Chapter 8

5.6K 573 42
                                    

Happy Reading Minna~

*

*

*

*

*

*

*

“Serahkan tubuhmu padaku.”

Pain, selaku ketua geng itu menyeringai senang ketika mengatakan itu. Ia mengayun-ayunkan tas yang dipegangnya kesana kemari terlihat sengaja bermain-main untuk memancing Naruto agar mau menurutinya.

“Tubuh ?”

“Iya. Kau mengerti maksudku 'kan. Yaa bersenang-senang.” Terdengar suara tawa anak buah Pain menggema di pabrik itu.

“Kalau Naru gak mau ?” Naruto menolak.

Pain dan seluruh anak buahnya tertawa. “Kalau kau tidak mau ya tas ini tak kembali. Kau 'kan tau sendiri kalau anak buahku sudah capek-capek mendapatkan ini dan kau ingin aku mengembalikannya secara cuma-cuma ? Hahaha jangan konyol. Sesuatu itu harus ada imbalannya.” Pain melemparkan tas itu pada anak buah yang ada disebelahnya yang giginya seperti ikan hiu.

Pain berjalan mendekati Naruto yang masih berdiri dihadapannya. Naruto tak terlihat takut sedikitpun meskipun Pain sudah berdiri menjulang didepan wajahnya.

"Dan kau tahu, meskipun kau tak mau, bukan berarti kau bisa keluar dengan mudah dari sini. Kelinci yang sudah masuk kekandang serigala, maka sudah pasti tak akan bisa kabur. Kau mengerti maksudku 'kan, sayang ?"

Naruto hanya memiringkan kepalanya membuat seringai Pain semakin melebar.

“Bagaimana kalau kita melakukan sebuah permainan ?” Tawar Pain sambil mengangkat dagu Naruto agar mendongak.

Naruto yang mendengar kata ‘permainan’ tentu saja merasa senang. “Permainan ?” Tanyanya dengan mata berbinar.

Pain mengangguk. “Permainan yang sangat menyenangkan.” Jawabnya.

“Naru mau !” Ucap Naruto dengan girang.

Pain menyeringai. “Ayo, ikut denganku.” Ajak Pain seraya membawa Naruto ke sebuah ruangan yang sudah tak terpakai lagi bekas penyimpanan sepatu.

Anak buah Pain hanya tertawa-tawa mesum melihat pimpinan mereka –yang juga mesum- menggandeng seorang pemuda imut yang polos. Ups, sepertinya kata polos itu harus diberi tanda kutip deh mengingat dalam mode apa sekarang Naruto ini.

Diam-diam mata Naruto berubah berwarna merah.

* * *

“Halo ?”

“Sasuke !” Teriak seorang wanita dari seberang sana yang mengharuskan Sasuke menjauhkan ponselnya takut tuli mendadak.

“Tak perlu teriak-teriak. Ada apa ?” Tanya Sasuke kesal gara-gara diteriakin tadi.

“Na-naruto…” Ucap wanita itu terbata.

Sasuke menaikkan alisnya. “Ada apa dengan Naruto ?”

Sakura selaku penelpon menceritakan semuanya dari awal hingga Naruto mengejar pencuri itu dan berakhir ia menelpon Sasuke. Sasuke terkejut mendengarnya. Bukan mendengar Naruto mengejar pencopet tas Ino itu melainkan terkejut ketika Sakura mengatakan mereka kehilangan jejak Naruto ketika Naruto mengejar pencopet itu. Sasuke langsung berdiri dan melangkah keluar ruangannya dengan ponsel masih siaga ditelinganya mendengarkan cerita Sakura.

I Don't Care (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang