku ngomong kek gini? kebetulan atau gimana sih? jangan-jangan itu Nana, suaranya berubah karena karena bisa saja dia menggunakan voice Changer" dalam keadaan kesakitan, pikiranku semakin kemana-mana, dan menyalahkan Nana, karena apa yang sudah dia lakukan dulu, membuatku mengerti betapa mengerikannya wanita itu, semuanya akan dia lakukan untuk menyenangkan hatinya.

----------

"Sial!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Teriakan dalam batinku, karena rasa sakit yang memenuhi tubuhku, ditambah dengan rambut kami dijambak dengan sangat kasar. Tunggu saja nanti, ketika pertolongan datang, akan aku selesaikan hidup kalian semua yang sudah membuat kami kesakitan dan membuat putri bungsuku menderita. Rasa dendam tertanam begitu dalam di hati, sehingga membuatku pasrah akan semua yang mereka lakukan, agar kami bisa menemukan siapa dalang yang sesungguhnya dari semua ini, kalaupun itu adalah Nana, aku tidak akan pernah memaafkannya lagi!

Aku merasakan tangan dingin memainkan leherku dan dengan cepat mencekik leherku, sehingga membuatku tidak bisa berpura-pura tidak sadarkan diri lagi. Berusaha menatap wajahnya dengan lekat, namun wajahnya tertutup kain hitam seperti ninja, sehingga aku tidak bisa mengenalinya.

"Tapi, tunggu..... wangi itu?" sosok gelap ini berpakaian serba hitam dari kepala sampai mata kaki, sehingga sangat sulit untuk mengenali siapa sosok gelap yang kemungkinan sudah menunggu di rumah kosong ini. Dari postur tubuhnya tidak jelas, karena sosok gelap ini berbeda dengan yang lain. Aku mulai mengenal sosok gelap itu, "ini pasti Nana...." karena tidak mungkin bagi ukuran pria dengan tinggi badan seperti itu.

Sosok gelap itu melepaskan tangannya, "Sepertinya terlalu cepat kalau langsung membuat mereka mati, akan lebih seru lagi kalau kita mengencam keluar mereka! HAHAHAHAHAHAHAHA" suara lelaki yang tertawa seperti suara nenek sihir, membuatku merinding.

Dia mengambil handphone nya dan mulai memainkan jari-jarinya di atas layar, dengan keadaan rumah yang sangat gelap, dan posisi kami yang sedang tegak, membuatku bisa dengan leluasa melihat matanya yang lentik, dibaluti mascara dan eyeliner menunjukkan bahwa dia adalah seorang wanita, "sudah kuduga kamu adalah seorang wanita!" batinku sambil menyikukan lengannku pada Daniel, dalam kegelapan aku bisa melihat Daniel menatapku dengan pemikiran yang sama, aku yakin dia juga berpikir bahwa itu adalah seorang wanita.

"Ikat mereka dengan posisi berdiri dan tangan terangkat di tempat biasanya, sekarang juga!" perintah dari sosok gelap, yang mulai kami ketahui identitasnya, meskipun hanya identitas kelamin, namun kami belum bisa memastikan bahwa itu adalah Nana.

Tiba-tiba keluar sosok hitam yang berotot, badannya lebih besar dari orang-orang yang membawah kami dari tempat kecelakaan, mereka keluar dari belakang sosok hitam yang pendek, namun tidak berotot. Mereka menatap kami dengan tatapan tajam, kami bisa merasakan itu meskipun di dalam kegelapan, dan menyeret kami dengan sangat kasar, serta menggantungkan tangan kami di sebuah tembok yang dilapiskan papan.

"Ini Ketinggian" mereka mengikat tangan kami dengan posisi yang terlalu tinggi, sehingga membuat kaki kami berjinjit dan sulit untuk bernapas. "apa aku akan mati di sini?" pertanyaan yang keluar dari batinku. Aku tidak mau mati sebelum keluargaku aman.

Aku hanya bisa tertunduk, mengingat betapa bahagianya ketika berkumpul dengan keluarga, duduk, dan bercanda tawa bersama di ruang keluarga, aku sangat merindukan itu semua. Bagaimana keadaan istri dan putri bungsuku saat ini, apakah mereka baik-baik saja? mataku semakin perih dan perlahan mencucurkan air mata.

Aku tersentak ketika mendengar suara Daniel yang berteriak kesakitan dan suara cambukkan dari cemeti yang biasanya digunakan untuk mengendalikan hewan ternak. Baru saja mengangkat kepala ingin melihat keadaan Daniel, tiba-tiba cemeti itu menghantam seluruh tubuhku dengan sangat membabi buta, dan "Arghhhhhhhhhh" hanya bisa berteriak menahan sakit dan mengingat semua kenangan bersama dengan keluarga.

"Apakah aku akan mati di sini?"cairan kental yang mulai bercucuran dari seluruh tubuh, membuatku berpikir akan mati perlahan-lahan di tempat ini karena kehabisan darah.

Setelah melihat sekujur tubuh kami penuh dengan darah, mereka menghentikan cambukan itu. Aku bisa mendengar suara bahagia yang dilontarkan dari salah seorang sosok hitam itu, atau lebih tepatnya lagi sosok hitam yang bertubuh kecil namun memiliki tenaga yang cukup kuat, aku bisa melihat dari kegairahannya mencambukku secara membabi buta. "aku semakin yakin kalau itu kamu NANA, aku tahu kebencianmu sangat mendalam padaku, tapi dari dulu aku tidak pernah membencimu, hanya saja kamu keterlaluan sudah mengganggu kehidupan putra sulungku dan sekarang mengganggu putri bungsuku, aku tidak akan pernah memaafkanmu dan akan membuatmu menyesal!"batinku sambil menggertakan gigi.

Aku menatap lekat kepergian sosok hitam yang memiliki ukuran tubuh yang kecil, mengingatkanku pada keangkuhanmu yang mengalahkan semua rasa takutmu untuk menganiaya orang-orang yang tidak menyenangkan hatimu.

"Nana, aku tahu itu kamu!!!!!!!!" batinku.

Daniel menatapku dengan air wajah yang sangat kesakitan, aku bisa melihat Daniel sedang menahan air matanya. "Kita harus kuat, demi anak dan istri kita." ujarku pada Daniel dengan nada suara yang hampir berbisik.


Voice Changer merupakan alat pengubah suara asli manusia. Alat ini sering digunakan untuk menutupi identitas seseorang.

TEROR DARI MASA LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang