Sepuluh: Shei Sakit, Kakak!

40.5K 2.6K 57
                                    





But all I really know
You're where I wanna go
The part of me that's you will never die

Always remember us this way - Lady Gaga






Sheila pulang dengan seragam yang basah kuyup akibat diguyur hujan deras.

Untungnya sesaat sebelum ponsel Sheila keh habisan baterai, ia sempat memesan ojek online untuk mengantarnya ke rumah. Tapi sayangnya, ojek online itu tidak menyediakan fasilitas untuk menghindari hujan sehingga mau tak mau Sheila pulang hujan-hujanan.

Raya langsung histeris mendekati Sheila yang sedari tadi hanya berdiri di depan mansion tanpa ada niatan untuk masuk.

"Sayang... kok basah kuyup gini? Kamu hujan-hujanan? Hem?"

Sheila mendengus sebal dan memakai handuk yang mamanya bawa, "Ma, kak Raka mana?"

"Kak Raka? Lho? Bukannya sama kamu yaa?"
tanya Raya dengan heran.

Haaah... anak cowoknya yang satu itu  enggak  bilang sama sekali mau kemana. Memang si Raka itu paling bandel dan paling sering bikin khawatir. Raya jadi pusing sendiri.

"Maa,"

Lamunan Raya buyar saat mendengar suara putrinya yang bergetar.

"Kenapa sayang?"

Mendengar lirihan Sheila, Raya refleks bertanya dan langsung menggiring putrinya untuk berganti baju di kamar. Raya menyadari bahwa anaknya sangat kedinginan.

Setelah mandi dan berganti baju, Sheila hanya meringkuk di kasur ditemani selimut dan teh hangat di mejanya yang baru saja dibuatkan oleh maid.

Memang tubuh Sheila ini punya imun yang buruk, sekalinya kena hujan, Sheila langsung sakit. Makannya pas dulu, Sheila sebisa mungkin selalu menghindari hujan karena kalau ia sakit tidak ada yang bersedia mengurus dia.

Sheila semakin meringkuk di pojok kasur setelah tadi mematikan ac. Tubuhnya terasa panas dengan cepat. Kepala pusing seperti ditarik kuat sekali. Sheila merutuk kecil,

Kenapa juga ia jadi selemah ini?

***

Suara omelan Raya terdengar memekakkan menyambut Raka yang pulang dengan senyuman tanpa rasa bersalah.

Raka sendiri langsung menyerapahi dirinya yang bisa-bisanya melupakan adik bungsunya setelah mendengar omelan Raya.

"Kamu tuh ya... makannya jangan game mulu yang dipikirkan! Tadi hujan deres banget tau enggak? Adik kamu kehujanan nungguin kamu!"

"Kalo Lia sakit bagaimana? Dia tadi sudah pucat banget! Kebayang  enggak  Lia nungguin kamu berapa lama?"

"Hihh... mama bilang juga apa Raka! Sesibuk apapun kamu, Ponsel tetap aktif, sekarang kita punya prioritas!"

Raya terus-terusan mengomel hingga seluruh anggota keluarga satu persatu datang.

Azra yang pertama kali pulang dan melihat Raya sedang mengomeli Raka yang tengah menunduk.

"Kenapa mah?" Dengan senyuman lebar, Azra merangkul mamanya yang langsung dibalas pelototan. Raka menatap Abangnya dengan perasaan yang campur aduk.

Antara kesal dan takut kena marah.

Iya, kesal karena menurut cerita mamanya tadi, Sheila sudah menghubungi ketiga Kakak lainnya bahkan Papa. Tapi tak ada satu pun yang mengangkat.

Our Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang