chap 4

15 3 0
                                    


______________________________________

R to R
______________________________________






































21 September 2019
Pertemuan pertama disekolah
(kelas sepuluh)

Saat itu Ryujin masih duduk dibangku kelas sepuluh, itu kali pertamanya bertemu dengan Renjun yang ketika masih kelas tiga. Awalnya semua baik-baik saja karena gadis itu merasa kakaknya ada bersama diriny namun pada kenyataannya ia lupa jikalau sang kakak akan segera melepas masa SMA-nya, pada saat itu covid belum menyebar separah tahun-tahun mendatang. Sekolah masih aktif menjalankan kegiatan belajar secara langsung, Renjun saat itu menjabat sebagai ketua osis dan Ryujin hanya anggota baru yang belum aktif: tetapi namanya sudah dikenal sebagai anggota inti osis.

Siang itu ketika dikoridor sekolah Ryujin melewati lapang basket yang lagi ramai, banyak banget pembicaraan tak langsung para siswa sepanjang dikoridor sekolah mengenai anak-anak yang ada digrup kakaknya. Gak hanya itu ada beberapa di antara mereka juga yang memiliki ke dekatan terhadap anak grup itu, tadinya Ryujin gak terlalu pusing memikirkan pada sampai akhirnya sebuah sepatu melayang melukai kepalanya. Renjun merasa bersalah karena ia yang telah melakukannya jadi ia bergegas membawanya ke unit kesehatan; pada hari itu kecemasan sang pemuda membuat gadis tersebut berpikir dua kali tentang persepsinya saat dilorong sekolah.

Mereka berteman selayaknya adik kelas ke kakak kelas, namun pernyataan cewek dan cowok gak dapat menjalin persahabatan dipatahkan dengan perasaan yang tumbuh di antara keduanya. Kala itu Renjun menyatakan rasa sukanya terhadap Ryujin dan begitupun sebaliknya, akan tetapi karena sikap over keluarganya terhadap kisah asmaranya membuat Renjun berpikir lagi untuk menjalin hubungan. Bukan karena keluarganya tau, mostly hubungan itu hanya diketahui oleh Maraka saja.

Ryujin lagi belajar saat ini tiba-tiba pikirannya memikirkan tentang awal pertemuan mereka, gadis itu tersenyum samar namun dapat dilihat oleh sang mami. Beberapa hari berada di rumah sakit membuat perempuan baya itu gak lagi memiliki tenaga yang cukup: kala itu hanya ada dirinya dan para dokter residen yang baru itulah mengapa dirinya dapat beristirahat di rumah. "Kamu kenapa sih?" tanya mami heran.

"Mi, masa Mima bilang aku beruntung punya kakak banyak. Tapi kayanya musibah deh, benar gak sih?" Ryujin menjawab pertanyaan mami dengan hal serupa itu membuat perempuan tua itu merasa aneh dengan sikap putrinya sendiri.

Mami hanya menghela napas panjang lalu meletakkan buah di meja, peempuan tua itu hanya menatap jenaka putrinya, "yang dibilang Mima gak salah juga. Kan jadi banyak yang jagain." ucap perempuan itu. Ryujin gak paham lagi kenapa juga dirinya harus mengeluhkan penderitaannya pada sang ibu, lalu satu hal yang gak ia mengerti bagaimana bisa Yemima berpikir gadis itu bahagia memiliki kakak banyak.

Hari ini Ryujin dan sang ibu berencana akan pergi menemukan kerabat mereka tak hanya itu maminya juga bakal mengajak anak perempuannya pergi ke sebuah acara penting. "Tapi 'kan mi gak seharusnya Mima bilang gitu. Dia juga punya kakak." dengus anak perempuan itu yang terlihat sebal akan pembahasannya, mami terkekeh mendengar keluhan putri lalu kemudian memeluknya hangat.

Renjun menghela napas panjang ayahnya mungkin akan marah jika tau dirinya masih suka berada ditongkrong anak-anak Dream1ne tetapi hanya ada satu alasan bagi cowok itu untuk tetap stay di sana. "Gua gak suka sama sikap kakak loe yang terlalu over, gak betah. Makanya gue udah gak sayang sama loe." gumam cowok berdarah china itu yang sayangnya terdengar oleh Maraka: seperti tertusuk ribuan pisau saat Renjun mengatakan hal itu, bohong Renjun tidak menyanginya.

