24

21.6K 4.2K 544
                                    

Tolong diingat, Langit Merah Muda dan Ruang itu  ditulis kisaran 1-1500 kata, nggak bakal lebih. Dan itu udah aku kasi tau di part penjelasan Ruang ( dan itu aturan bukan bercandaan). Jadi dari pada kalian ributin pendek pe part, lebih baik komenin isi cerita.


 Jadi dari pada kalian ributin pendek pe part, lebih baik komenin isi cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tante Retno tukang pipis 😂


Saat akhirnya beratatapan dengan Elhasiq, Asira hanya mampu meringis dan menunduk, hal yang sangat jarang dilakukan. Namun, ingatan tentang apa yang mereka lakukan dan hampir terjadi di rumah pribadi lelaki itu, tak bisa membuat Asira bersikap santai seperti biasanya.

"Paman bawakan hard file yang kemarin. Tadi tidak sempat di kampus." Pak Riyadi menyerahkan  berkas berisi daftar pengadaan buku yang akan diperiksa dan ditindaklanjuti Elhasiq yang beberapa hari lalu resmi menjabat sebagai kepala perpustakaan Univeristas.

Elhasiq menerima berkas dan membukanya, meneliti buku apa saja yang dibutuhkan fakultas yang dibawahi oleh pamanannya. "Tadinya, Paman bisa telepon saya saja. Biar saya yang ambil sendiri. Besok juga tidak apa-apa." Elhasiq merasa tidak enak karena Pak Riyadi sampai mengantar sendiri pekerjaan mereka.

"Tidak apa-apa. Ini toh sekalian jalan. Kebetulan Paman mau ajak Sira jalan-jalan."

Asira tersenyum lebar saat sang ayah merangkulnya. Ini adalah salah satu keuntungan menjadi anak tunggal dari orang tua yang hangat dan penyayang. Asira sejak kecil terbiasa dengan pertunjukkan kasih sayang orang tuanya. "Kita mau kencan. Iya kan, Yah?"

"Iya. Kencan yang berarti dia mau belanja banyak," timpal Pak Riyadi menggoda putrinya.

Elhasiq tersenyum melihat interaksi manis antara Asira dan Pak Riyadi. Diam-diam di dalam hatinya tumbuh rasa iri melihat hubungan dua orang itu. Sudah lama sekali hubungan Elhasiq berubah dengan kedua orang tuanya. Satu kesalahan yang ditimpakan padanya, membuat Elhasiq dipandang cacat tanpa bisa memperbaiki kembali.

"Aih, harusnya Ayah tuh billang makasi sama Sira."

"Memangnya kenapa?"

"Soalnya, Sira adalah anak yang penuh tanggung jawab."

"Ayah tahu."

"Nggak. Ayah salah paham."

"Maksudnya?"

"Sira itu punya beban moral buat bantu Ayah menghabiskan gaji. Masa iya gajinya ditabung buat beli tanah mulu. Kan kasian itu tukang cilok, cendol, martabak mesir sama oslhop-olshop yang Sira ikutin. Masa Sira cuma jadi follower, tapi nggak pernah beli-beli. Nanti Sira dikira nggak punya nurani. Iya kan?"

Elhasiq berusaha keras agar tidak tertawa terbahak-bahak. Wajah serius Asira berbanding terbalik dengan omongannya yang ngawur.

Pak Riyadi yang sudah terbiasa dengan logika terbalik sang putri, langsung mengeratkan rangkulan dan mencium kepala Asira dengan sayang. "Nak ...."

Langit Merah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang