prolog

2.1K 67 10
                                    

Seorang gadis cantik sedang berkaca di depan cermin,ia mengunakan pakaian klasik tapi terkesan santai, dan mengunakan topi palet seperti pelukis, dan yah dia adalah seorang pelukis. Kisah ini berlatar di venice italia.

Tepat pada jam 16.00 di hari sabtu,biasanya ia akan pergi ketaman dekat perkarangan bunga matahari. Tempat paling nyaman untuk bersantai dan melukis, hanya beberapa orang saja yang tau akan tempat ini.

Gadis ini bernama haisly elthia gloretha yang artinya kebajikan dan kejayaan. Seperti arti namanya dia adalah gadis manis yang memiliki senyum indah. Haisly adalah gadis SMA , dan SMA nya termasuk populer di ibukotanya , ia masuk ke sekolah itu karena kepintaranya, gadis berlesung pipit dan memiliki gigi ginsul ini adalah tripikal orang yang murah senyum dan ceria. Sifatnya juga mirip seperti anak kecil terkadang hahahaha.

Selesai ia membereskan semua peralatan lukisnya ,lalu ia pergi menuju taman itu, sesekali suara nyayian keluar dari bibir mungilnya, dan tak lupa ia sesekali melompat kecil.

Sesampai di taman ia duduk di bawa pohon besar dan duduk dengan kursi yang biasa ia simpan di dlm rumah pohon. Rumah pohon itu tepat di tempat yg ia dudukin. Haisly juga tidak tau siapa pemilik rumah pohon ini karena tidak ada tanda tanda pemilik rumah ini datang. rumah pohon ini tidak ada yang tau pasti siapa pemiliknya, hanya saja Haisly berinisiatif untuk mengurus rumah pohon ini sampai pemilik rumah datang.

Awal mulai gadis ceria ini bertemu dengan pria berusia 25 tahun, memiliki kepribadian ganda. Dan siapa sangkah mereka menjadi akrab karena pertemuan ini.

Senja tiba dengan cahaya jingga nya yang dengan malu malu menujukan diri, haisly sedang membereskan semua peralatan lukisnya, dengan terampil menyusun semua barang barangnya di dalam tempat penyimpanan barang yang cukup besar di ujung ruangan. Saat ia membalikan badannya alangkah terkejutnya, mendapatinya seorang pria tinggi yang bersandar di daun pintu.

" siapa ya?". Ujar haisly, alisnya bertaut satu sama lain dan pria itu menunjukan ekspresi yang sama. " kamu yang siapa? Ini rumah pohon punya saya".

" ooo gitu, maaf saya pakai buat ngelukis, saya kira udah ga di tempatin". Jawab haisly sembari tersenyum kecil, gadis itu merasa tidak enakan sekarang

" tidak apa, selagi di urus jadi rapi gini saya ga keberatan".

"Terimakasih".

Pria itu berkeliling menyelusuri setiap sudut rumah pohon ini. Lalu berdiri tepat di depan gadis itu,membuatnya berjalan mundur beberapa langkah.

"Lukisannya pada bagus ,saya suka".

"I-iya Terimakasih".

" sebagai ucapan terimakasih telah merawat rumah pohon ini, saya traktir makan, kamu mau makan di mana?".

"Tidak usah repot repot kok , saya sudah senang di bolehin rumah pohonnya jadi tempat lukis saya".

"Tidak apa, saya tidak menerima penolakan, lagi pula ini bukan permintaan"

" iya, saya ikut aja".

Pria itu terlebih dahulu turun, lalu di ikutin oleh haisly di belakangnya. Dengan hati hati gadis itu turun ada beberapa bagian tanggan yang sudah rapuh, juga tanpa sepengetahuan haisly pria itu dengan sigap menjaga dari belakang takut sewaktu waktu gadis kecil ini terjatuh.

Haisly melihat pria itu telah menunggunya di depan mobil lamborghini miliknya. Pintu telah terbuka, pria itu mempersilakan masuk ke dalam.

Mereka datang ke salah satu restoran yang berada di pusat kota, bergaya glamor dan minimalis bercampur dengan indahnya. Pria di sampingnya turun lalu membukan pintu untuknya, tanggan pria itu terulur, haisly menyambut uluran tanggannya, dan memudahkannya untuk turun. Keduanya berjalan masuk, mobil miliknya di antar ke basement oleh staff resto.

bane Pneu'ma.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang