Bonus 0.1💜

689 72 16
                                    

Lima bulan kemudian~❤

"Lepas! Lo apaansih! Gue lagi teleponan sama bebeb honey sweetie guee" gerutu pemuda manis yang sering di panggil Hueningkai itu dengan melepaskan genggaman tangan manusia di hadapannya yang tiba-tiba saja memegang tangannya.

"Kai kita udah dijodohin, lo masak tega sama orang lain"

Kai menganga mendengar ucapan manusia di hadapannya, "Gue udah engga setuju ya dan lagi Mami sama Papi gue udah setuju untuk membatalkannya, so lo engga perlu repot-repot ngejar gue! Kita juga engga sedekat itu! Minggir" lantas Kai pergi meninggalkan pemuda yang memang lebih tinggi darinya.

Kai terus menerus menggerutu sebal di tengah perjalanan nya menuju rumah. Sampai-sampai sopir pribadi Kai heran melihat tuan mudanya.

"Pak bisa antar Kai ke bandara gak?"

Pak sopir nya terkejut. "mau ngapain Neng?"

"Aku cowok pak" koreksi Kai membuat pak sopir terkekeh pelan.

"Mau ngapain, Tuan?" tanya Pak Sopir  sopan.

Kai termenung sekejap lantas menatap ke arah depan, "Aku engga mau dijodohin disini, mending pulang aja ketemu ayang Soobin. Anter ke bandara ya pak, tapi pulang dulu ngambil pakaian aku"

"Terus kuliahnya gimana Tuan?"

"Aku udah minta Temen Papi buat bantuin nguruh perpindahan aku jadi tenang aja, mulai besok aku bakal kuliah di kampus Suami aku" ucap Kai dengan menekan kata 'Suami' dan itu membuat Sopirnya heran.

"Lantas nanti saya bilang apa ke nyonya besar dan tuan besar?"

"Nanti aku yang bilangin, Bapak tenang aja. Engga akan dipecat, paling di omel bentar"

Pak sopirnya hanya bisa mengelus dada melayani tuan mudanya ini, begitu banyak risiko yang sudah sopirnya lalui karena tuan mudanya, jadi ini bukanlah pertama kalinya bagi bapak sopir tercinta Kai.

"Yasudah saya antarkan" namun karena saking sayangnya dengan anak majikannya ini, pak sopirnya rela menyerahkan segenap raga dan nyawanya.

Lebay.

Lebih singkatnya pak sopirnya mau memberikan apapun yang anak majikannya ini mau.

Setelah beberapa jam berkemas dan memesan tiket lantas menunggu panggilan pemberangkatan, sekarang akhirnya Hueningkai bisa bebas terjun sesukanya di tempat kelahirannya.

"Gamau ketemu Alex lagi, mau bebas akutu" gumamnya kesenengan.

Tiba-tiba—

"Papi sama Mami kamu suruh aku ikut, jadi ini bukan kemauan aku"

Kai mematap kaget, hanya ada satu hal yang terlintas dalam benaknya. Dari mana Mami sama Papi tau kalau dirinya akan pergi?

Shit. Pasti Paman Namjoon, dasar pengadu! —Hueningkai.

"Lo ngapain sih? Sana pulang! Gue mau pulang ke negara gue, lo kaga usah ikut!" ucap kesal Kai mendorong Alex yang berbadan lebih besar darinya.

"Sejak kapan lo sebesar ini?" tanya Kai sebal.

"Kai dengar, ini bukan keinginan aku, ini semua keinginan kedua orang tua kita. Kamu harus ngerti" ucap Alex menenangkan Kai.

Namun bagaimana pun seperti yang kita ketahui Kai adalah manusia yang pantang menyerah walau hatinya di sobek sekalipun, yang namanya Hueningkai Kamal, ia tak akan pernah menyerah semudah itu perguso, bener gak si?

"Ogah. Lo harusnya ngertiin perasaan gue juga! Gue.itu.udah.punya.PACAR" ucap Kai dengam penekanan di setiap kalimatnya.

Alex yang mendengarnya menjadi sedikit gemas dengan tingkah manusia di depannya ini sehingga—

SOOKAI | Butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang