6.Maaf Paa..

31 15 2
                                    

"Baiklah, mohon kerjasamanya ya pak Reyhan."

"Baik Bu, saya akan usahakan."

"Dan kamu Tari ingat jangan sampai telat lagi!"

Tari berdiri setelah sedari tadi duduk, "Iya Bu, saya minta maaf." Tari menunduk tidak berani menatap Bu Siska karena didepan ada Papanya. Toh dia jadi merasa bersalah.

"Kok, Andre masih disitu, bukannya? Saya sudah mengizinkan kamu masuk kelas?"

Andre tersenyum dan berjalan ke arah Bu Siska. "Saya mau menjelaskan alasan yang sebenarnya Bu, Saya nggak habis pacaran tapi kami berdua."
Ekor mata Andre melirik Tari.

"Habis kecelakaan Bu, saya naik motor sambil main hp dan karena kecerobohan saya, saya menabrak Tari yang sedang menyebrang."

"Kalau Ibu nggak percaya, bisa lihat baju kami berdua sedikit kotor dan lihat luka di kaki saya Bu." Andre menunjukan luka memar di lututnya.

"Jadi Tari benar, kalian habis kecelakaan? Dan kaki kalian benar benar sakit?"

Pertanyaaan Bu Siska langsung diangguki mereka berdua dengan kompak, jika diperhatikan memang baju mereka kotor.

"Maaf saya kira Tari berbohong."

Reyhan beralih melihat Tari yang diam tertunduk, berjalan ke arah putrinya melihat lengan baju yang benar memang kotor. Perasaan cemas mulai menyelimuti dirinya.

"Sayang, kenapa kamu nggak cerita atau telpon papa kalau kamu kecelakaan?"

Lihat Reyhan begitu cemas, dia melihat tubuh anaknya dari atas sampai bawah sambil mencari tubuh mana yang sakit.

"Mana yang sakit sayang, mari papa antar ke rumah sakit, papa khawatir kalau kamu kenapa napa, dan kenapa kamu nggak hubungin papa?" Tanya Reyhan cemas.

"Aku nggak mau repotin papa, papa kan lagi kerja."

"Tar, mau serepot apapun. Bagi papa, kamu lebih penting."

Bibir Tari terkantup, tenggorokan tercekat dan mata memanas. Ucapan Reyhan terdengar sangat tulus. Ingin sekali dia menangis bahkan berhambur memeluk papanya.

"Maaf pah." Bibir Tari mulai bergetar.

"Nggak, kamu nggak salah, ini salah papa seharusnya papa yang minta maaf, karena papa belum bisa jadi ayah terbaik buat kamu."

"Papa." Akhirnya air mata yang Tari bendung sekarang keluar deras dan berhambur memeluk Reyhan.

Tari memejamkan mata agar air matanya lebih mudah lolos.

"Pah, Maafin Aku ya. Aku belum bisa berhasil jadi anak yang baik buat papa dan mama."

Tari memeluk papanya erat.

"Nggak sayang, menurut Papa kamu itu sudah menjadi yang terbaik dihati papa, dan papa sayang banget sama kamu."

"Aku juga sayang sama papa." Kini Reyhan mengecup dahi Tari lama. Setelah itu menghapus air mata putri manisnya.

Bu Siska tersenyum haru melihat mereka berdua, tanpa sadar ikut menangis melihat seorang anak dan Ayah yang saling menyayangi. Andre pun ikut menangis haru melihat mereka.

Btari Indraswari ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang