Asira mengusap sudut matanya menggunakan tisu, sangat hati-hati. Terkutuklah ia jika sampai air mata membuat eyeliner, blush on atau apapun nama perlengkapan kecantikan yang sekarang menempel tebal di wajahnya sampai luntur.
Tidak boleh. Haram hukumnya. Make up ini telah membantunya menyembunyikan wajah pucat dan kantung mata segelap gua akibat tidak tidur semalam dan lelah menangis. Sebuah prestasi yang dihasilkan dari akumulasi rasa patah hati.
Asira mengembuskan napas, terputus-putus. Sial, ia merasa seperti penderita asma akut hanya karena mendengar musik pengiring resepsi dari dalam ballroom hotel. Seharusnya ia pulang, membuat alasan apapun pada ibu dan keluaeganya ntuk enyah dari tempat ini. Namun, harga diri konyol yang kini lebih mirip aksi bunuh dirilah yang membuatnya bertahan. Tetap berada di acara pernikahan Elhasiq, cinta pertama, cinta satunya, patah hati dalam hidupnya.
"Pulanglah."
Asira langsung berbalik dan terkejut menemukan Elhasiq berdiri tak jauh darinya. Mengapa lelaki itu di sini? Bukankah seharusnya dia sedang tersenyum manis bersama pengantinnya di atas pelaminan?
Ia sengaja mencari udara segar dengan menuju bagian belakang gedung itu. Tempat terbuka adalah pilihan terbaik sebelum ia pingsan melihat senyum Elhasiq untuk istrinya. "Maaf?" Asira bangga bisa menemukan suranya, meski agak terlambat.
"Pulanglah, Sira."
"Kamu mengusirku? Begitu? Bibi akan marah jika tahu kamu menyuruh Adikmu ini pergi di acara bahagiamu."
"Bukan."
"Lalu kenapa?"
"Kamu tidak seharusnya di sini."
"Kenapa?"
"Kamu ... menyakiti diri sendiri."
Asira tercengang, sebelum gumpalan rasa malu dan sakit membuatnya mual dan muak. "Serius? Dan apa alasanmu bisa berpikir seperti itu?"
"Aku tahu apa yang ada di hatimu."
"Oh wow ... aku terkejut, tapi Elhasiq, gunakan ilmu sok tahumu pada orang lain. Sungguh, kamu terlihat konyol jika seperti ini."
"Pulanglah. "Elhasiq memperbaiki letak jasnya. "Tidak ada gunanya kamu pura-pura terlihat baik-baik saja."
Lalu lelaki itu pergi, meninggalkan Asira yang mengepalkan tangan. Gadis itu berbalik dnan mendongak menatap langit. Ibunya mengatakan bahwa saat kita jatuh cinta, langitpun bisa berubah menjadi merah muda, tapi kenapa di mata Asira sekarang semuanya terlihat suram dan buram, padahal dia jatuh cinta, setengah mati.
Love,
Rami
Komen dunk, wkwkkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Merah Muda
ChickLitDALAM PROSES PENERBITA (SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS) Kata ibunya, saat jatuh cinta, bahkan langitpun bisa berubah menjadi merah muda. Namun, tentu saja itu tetap menjadi bualan bagi Asira. Karena saat ia menyadari telah jatuh cinta pada Elhasiq--ker...