Maraka tertawa sinis saat tau perilaku adik tingkatnya seperti ini, Renjun dan Haekal memang berteman tetapi ada perbedaan besar antara adik laki-lakinya dengan temannya. "Lantas kenapa kalo keluarga gue over? Kalian udah selesaikan? Apa mau balikan?" geram Maraka yang terkesan mengintimidasinya namun lelaki di hadapannya itu seakan tak takut sama sekali.

R to R

5 Juni 2020
Semester satu akhir
(Kelas sebelas)

Melangkah kakinya dengan santai saat sampai di depan kelas ia berharap di akhir semester ini semua akan berjalan baik-baik saja tanpa ada kendala apa pun dan dirinya bisa mengikuti semua mata pelajaran dengan baik. Lia dan Yemima sudah menunggunya di depan pintu kelas setelah beberapa bulan tak masuk kelas, akhirnya mereka bertemu lagi. Anak kelas tiga juga baru saja melakukan wisuda beberapa minggu lalu dan sekarang sekolah hanya dihuni kelas satu dan dua.

Umumnya sekolah melakukan aktivitas pada saat mendapatkan perintah ke sekolah saja namun kala itu Ryujin tetap datang meski tak ada siapa pun di sana. Lia dan Yemima memandangnya heran lalu menghela kesal pada saat keduanya berbicara tak ada yang di dengar, kedua perempuan ini malah membuatnya jadi lebih malas. "PTM gak ada faedahnya banget kalau yang cuma kita." gumam dari Lia.

"Berbanggalah wahai anak anoa."

Lagian mana ada yang mengajar kalau mereka saja datangnya siang. Padahal sudah jelas sekali kalau perintahnya ada masuk pagi. Hari itu Ryujin menyesal sudah datang untuk mengikuti kelas, hanya untuk seseorang seperti mereka berdua saja.

Sore hari itu ada dua perempuan sepasang ibu dan anak tengah makan di sebuah kafe, mereka dua berbicara dengan santai begitu tau apa yang ada di dalamnya membuat Ryujin jadi sangat penasaran sekali. Kehidupan dari new normal memang sangat berat tetapi membuatnya tidak bisa lepas dari masker di ibaratkan saja kalau masker ini adalah sebuah aib yang apabila dilepaskan orang akan menanggung malu.

Ryujin duduk dikursi dekat dengan jendela kafe pesanannya tak banyak karena alasan diet gadis itu tak mau terlalu makan banyak karbohidrat. Namun maminya tidak mau kalau putri bungsunya itu kekurangan gizi atau tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup padahal ia memang sengaja untuk mengurangi porsi makannya agar tidak terlalu kelihatan gemuk.

Mami menatapnya dengan senyum tersirat lalu kemudian menggenggam tangan putrinya erat. Rupanya selama mereka ada di dalam kafe tersebut sang mami sudah menunggu lama kedatangan ibu Renjun tanpa anak gadisnya tau, bukan berarti mereka bisa balikan lagi namun kedua perempuan tua itu gak tau kalau selama ini putra dan putri mereka menjalin hubungan. 
Tiba-tiba ponselnya berdering lalu menandakan nama yang tertera itu adalah mantannya tetapi kedua ibu-ibu yang ada di hadapannya itu jelas gak sadar kalau gadis yang sedang mereka bicarakan itu diam-diam mengangkat telepon dari seorang pemuda

Sang gadis langsung saja menjauh dari sana seraya memberikan kode kepada maminya bahwa ia akan mengangkat telepon dan tanpa banyak tanya sang mami menyetujui nya lalu kembali pada pembicaraan ibu-ibu kompleks.































Sibling Hwang wkwkwkw Goals banget kannnn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sibling Hwang wkwkwkw
Goals banget kannnn.....

_____________________________________

Continue....
_____________________________________

_____________________________________

Click ⭐ vote
commendnya 💬
_____________________________________

R To RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang