1.Hanya Mencintaimu

94 23 11
                                    

"Wanita mampu memendam perasaan cinta selama 40 tahun, tetapi tidak mampu memendam rasa cemburu walau sesaat."
-Ali bin Abi Thalib-

🕊️🕊️🕊️


"Sudahlah nggak ada yang pernah benar dari aku, mas selalu saja menganggap sudut pandang aku salah dan mas yang paling benar."

"Aku nggak ngerti sama kamu, kenapa bisa bisanya kamu tega sama aku mas."

"Tapi kamu salah, mas nggak pernah mandang kamu salah dan kejadian tadi tidak seperti yang kamu lihat."

"Itu hanya salah paham." Imbuh Reyhan mencoba meyakinkan.

"Tapi faktanya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri mas peluk dia, mas masih cinta sama dia?"

"Iya? Sudahlah mas kalau mas emang masih cinta sama dia, dasar suami tidak tahu diri kamu mas."

"Apa kamu bilang?"

"Mau nampar? Ayo tampar aja biar kamu puas mas!"

"Kaka takut." Teriak si kecil.

•••

Tari seketika kaget mendengar teriakan Nafis adiknya dari luar. Dia mulai menuruni ranjang dan melihat bagaimana keadaan diluar yang sudah dia pastian dalam keadaan penuh amarah satu sama lain, sering sekali mereka melakukan hal yang membuat Tari takut, jika perceraian semakin dekat.

"Kaka Nafis takut." Gadis berumur sekitar 5 tahun itu lari dan berhambur memeluk Tari. Lalu Dia menangis dan berdiri dibelakang Tari, tubuhnya sedikit gemetar saat tari menyentuh bahunya.

"Kaka disini sayang, jangan takut ya!" Tari berjongkok mengimbangi tinggi badan Nafis yang masih tampak ketakutan, tari berdiri dan melihat kedua orangtuanya.

"Mah pah, apa kalian tidak bisa sehari aja nggak ribut?"

"Lihat Nafis! Dia masih kecil, apa kalian tidak kasihan?"

Reyhan dan Renata sontak menatap Tari yang berbicara dengan suara lantang dan tegas tanpa ragu. Lalu melihat Nafis yang berdiri dibelakang Tari menyembunyikan rasa takut, enggan melihat kedua orangtuanya.

"Sudahlah anak kecil nggak usah ikut campur." Kata Renata pelan.

"Sampai kapan mah, aku dianggap kaya anak kecil sama papa mama, tolong mah pah, tolong hentikan semua ini, aku nggak suka kalian ribut, tolong pah mah aku mohon."
Pinta Tari tulus menangkupkan tangan sambil melihat Renata dan Reyhan bergantian.

Dalam hati Reyhan tidak tega melihat Tari terus memohon seperti sekarang ini, luka yang pernah Reyhan dan Renata sudah cukup membuat hati Tari begitu terluka.

"Bagaimana Papa tega lihat kamu jualan tiap hari sampai kamu telat sekolah Tar? Papa mana yang tega anaknya kesusahan, dan lihat Mamamu malah menyuruh hal itu."

Kata Rayhan berusaha mengalihkan topik karena tidak mungkin dia menceritakan alasan mereka ribut malam malam begini.

"Memangnya kenapa hah? Toh setelah dia lulus dia juga kerja kan?"
Tidak mau kalah Renata tersenyum miring menatap sinis ke arah Reyhan.

Tatapan heran Reyhan berikan, dia tidak tahu jalan pikiran istrinya itu bagaimana, sekolah dan bekerja itu ada saat dan masanya masing masing.

Btari Indraswari ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang