04. (Not) Good Day?

45 14 38
                                    

“Jika hari ini adalah hari terburuk, maka kejadian tadi jangan terulang juga untuk esok."

-HAZEL-

1322 kata menemani hari kalian untuk hari ini, maka dari itu jangan lupa klik bintang di pojok sebelah kiri untuk memotivasi author supaya bersemangat lagi dalan menulis.

Happy reading and enjoy all 🙈❤

Tandai typo pliss, karena sudah pasti ada typo, ngetiknya tengah malem hehehe ...

___

Hazel membawa mobil dengan kecepatan sedang, sekalian menikmati pemandangan kota.

1 kalimat yng terpikir oleh Hazel saat ini.

Banyak yang berubah.

Gedung-gedung semakin  menjulang ke atas, jalanan semakin sempit, banyak sekali pabrik yang membuat polusi semakin banyak saja. Tanaman hijau memang sudah dilakukan, tetapi banyak saja pihak yang tidak bertanggung jawab menebang sembarangan.

“Ck."

Tin!

Suara klakson membuat Hazel terkejut, bahkan hampir saja menancap gas guna ngebut.

"Kalau gak bisa bawa mobil gak usah bawa! Kayak siput, bikin macet gara-gara lo!" maki seseorang yang sangat Hazel benci dari awal pertemuan. Dia adalah Aksel.

Dia memakai motor ninja berwarna hitam, setelah mengatakan kalimat tadi, Aksel membawa motornya dengan kecepatan penuh, bahkan banyak pengendara marah-marah akan kelakuan Aksel.

Hazel sebenarnya penasaran apa yang dikatakan Aksel, apa benar membuat kemacetan. Dia melirik melalui kaca spion.

Jalanan lancar.

Kalau iya macet, pasti sudah banyak yang nglakson. Cih, dasar tukang bohong, makin gak ada akhlak dia.

Perut Hazel sangat lapar, lalu menepikan mobilnya untuk mencari makanan pedagang kaki lima.

Hazel berhenti di sebuah taman kota yang banyak pedagang kaki lima. Setelah menepikan mobilnya Hazel mencari makanan apa yang ia beli. Mata Hazel tertuju kepada gerobak batagor. Kaki Hazel melangkah ke gerobak batagor.

"Mas batagor satu, gak pakai kecap."

Mata Hazel terbelalak, bukan Hazel saja yang mengucapkan kalimat itu, namun ada...

Aksel.

Mas batagor terkikik, "Aduh kalian, kalau pacaran pesannya cukup satu orang saja si cowok misalnya. Gak usah mesan kedua sekaligus, kata anak jaman sekarang mah kurang uwu."

Aksel dan Hazel memutar bola matanya jengah. Di dalam hati masing-masing sudah banyak kalimat yang ingin mereka lontarkan.

"Oh ya Den, Neng bangkunya sisa sana, pas buat kalian lagi kencan. Kwkwkw." Mas batagor menunjuk bangku yang berhadapan, dikhususkan untuk pasangan. Tapi masalahnya, mana mau mereka satu meja.

"Gue gak pacaran sama dia, jadi carikan bangku yang lain, ogah banget gue semeja sama cewek kampung kaya dia," tusuk Aksel.

"Emang lo aja yang gak mau, gue sih ogah juga!"  Hazel tidak mau kalah.

"Tangan lo gak usah nunjuk-nunjuk gue segala, lo siapa? Cuman cewek kampung!"

"Aduh Neng, Den, kalau berhubungan itu memang ada manis dan pahitnya, Mas tahu kalian lagi merasakan hubungan pahit makanya gak mau batagornya pakai kecap 'kan? Jangan bertengkar, nanti Mas antarkan batagor kalian, Mas kasih sedikit bonus untuk kalian berdua supaya hubungan kalian menjadi manis," cerocos Mas batagor.

KEZEL  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang