BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA YAA WAHAI PARA READERS KESAYANGAN AUTHOR..
INI BISA DIBILANG SHORT STORY YAA KARENA AUTHOR GAK AKAN BIKIN CERITA INI LEBIH DARI 10 CHAPTER..
JADI ENJOY YAA..
YANG GAK VOTE NANTI DI GIGIT LHO SAMA JENLISA 🧟♀️
Jennie menatap tajam Jisoo, Jin, dan Chaeyoung sambil berjalan mondar-mandir di gudang rumah mereka.
"Jinjja! Aku lelah.." Chaeyoung yang sejak tadi berdiri pun duduk di bangku yang ada di dekat Lalisa. "Aku out. Mana mungkin aku mau membuka mulutnya dan melakukan hal gila seperti itu. Sudah pasti itu pekerjaan Jisoo Eonnie yang sangat mengerikan." Lanjutnya sambil mengelus perutnya yang makin membesar.
Jennie pun menatap tajam Jisoo dan Jin. "Oppa.. Kau.."
"Bukan Jin. Tapi aku." Sela Jisoo dengan santai.
Jennie menatap Jisoo dengan tatapan tidak percaya. "Yaa.. Eonnie.. Jangan membela Oppa seperti ini. Bagaimana mungkin..."
"Jennie-yaa.. Istriku sedang hamil, apa menurutmu aku akan menyakiti wanita lain? Terlebih mencabut giginya. Yang bisa melakukan itu hanya Nuna. Nuna satu-satunya yang pernah bekerja sebagai dokter gigi." Sela Jin.
Jennie terdiam dan menatap Jisoo - masih dengan tatapan tidak percaya. Yang dikatakan oleh Jin memang benar. Jisoo adalah seorang dokter gigi sebelum mereka akhirnya pindah ke desa kecil seperti ini karena Kim Bum ingin jauh dari kebisingan kota yang akan membuatnya selalu mengingat sang istri yang sudah meninggal.
"Eonnie.." Jennie menatap Jisoo dengan sedih dan kecewa.
Melihat Jennie yang akan menangis, Jin pun mengajak Chaeyoung keluar dari gudang, membiarkan Jisoo dan Jennie menyelesaikan masalahnya.
"Jendeuk-ah.." Jisoo mencoba memegang pundak Jennie namun Jennie menjauhinya dan mulai meneteskan air matanya. "Yaa.. Kau menangisi seorang alien yang bahkan tidak mengerti apa pun?! Jennie-yaa.. Dia bukan manusia. Dia akan membahayakan kita terutama kau yang sangat menyukai stroberi. Dia bisa saja menggigitmu karena kau memakai parfum beraroma stroberi." Jelas Jisoo.
"Eonnie.. Kau jahat sekali.. Lalisa bahkan bisa menatapku dengan tatapan sedih dan suaranya terdengar pilu di telingaku, Eonnie.." Ujar Jennie di sela isak tangisnya.
Jisoo hanya bisa diam dan menghela nafasnya melihat Jennie menangis. Bukan kali pertama Jennie menangisi hal yang menurut Jisoo tidak penting. Saat Kuma dijual oleh Jin, selama 3 hari Jennie tidak berhenti menangis dan tidak mau makan, hingga seminggu berlalu akhirnya Jennie keluar rumah dan selalu menyendiri di perkebunan yang mempertemukannya dengan Lalisa.
"Bagaimana dia bisa makan kalau dia seperti itu, Eonnie?!" Tanyanya.
"Kau bisa memberinya kue, Jen. Itu tidak perlu di gigit. Bahkan kau bisa memberikannya selai stroberi. Sudahlah, jangan menangis lagi. Mianhae, jebal.." Jisoo menyeka air mata Jennie.
"Minta maaflah pada Lalisa." Titah Jennie dengan nada merengek.
Jisoo menghela nafas dan memutar bola mata dengan malas lalu berjalan mendekati Lalisa yang menampilkan wajah ketakutan saat melihatnya. Jisoo berjongkok di hadapan Lalisa yang menundukan wajahnya dan berusaha menyembunyikan wajahnya sedalam mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strangers Miracle ✅
Fantastik(TAMAT) CERITA GENRE FANTASY PERTAMA KALI.. SILAKAN DIBACA.. DI VOTE.. DI KOMEN..