Susah Tidur

33 3 0
                                    

ALTUNER BASSIST

Pertama kali melihat anak itu, kenapa aku jadi susah tidur sih, setiap malam aku harus tidur jam 01.00 wib, padahal itu tidak baik untuk kesehatan tubuhku.

Aku tidak bisa melepaskan lamunanku dari wanita yang cantik, berambut sebahu yang agak bergelombang dibagian ujung, tingginya sekitar 160cm, kulit putih, dan ramah, yang berhasil membuatku terpanah dan menurutku wanita itu sempurna.

"Kenapa wanita itu sering kabur kalau ketemu gue? emang tampang gue kek hantu ya?" aku menatap wajahku dari pantulan kaca, dan mulai menyelidiki wajahku yang "astaga, wajahku ganteng kok, kenapa dia selalu kabur sih?" batinku.

Astaga, sepertinya aku mulai gila, karena memikirkan perempuan yang aneh, dan kenapa aku suka sama anak itu. "Siapa sih namanya? kok aku sering lupa sih! astagaaaa Al..."batinku.

Aku mengambil handphone ku dan mulai mencari fotonya di grup whatsapp Panitia PLS, "Nah gue dapet... foto dua orang siswa baru yang dilirik sama banyak cowok panitia PLS karena kecantikkan dan keramahan mereka di sekolah." Wah, aku terkagum-kagum melihat kedua siswi ini dan tersadar, "kalau gak salah mereka sahabatan kan? karena gue sering lihat mereka bareng." perlahan-lahan aku melihat pembahasan di whatsapp grup yang memperjelas nama mereka berdua adalah Gitarra dan Rara. "Oh jadi namanya Gitarra? nama yang unik, berasal dari salah satu alat musik yang sering disebut Gitar, dan nama gue belakangnya Bassist alias pemain bas."

Aku curiga kalau ternyata orang tuanya Gitarra suka musik sama dengan kedua orang tuaku. Makanya tidak heran kalau namaku Altuner Bassist kan?

Jam dinding menunjukkan pukul 02.00 wib pagi, membuatku tersentak dari tempat tidurku karena sampai jam seperti ini aku belum bisa tidur.

"Astagaa, awas aja lu ya Git, udah buat gue susah tidur karena mikirin eluuuuuu! arghhhhhhhhh" aku merebahkan tubuh dan memejamkan mata untuk berusaha tidur.

----------

Alarm handphone ku berbunyi bahwa waktu telah menunjukkan pukul 06.00 wib. Aku harus bergegas mandi, dan berangkat ke sekolah. Sebagai ketua osis yang baik aku tidak boleh terlambat dan harus memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswi SMA Karya Anak Bangsa.

Setelah mandi, aku mengeringkan rambut dengan handuk. Sesaat kemudian aku mengenakan pakaian sekolah dengan rapi dan mengatur buku-buku yang harus dibawah untuk mata pelajaran hari ini.

Pagi ini aku sangat bersemangat karena aku harus bisa bertemu dengan Gitarra, "Yah meskipun dia sering kabur sih kalau gue deketin. Pokoknya gue harus berhasil membuat dia jangan sampai kabur lagi, biar bisa ngobrol bareng dan kalau bisa juga jadi pacar gue Hahahahaha...." ujarku sambil menyisir rambutku di depan kaca.

"Altuner, ayokkk turun makan dulu nak..." aku mendengar suara Mama yang memanggilkan dari lantai 1, lebih tepatnya dari arah ruang makan, "Iya ma, Al turun sekarang" aku bergegas turun ke dapur, dan melahap habis sarapan yang sudah mama sediakan, rasanya sangat enak.

"Hmm, ma, makaannya ena" sambil mengunyah, jadi kedengarannya kurang jelas, "habisin dulu makanan yang dimulut, habis itu baru ngomong."

"Hm, habisnya sih mama kalau masak nasi goreng pasti enak..." aku sangat senang melihat senyuman mama yang membuatku semangat setiap berangkat sekolah.

Setelah kematian papa setahun yang lalu, membuat mama menjadi wanita yang sulit untuk tersenyum, mama tidak mau keluar kamar, dan kerjaannya menangis. Aku sempat terlantarkan karena mama tidak lagi mengurusku waktu itu, namun sekarang aku mama bisa tersenyum dan bahkan tertawa lepas setiap kali aku menlontarkan lelucon yang biasa saja, tetapi membuat mama tersenyum.

"Ngapain senyum-senyum begitu? sana berangkat sekolah. Sekarang sudah pukul 06.30 loh." Aku salah tingkah karena aku tertangkap basah saat senyum-senyum sendiri. "Iyaiya, aku pergi dulu ya ma?" sambil mencium tangan mama, dan mama mencium keningku.

Aku mengenakan helm dari dalam rumah, dan mendudukin motor BMW warna merah kesayanganku, dengan cepat aku menghidupkan motor dan melesat cepat dari halaman rumah.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke sekolah, hanya membutuhkan waktu 10 menit dengan kecepatan 70 km/jm. Memasuki gerbang sekolah aku membuka kaca helm ku dan menyapa pak satpam yang selalu setia menjaga gerbang sekolah. "Selamat pagi pak, ceria banget deh muka nya hihihi" pak satpam melihatku dengan geli, "kamu bisa aja Al...." ujar pak satpam dengan malu-malu.

Karena terlalu serius merayu pak satpam, aku tidak melihat kalau di depan ada orang yang lagi jalan, dan aku tidak sengaja menyenggolnya sampai jatuh.

"Auhhhhhh..." aku terkejut, dan dengan cepat memarkir motorku, tidak peduli ada yang memarahiku saat itu, yang pastinya aku benar-benar tidak sengaja menyenggol seseorang.

"Eh ma...maaf, aku gak sengaja." sambil mensejajarkan tubuhku. Jantungku mau copot, ketika yang aku lihat wanita itu adalah Gitarra, "ka..kamu gak apa-apa? ehhhh,, it, itu kenapa dahimu diperban?" Gitarra menatapku dengan wajah yang sangat marah.

"Git, git, serius aku gak sengaja. Maafin aku..." Gitarra menatapku begitu saja, dia berusaha berdiri. Aku membantunya berdiri, namun tanganku dihempaskan dari tangannya, "gak usah kak, aku bisa sendiri!" bentaknya membuat aku makin merasa bersalah.

Melihat kepergian Gitarra dengan kakinya yang pincang dan dahi yang dibaluti perban. "Dahinya kenapa? jangan-jangan dia habis kecelakaan, dan pagi ini aku nyenggol dia. Aduh yaampun, aku makin nyakitin dia dong?" aku menjambak rambutku sendiri, dan mengambil motorku serta memarkirkannya di tempat parkiran sekolah.

TEROR DARI MASA LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang