12.Ketulusan Cinta Hani

29 13 6
                                    

"Wah, sepertinya saya kedatangan tamu spesial."

Sapa pria memakai kemeja kantor, berjalan menemui Reyhan atasannya yang cukup mengejutkan Riva karena tidak mengabari akan kembali bekerja.

Mereka bersalaman dan Riva mempersilahkan atasannya untuk duduk dikursi kebesarannya. Reyhan hanya tersenyum lalu menyuruh Riva untuk berbicang dengannya di sofa dekat jendela sambil menikmati indahnya pemandangan kota.

"Saya benar benar senang akhirnya pak Reyhan kembali juga."

Reyhan tersenyum, "Karena setelah dipikir pikir saya seperti pria pengecut yang pergi karena masalah sepele ini."

"Saya sangat senang mendengarnya pak Reyhan."

"Oh iya, saya nggak merepotkan kamu kan? Semua lancar kan? Nggak ada masalah atau kendala?"

"Alhamdulillah semuanya lancar, tapi ngomong ngomong pak Reyhan sudah benar benar pulang ke rumah kan?"

Reyahn menunduk, sejenak mengela napas sebelum melihat lawan bicara. "saya belum bisa pulang ke rumah, mengingat Renata yang sepertinya tidak pernah mencari saya."

Riva menepuk pundak Reyhan sekilas. "Yang sabar ya Pak Reyhan, saya tahu apa yang bapak rasakan. Walaupun Bu Renata tidak mencari tapi setidaknya, Tari berusaha keras mencari Pak Reyhan sampai ke sini."

"Kapan? Dia datang?"

"Beberapa minggu lalu dia datang, dan menanyakan keberadaan Pak Reyhan. Tari terlihat sangat sedih terlihat dari sorot matanya yang berkaca kaca."

Hatinya sedikit tersentak merasa sudah melukai hati Tari. Nyatanya anak pertamanya itu sampai mencari di kantor, jadi benar apa kata Siti. Tari sangat menghawatirkan dirinya sekarang. Sedang apa sekarang dia di rumah, ingin sekali pulang. Tapi ego diri menguasai hati.

"Saya sedih pak melihat dia sedih, apa pak Reyhan bisa pulang? Demi tari?"

Reyhan tersenyum mengusir rasa sedih, "Sepertinya kamu sangat mencintai anak saya sampai bisa merasakan apa yang anak saya rasakan."

Riva tertunduk malu. Ya dia memang anti melihat orang tercinta sedih terluka.

"Sudahlah, kamu nggak usah khawatir dia akan baik baik saja."
Ucapnya sedikit menenangkan Riva sambil menepuk pundak Riva.

Tok tok tok

"Silahkan masuk."

"Maaf pak mengganggu, ada seseorang yang ingin bertemu dengan pak Reyhan."

"Silahkan suruh saja dia masuk."

"Baiklah pak saya permisi."

Tatapan Reyhan berubah menjadi datar saat Perempuan yang dulu sangat dia cintai datang menemuinya dan sekarang berjalan menemuinya.
Reyhan berdiri begitu juga Riva yang sama terkejutnya.

"Mau apa kamu kesini?"
Tanya Reyhan datar dan ketus.

Hani tersenyum sambil memainkan beberapa helai rambut, ingin menggoda Reyhan dengan wajah cantiknya. Bukan tergoda pria yang paling dia cintai lebih memilih melihat pemandangan lain daripada melihat wajah cantik Hani.

Tidak mau menggangu urusan Reyhan dan juga Hani, Riva memilih untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Aku kan rindu sama kamu, jadi ya aku kesini. Dan aku seneng banget kamu sudah balik lagi ke kantor, kemana aja kamu selama ini, aku benar benar khawatir mas sama kamu."

Hani merentangkan tangan dan hendak memeluk, segera Reyhan mundur dan menepis tangan Hana. "Maaf, saya bukan pria murahan yang mau dipeluk begitu saja."

Btari Indraswari ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang