15. Pamit

10 3 2
                                    

"Gue lebih suka ngeliat orang yang gue sayang bahagia, walau kebahagiaan itu bukan datang dari gue"

-Elard-


🎶 Play Now|| Happier-Olivia Rodrigo|| 🎶

Are you ready untuk men-spam part ini?

Sebelum itu mari follow akun Mathcalatte dan Sadnums112 terlebih dahulu agar tidak ketinggalan notifikasi dari cerita ini🔔

⚠️ Part ini akan menjadi sedikit gaje, dengan kesalahan PUEBI yang bertebaran!

Happy reading and enjoy all🤗

🍃🍃🍃

Hazel sangat terkejut ketika mendengar kabar bahwa malam ini Elard akan berangkat ke Jerman. Sungguh perasaan yang campur aduk bagi Hazel ketika sahabat kecilnya harus pergi ke negeri orang.

"Lard lo tega banget sama gue! Pakai acara ngasih kabar ke gue dadakan gini! Mau bikin gue jantungan, huh!?" Oceh Hazel setiba di bandara. Ia pergi menyusul Elard ke bandara bersama mamanya yang juga menemaninya di rumah sakit tadi.

"Gue dapat beasiswa Zel, kan sayang kalau nggak gue ambil," terang Elard menenangkan Hazel. Padahal jauh dari lubuk hatinya, sangat berat untuk meninggalkan Hazel.

"Tapi janji yananti kalau lo udah di Jerman jangan lupain gue! Jangan gatel sama cewek sana, karena lo cuma punya gue!" ucap Hazel dengan gaya seperti anak-anak.

Deg...

Mendengar pernyataan Hazel tadi, seketika Elard langsung ternganga. Berharap ada secuil cahaya untuk merebut cinta Hazel.

"Ha, maksudnya?"

"Kan lo sahabat gue dari orok! Jadi lo punya gue!"

'Ternyata cuma sebatas sahabat, gak lebih. Lo berharapnya ketinggian Lard!' batin Elard.

"Hehe iya, yaudah gue masuk dulu ya Zel. Dadah!" Pamit Elard kikuk, kemudian berlalu meninggalkan Hazel.

"Yah cepet banget. Tapi inget pesen gue tadi! Sama jangan lupa kalau udah sampai sana kabarin gue!" Sorak Hazel sembari melambaikan tangan.

Elard mengacungkan ibu jarinya tanpa berbalik badan.

***


Selama perjalanan pulang dari bandara tadi, Hazel tampak begitu murung bahkan sesekali cairan bening membasahi pipinya. Sontak melihat hal itu membuat Laras Langsung panik.

"Sayang kamu kenapa nangis?" Tanya Laras pada anak gadisnya itu.

"Hiks a-aku gak rela kalau Elard harus pergi. Cuma dia temen aku. Elard j-jahat banget sama aku, Ma!" Jawab Hazel sesegukan.

"Hush, kamu gak boleh ngomong gitu. Kan Elard lanjutin studinya. Emang kamu mau kalau Elard gagal sukses cuma gara-gara kamu?" tanggap Laras menenangkan peri kecilnya.

"T-tapi kan harus ngajak aku juga," jawab Hazel

"Makanya kamu yang pinter biar bisa nyusul Elard!" ucap Laras sambil mengacak puncak kepala Hazel. Sontak membuat Hazel ngamuk.

"Ih mama jangan di acak-acak rambut aku, nanti aku gak cantik lagi," ucap Hazel dengan ekspresi menggemaskan nya.

"Kamu akan selalu cantik,sayang." jawab Laras sesekali geleng kepala dengan tingkah anak gadisnya itu.

Kemudian Laras kembali fokus menyetir dan Hazel pun sudah tampak larut dalam mimpi indahnya. Sepertinya ia tampak kecapekan karena hari ini ia telah disibukkan oleh beberapa hal di luar dugaan.

Di tempat lain, sudah ada seseorang yang menanti kedatangan Hazel yang pamit pada dirinya untuk pergi keluar sebentar. Namun, hingga sekarang ia tak menampakkan batang hidungnya.

"Kalau dipikir-pikir cantik juga dia," gumamnya hingga suara ketukan pintu membuat pikirannya buyar.

"Masuk," instruksi nya.

***

Pagi begitu cerah, menampakkan sinar mentari yang cukup menyengat. Hari ini Hazel sedang tidak ingin kemana-mana, ia lebih betah bermain bersama Mike, boneka lumba-lumba yang diberi Elard ketika ulang tahunnya dua bulan lalu.

"Menurut kamu Elard sekarang lagi ngapain ya, Ke?" Tanyanya pada benda mati itu. Sesekali ia mengecek layar ponsel nya, berharap seseorang yang dirindukan mengabarinya.

Padahal baru sehari Elard pergi, namun bagi Hazel rasanya sudah berpisah puluhan tahun dengan sahabatnya itu. Melihat sang anak gadis yang murung pagi ini, membuat Laras berinsiatif mengajak Hazel ke danau. Tempat ia dan almarhum ayah Hazel sering berakhir pekan.

"Sayang...," panggil Laras lembut

"Iya, Ma?" jawab Hazel lesu tanpa melihat Laras.

"Mama mau ngajak kamu jalan-jalan, kamu mau ikut?" Pancing Laras

"Gak dulu deh Ma, aku lagi gak mood kemana-mana," jawab Hazel yang masih setia memandang boneka lumba-lumbanya itu.

"Yakin nih gak mau? Padahal tadi mama mau ngajak kamu ke danau," ujar Laras dengan nada menggoda.

Mendengar kata 'danau' membuat Hazel seketika bergairah kembali. Seakan rasa gelisah yang menghantuinya langsung lenyap begitu saja.

"Ikuuuut!" Rengek Hazel.

"Tadi katanya gak mau?" tanya Laras menggoda anak gadisnya itu.

"Aku udah berubah pikiran, yaudah kalau gitu aku mau siap-siap dulu ma!" putus Hazel

" Haha siap nona, mama tunggu di dibawah ya!" pamit Laras.

"Iya, Maa," sahut Hazel yang langsung bergegas merapihkan dirinya.

***

TBC

Mohon maaf guys, kelamaan updatenya soalnya ide lagi stuck banget😢












KEZEL  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang