Chapter 16

3.2K 349 38
                                    

HAPPY READING MINNA~

*

*

*

*

*

*

*

Malam yang begitu tenang dengan langit yang begitu gelap tak berbintang seakan-akan enggan menemani sang rembulan memberikan cahayanya pada dunia. Malam kelam dengan mendung yang menyelimuti suatu gedung, membuat siapapun yang melihatnya merasakan ketakutan dari lubuk yang paling dalam.

Sang raja Akatsuki telah sampai didunia manusia. Dunia yang sebenarnya tak ingin ia singgahi namun seseorang yang ia cari membuatnya tujuannya sampai disini. Sang raja tersenyum sinis melihat pemandangan kota dimalam hari. Lampu-lampu gedung serta kendaraan yang berlalu lalang membuat pemandangan kota tersebut tampak indah bila dilihat dari atas gedung.

Sang raja datang ke dunia manusia melalui portal Dunia Hitam yang posisinya berada diatas gedung tertinggi. Menatap kebawah, kearah manusia yang berlalu-lalang. Ya, manusia. Begitulah sebutannya. Makhluk yang paling serakah. Tak akan pernah ada rasa puas dalam meraih sesuatu meskipun sudah banyak yang dimiliki namun rasa nagih yang terus ada dan ada lagi tiada henti. Mampu menyebabkan perang disana disini. Merasa saat ini menghirup udara yang sama dengan makhluk rendahan baginya itu sudah cukup membuat sang raja itu kesal.

"Obito !" Suara tegas nan menakutkan sang raja memanggil tangan kanannya.

"Ha'i, yang mulia." Sahut Obito yang membungkukkan badan dibelakang sang raja.

"Dia..." Sang raja menggantung kalimatnya. "Rubah itu. Dia menyembunyikan keberadaannya."

"Benar sekali, yang mulia. Rubah itu sangat pintar. Ia menyadari dirinya akan dicari, maka ia menyembunyikan aura serta wangi nya."

Sang raja memejamkan mata lalu terkekeh. Ia kembali membuka mata lalu berkata. "Wangi heh. Ya kau benar. Wangi nya yang takkan pernah bisa kulupakan. Wangi yang menggugah birahi siapapun yang mencium baunya. Tak ku sangka, hari dimana aku menyadari auranya, disaat itu juga ia langsung menolakku. Tak bisa dimaafkan. Sampai kapanpun, kemanapun, kau akan kucari dan takkan kulepaskan." Mata hitam sang raja berubah merah dengan lingkaran yang berbentuk tiga koma hitam.

Obito sang tangan kanan hanya diam.

"Tunggulah aku, kitsune ku sayang."

* * *

Menurut ramalan cuaca, kota Konoha akan bercuaca cerah beberapa hari kedepan. Begitulah informasi yang Sasuke terima dari televisi yang ditontonnya. Tapi yang anehnya, kenapa tadi malam saat dirinya pulang kerja, ia melihat ada awan mendung. Dan herannya lagi, hanya ada diatas gedung. Seakan-akan mendung pun bisa milih-milih mau dimana ia berlabuh.

Bosan menonton, Sasuke mematikan televisinya lalu beranjak ke kamar hendak melihat keadaan Naruto.

Dan betapa terkejutnya ia ketika tak mendapati pujaan hatinya diatas ranjang seperti biasa. Tak peduli lagi dengan marga yang disandangnya, tak peduli lagi dengan image dingin yang melekat padanya. Sasuke pun panik tak karuan sambil teriak-teriak memanggil Naruto.

"Narutoooo !"

"Apa sih berisik amat." Bukan Naruto yang ketemu, justru sang kakak yang menyahut panggilannya. Sang kakak berkacak pinggang dengan apron yang terpasang ditubuhnya dan spatula berada ditangan. Ia yang sedang menyiapkan sarapan pagi merasa terganggu dengan teriakan Sasuke yang menurutnya lebay. Sasuke itu tak pernah berteriak sebelumnya. Wajar Itachi mengira Sasuke itu lebay.

I Don't Care (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang