Berlataran di Venesia-italia. Kehidupan seorang gadis berparas cantik yang tiba tiba berubah menjadi absurd sejak pertemuannya dengan casimiro malaquias, seorang pria yang memiliki kepribadian ganda. Yang tidak segan segan membunuh siapapun yang ing...
Dimohon kerja samanya untuk menvote cerita ini Dan komen. Jangan jadi silence reader. Satu vote dari kalian sangat berharga buat author. Selamat membaca.
Halloo, jika ingin lebih dekat dengan author ayo masuk ke chanel wa saya, berbagi tentang update terbaru cerita² saya. Atau bisa scan qr di bawah ya.
Seorang gadis cantik sedang berkaca di depan cermin, ia mengunakan pakaian klasik tapi terkesan santai dan mengunakan topi palet seperti pelukis, dan yah dia adalah seorang pelukis. Kisah ini berlatar di venice italia.
Biasanya ia akan pergi ketaman dekat perkarangan bunga matahari, pada hari sabtu sore. Tempat paling nyaman untuk bersantai dan melukis, hanya beberapa orang saja yang tau akan tempat ini.
Gadis ini bernama Haisly Elthia Gloretha yang artinya kebajikan dan kejayaan. Seperti arti namanya dia adalah gadis manis yang memiliki senyum indah. Haisly adalah gadis SMA, dan SMA nya termasuk populer di ibukotanya, ia masuk ke sekolah itu karena kepintaranya, gadis berlesung pipit dan memiliki gigi ginsul ini adalah tripikal orang yang murah senyum dan ceria. Sifatnya juga mirip seperti anak kecil terkadanghahahaha.
Selesai ia membereskan semua peralatan lukisnya, lalu ia pergi menuju taman itu, sesekali suara nyayian keluar dari bibir mungilnya, dan tak lupa ia sesekali melompat kecil.
Sesampai di taman ia duduk di bawa pohon besar dan duduk dengan kursi yang biasa ia simpan di dalam rumah pohon. Rumah pohon itu tepat di tempat yg ia dudukin. Haisly juga tidak tau siapa pemilik rumah pohon ini karena tidak ada tanda tanda pemilik rumah ini datang. rumah pohon ini tidak ada yang tau pasti siapa pemiliknya, hanya saja Haisly berinisiatif untuk mengurus rumah pohon ini sampai pemilik rumah datang.
Awal mulai gadis ceria ini bertemu dengan pria berusia 25 tahun, memiliki kepribadian ganda. Dan siapa sangkah mereka menjadi akrab karena pertemuan ini.
Senja tiba dengan cahaya jingga nya yang dengan malu malu menujukan diri, Haisly sedang membereskan semua peralatan lukisnya, dengan terampil menyusun semua barang barangnya di dalam tempat penyimpanan barang yang cukup besar di ujung ruangan. Saat ia membalikan badannya alangkah terkejutnya, mendapatinya seorang pria tinggi yang bersandar di daun pintu.
"Siapa ya?" ujar Haisly, alisnya bertaut sama dengan halnya pria itu, "kamu yang siapa? Ini rumah pohon punya saya."
"Ooo gitu, maaf saya pakai buat ngelukis, saya kira udah ga di tempatin," jawab Haisly sembari tersenyum kecil, gadis itu merasa tidak enakan sekarang.
"Tidak apa, selagi di urus jadi rapi gini saya ga keberatan."
"Terimakasih."
Pria itu berkeliling menyelusuri setiap sudut rumah pohon ini. Lalu berdiri tepat di depan gadis itu, membuatnya berjalan mundur beberapa langkah.
"Lukisannya pada bagus, saya suka."
"I-iya Terimakasih."
"Sebagai ucapan terimakasih telah merawat rumah pohon ini, saya traktir makan, kamu mau makan di mana?"
"Tidak usah repot repot kok, saya sudah senang di bolehin rumah pohonnya jadi tempat lukis saya."
"Tidak apa, saya tidak menerima penolakan, lagi pula ini bukan permintaan."
"Iya, saya ikut aja."
Pria itu terlebih dahulu turun, lalu di ikutin oleh Haisly di belakangnya. Dengan hati hati gadis itu turun ada beberapa bagian tangga yang sudah rapuh, juga tanpa sepengetahuan Haisly pria itu dengan sigap menjaga dari belakang takut sewaktu waktu gadis kecil ini terjatuh.
Haisly melihat pria itu telah menunggunya di depan mobil lamborghini miliknya. Pintu telah terbuka, pria itu mempersilakan masuk ke dalam.
Mereka datang ke salah satu restoran yang berada di pusat kota, bergaya glamor dan minimalis bercampur dengan indahnya. Pria di sampingnya turun lalu membukan pintu untuknya, tanggan pria itu terulur, Haisly menyambut uluran tanggannya, dan memudahkannya untuk turun. Keduanya berjalan masuk, mobil miliknya di antar ke basement oleh staff resto.
Pria itu memilih duduk di ujung ruangan bertepatan dekat dengan banyak flora cantik di samping kanannya. Keduanya melihat menu dan memesan makanan yang diinginkan.
"Terimakasih atas traktirannya."
"My pleasure, prety," balas pria itu dengan suara rendah, membuat bulu kuduk gadis itu sedikit terangkat.
Pesanan datang lalu keduanya makan dengan hikmat tidak ada suara yang keluar dari keduanya, hanya terdengar bunyi sendok dan garpu beserta melodi indah yang terdengar dengan jelas dari band yang tampil pada malam hari ini.
Pukul menujukan jam 8 malam, pria itu mengantarkan kembali haisly ke kediamannya dengan selamat, tak lupa berterima kasih lagi, namun ia lupa menanyakan siapa namanya.
____________________ Hari berganti, musim juga berganti menjadi musim gugur, hari ini sekolah lea pulang lebih awal, tidak ada hal spesial hanya saja pembelajaran di akhir kosong jadi gadis itu memutuskan untuk pulang. Pukul menujukan jam 2 siang, Haisly memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju rumahnya. Suasana siang ini tidak terlalu cerah sedikit berawan juga berangin. Di perjalanan pulangnya, ia mampir kebeberapa tempat seperti toko buku, perpustakaan, juga toko barang lama, toko usang yang sepi hanya ada beberapa orang saja yang keluar dari pintu kayu. Tokoh ini bergaya vintage.
Haisly membuka pintu kayu itu disaat bersamaan terdengar bunyi lonceng kecil yang terletak di atas pintu. Ia masuk lalu melihat sekitar, matanya tertuju pada sebuah benda usang yang telah termakan waktu. Namun fisiknya masih bagus. Juga ada piring hitam yang berbalut dengan cover lama. Lain waktu ia akan membelinya, haisly keluar dari tokoh dan melanjutkan perjalanannya.
Di depan halaman rumahnya terlihat ada 2 mobil mewah yang terparkir di halaman rumahnya. Ia bingung sekaligus penasaran, siapa tamu yang datang ke rumahnya.
Ia masuk ke dalam rumah mendapatin ada papa dan mamanya juga 1 keluarga yang saling berbincang satu sama lain. Haisly berpikir bahwa mereka tidak menyadarin kehadirannya, perlahan melangkah kan kakinya, baru beberapa langkah, mamanya memanggilnya.
"Haisly, kemari nak," gadis itu mendekat dan berdiri tepat di samping sofa, ia tersenyum tipis. "Perkenalkan keluarga Malaquias rekan kerja mama dan sekaligus Esmeralda adalah sahabat mama."
"Salam kenal gadis manis," ujar wanita berusia 38 tahun yang tampil cantik dan modern. Haisly terseyum tipis dengan anggunnya.
"Perkenalkan saya Haisly, saya sangat senang berkenalan dengan Tuan dan Nyoya".
"Kami juga sangat senang berkenalan dengan mu," kali ini tuan Eberardo membuka suara.
"Duduklah haisly," pintah mama Haisly.
Haisly mendudukan dirinya di sofa kosong yang terletak di tengah-tengah. Mereka bertukar cerita seputar tumbuh kembangnya, gadis itu tidak henti tersenyum, merasa nyaman dengan topik pembicaraan ini.
Dari arah pintu terlihat seorang pria tinggi tengah berjalan menuju mereka, tanggan kanannya memengang jas hitam miliknya dan tanggan lainnya di letak di dalam saku. Pria itu berdiri tepat di hadapan mereka, seutas senyum kecil terbit di bibirnya.
"Maaf atas keterlambatan saya."
T
B
C
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.