"Otak Terasi"

4 1 0
                                    

Azka: Ini kan hasilnya nol per nol.
Penyelesaiannya gimana? Nol bagi nol ya
nol. Ga ada jawabannya di abc.
Gilang: Ini pasti gurunya salah ngasih soal.
Harusnya jawabannya kan nol.
Arkan: lya benar! Guru bisa salah juga!
Devan: Guru macam apa yang ga bisa bikin
soal?
Azka: Guru juga manusia kali.

Gilang: Tapi guru kita bukan manusia.
Arkan: Terus apa?
Farel: Mak lampir.
Azka,Farel,Gilang,Arkan: BWAHAHAHAHAHA.
Vania yang mendengar keributan itu
menghela nafas panjang. Ketenangannya terganggu.
Vania: Bukan gurunya yang salah, kaliannya
yang terlalu bodoh.

Vania: Kalau hasilnya nol per nol berarti itu
tidak terdefinisi kan! Faktorkan persamaan
yang bisa difaktorkan lalu coret persamaan
yang sama. Hasilnya nanti dikalikan sesuai
angka X nya.
Kelima laki2 itu otomatis menoleh pada
Vania yang sedang menyusun buku di rak kedua dari mereka. la menatap Vania
bingung. Vania yang tidak mendengar apa
apa pun lagi akhirnya menoleh. la terkejut
saat menyadari dirinya di tatap semua laki2 itu.
Vania: Ngapain kalian natap gue gitu?!

Azka: Lo ngerti sama ini? Ini kan pelajaran semester 2 dan kita masih semester 1.
Vania: Kalian sendiri, kenapa bisa ngerjain itu
kalau itu pelajaran semester 2?
Gilang: Karena kami murid spesial. Kami biasanya di ajarin duluan di rumah sebelum di ajar di sekolah.
Vania: Maksudnya, kalian les berlima sama guru sekolah ini?

Mereka berlima mengangguk. Vania hanya diam, ia mengerti, Azka adalah cucu pemilik sekolah ini, tidak heran jika ia dan teman2nya diperlakukan secara spesial disini.
Farel:Ajarin kita dong...
Vania: Hah?! Gue?! Ogah banget.
Ucap Vania dan kembali melanjutkan
pekerjaannya. Vania terdiam, firasatnya mendadak tidak enak.

Dan benar saja, saat ia berbalik kembali kelima laki2 itu menatap dengan wajah memohon padanya, lebih tepatnya dengan wajah sok imut yang memohon.
" Ajarin kita please...."Pinta kelimanya. Vania terdiam saat
melihat cahaya yang entah dari mana
asalnya. Matanya silau menatap kelima
laki2 yang berwajah tampan itu.
Vania: Gue sibuk!

Ucapnya dan kembali menyibukkan
diri.
Farel: Nanti kita bantu bersih2 deh.
Vania langsung berbalik.
Vania: Benar ya!
Farel: Pasti.
Vania langsung berjalan menuju mereka berlima dan duduk di antara kelimanya.

Disana Vania mulai mengajari mereka
dengan sangat jelas dan rinci. Vania
menjelaskan mulai dari langkah awal
mengerjakan hingga penyelesaian
dengan mudah. Bahkan ia mengajarkan cara memfaktorkan seolah tengah mengajari anak SD.
Vania: Jadi kalau hasilnya nol per nol,
kalian harus memfaktorkan yang ini...
Setelah ketemu faktornya terus bisa
dicoret dengan yang bawahnya. Nah
kan sisa persamaan yang ini, terus
dikalikan sesuai dengan Lim x nya...

Ucap Vania. Keempat laki2 itu
mengangguk mengerti sambil menatap
buku yang di coret2 Raya. Kecuali Azka,
pria itu fokus pada wajah Vania yang
tengah mengajari teman2nya. Perlu
Azka akui, Vania memang manis, alis
tebal dan kulit putih gadis itu sangat
menarik untuk di lihat.
Azka kemudian mengalihkan
perhatiannya saat Vania dengan tiba2
menoleh padanya.

Azka: Anjirrr ternyata gampang banget, kenapa gue ga bisa kepikiran cara ini???
Farel: Lo ga punya otak soalnya.
Azka: Udahlah bro, kita semua itu sama.
Vania: Udah, sama sama otak udang jangan berantem.
Gilang: Hei kami itu bukan otak udang!
Vania: Terus?
Farel,Gilang,Arkan,Devan,Azka: 0tak terasi!!!

Complicated FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang