PART 1
Semua itu dulu.
Saat Syafa dan Langit masih hangat-hangatnya sebagai pasangan kekasih. Sekarang semua jadi lain. Langit berubah, seakan memperbudak Syafa. Perlakuannya tidak semanis ketika dia mengajak Syafa pacaran. Seiring waktu berjalan, sikap asli Langit keluar. Menonjolkan kearoganannya yang membuat Syafa takut dan jadi menurut.
Kini, Langit menjadi Langit yang kasar, ketus dan dingin kepadanya. Sikapnya, benar-benar setinggi langit.
Entah apa salah Syafa kepada Langit, sehingga hampir setiap hari Syafa selalu menjadi sasaran empuk apabila Langit sedang emosi. Dia pasti langsung menyalahkan Syafa untuk semua kesialan yang dia terima. Seakan kehadiran Syafa malah memperumit dirinya. Untung, Syafa diciptakan sebagai manusia yang penyabar dalam hal apapun. Terutama menyikapi Langit yang banyak maunya. Karena, dia yakin pasti ada suatu alasan yang menyebabkan Langit berubah.
Contoh saja sekarang.
Udara sedang panas-panasnya, layaknya hati Syafa yang selalu terbakar api cemburu. Ets...
Langit baru saja menyuruh Syafa yang sedang mendekam di perpustakaan sambil membaca setumpuk buku filosofi untuk membelikannya 2 botol air mineral dingin ukuran sedang.
Demi Langit, Syafa sampai merelakan diri mengantre diantara ribuan umat yang ada di kantin. Setelah mendapatkan apa yang Langit mau, Syafa buru-buru menuju ke lapangan, tempat Langit dan teman-temannya berlindung dari paparan sinar matahari yang begitu menyorot dibawah pohon cemara yang daunnya rindang.
“Ini Lang.”
Syafa menyodorkan 2 botol tadi padanya. Langit langsung merampas dengan sarkas. Meneguknya hingga mau tandas.
Wajahnya tampak sewot dan tidak suka. Dia menanggapinya, “Lama lo. Ngapain dulu sih? Udah tahu gue haus juga.”
“Tadi ngantre Lang,” aku Syafa.
Hm..., Syafa lupa kalau Langit yang ada didepannya sekarang bukanlah Langit yang saat MPLS dia kenal, melainkan Langit yang kasar dan tidak pernah mempedulikan berbagai ucapan, sanggahan, alasan hingga pembelaannya.
“Udah sono lo,” usir Langit seraya meneguk seperempat dari botol kedua.
Syafa menunduk lesu. Selalu diusir. Kemudian, dia berbalik sesuai kemauan Langit dan pergi dari sana.
Tenanglah, Syafa tidak marah kok. Dia terlalu mencintai Langit sampai tidak bisa marah, membantah dan membencinya. Lagi pula, bagaimana bisa Syafa sanggup untuk marah pada orang yang dicintainya sejak menginjakan kaki menjadi murid baru hingga sekarang? Walau hubungan sudah berjalan hampir 1 tahun, tapi manis Langit ya cuma diawal, karena sisanya hanya perbudakan dan sikap kasar yang Syafa terima.
Baru saja Syafa pergi. Dari kejauhan seorang gadis dengan rambut digerai bergelombang yang ujung-ujungnya sengaja diwarnai kecoklatan itu berlari ke arah Langit dan teman-temannya.
“Langit!!!”
Suara cempreng Rabella Alexandria yang biasa dipanggil Abel itu mengundang desahan keempat teman Langit. Siapapun akan tahu siapa Abel dan apa hubungannya dengan Langit. Dia adalah sahabat Langit yang konon katanya sudah Langit sukai sejak lama. Kedekatan Langit dan Abel sudah menjadi rahasia umum yang seorang pun tak mungkin jika tidak mengetahui kemesraan keduanya yang sering ditunjukan secara terang-terangan.
Langit tersenyum manis menyambut kedatangan Abel. Sementara Gusdur, Bagas, Joko dan Mulyana sama-sama memutar mata. Mereka jengah melihat betapa kontrasnya Langit membedakan perhatian antara Syafa dan Abel.
Jangan tanya apakah Syafa tahu tentang Langit dan Abel? Tentu saja. Syafa tahu semuanya tentang Langit. Walau tak dapat dipungkiri jika Syafa mencemburuinya. Cemburu itu hal wajar bukan? Asal cemburu pada orang yang sepantasnya dicemburui jangan cemburu pada orang yang belum menjadi siapa-siapa didalam hidup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] [WAJIB SPAM KOMEN, MINIMAL 10 KOMEN UNTUK 1 ORANG DALAM 1 PART] [WAJIB KLIK BINTANG DIPOJOK KIRI BAWAH] *** LANGIT Ada 3 ketakutan Langit di dunia : 1. Identitasnya terungkap sebagai k...