LEO - tujuh

33.1K 2.2K 21
                                    

Aku memikirkan hal ini baik-baik. Dalam hatiku terjadi pergulatan batin. Aku harus membiarkan Alena tinggal di rumahku atau mengembalikannya ke rumah sakit jiwa?

Baik, kalau begitu bagaimana jika aku memutuskan masalah ini menggunakan lima teori etika yang dulu aku pelajari saat masih sekolah kedokteran.

Menurut teori keutamaan, yakni teori yang dianut menurut pandangan orang yang dapat dijadikan teladan karena memiliki hidup paling etis, tentu saja aku harus membawa Alena tinggal bersamaku. Orang yang dijadikan teladan oleh orang banyak, pasti harus berbuat baik untuk menolong seseorang. Jadi.... Aku harus menjadi orang baik!

Begitu juga menurut teori hukum kodrat. Seharusnya aku menjadi orang yang bermoral, yang artinya aku harus menjadi orang baik, yang artinya lagi aku harus menolong Alena yang sedang kesusahan! Kodratnya, manusia itu hidup untuk saling melengkapi dengan manusia lain. Iya kan?

Tapi berbeda dengan teori utilitarianisme. Karena dasar dari teori ini adalah banyaknya orang yang mendapat manfaat dan keuntungan. Di sini, hanya ada aku dan Ello. Alena tidak masuk hitungan karena dia yang menjadi perdebatan di sini. Jadi banyaknya orang tidak menjadi soal. Tapi jika masalah keuntungan, tentu harus dipikir ulang!

Apa keuntungannya jika aku membawa Alena tinggal di rumahku? Aku bisa melihat kecantikannya setiap hari karena dia pasti ada di apartemenku terus. Lalu ada lagi? Tidak ada!

Kalau tidak untungnya? Hm... Menampung seseorang berarti aku harus mengeluarkan biaya untuk kehidupannya. Merawat dan juga memperhatikannya. Itu artinya aku harus menggunakan uang, tenaga dan hati dalam mengurusnya!

Kalau dilihat dari sisi seperti ini, berarti aku tidak akan mau menampungnya! Terlalu banyak tidak untungnya!

Teori keempat adalah deontologi. Perbuatan baik itu benar jika menurut kewajiban, dan salah kalau di luar itu. Jujur saja, masalah menampung Alena itu bukan kewajibanku. Tapi karena aku yang menjadi walinya sekarang, tanggung jawab itu ada padaku! Damn!

Dan teori terakhir adalah teori hak. Kebebasanku untuk memilih sehingga aku bisa hidup bermoral. Itu artinya aku bisa memilih membiarkan Alena di rumah sakit jiwa atau tinggal bersamaku. Itu hakku!

Dan....

Aku menghela nafas dalam. Mencoba memasukkan udara sebanyak mungkin ke paru-paruku, agar oksigen-oksigen itu tersalur ke otakku. Aku harus memutuskan dan.... sudah aku putuskan!

"Ya udah, gue bawa dia ke apartemen!"

Dan itulah pilihanku.

Lagipula, aku jengkel dengan Ello yang terus membujuk rayuku dan bahkan sudah seperti salesman perusahaan obat yang berkoar-koar. Sepertinya sambil aku berpikir tadi, mungkin saja Ello memberikan sugesti sampai aku menerimanya. Huh! Ello memang menyebalkan!

Tapi aku yakin saja dengan keputusanku!

"Thanks sob!" Kata Ello sungguh-sungguh.

"Yah, ga masalah. Gue juga ga mungkin balikin dia ke rumah sakit jiwa. Ini gue lakukan demi ketenangan batin gue!" Jawabku jujur.

Kalau aku meninggalkan Alena di rumah sakit jiwa, pasti aku akan merasa sangat bersalah dan aku yakin itu akan menganggu pikiranku! Jadi keputusan ini bukan keputusan yang buruk juga kan?

"Terserah lu dah. Tapi yang pasti gue perlu ingetin lu dulu. Jangan diapa-apain pasien gue! Dia bukan jalang yang sering lu ajak nananina! Kalau sampe lu gituin, gue yakinin lu ga bakal punya keturunan! Bakal gue kebiri lu!" Ancam Ello.

"GA MUNGKIN LAH!"

Dia pasien yang sakit! Astaga, secantik apapun, kalau orang sedang sakit mana mungkin aku terkam! Lagipula, Alena itu sangat disayangkan kalau hanya dijadikan wanita pemuas nafsu! Dia itu cantik dan seharusnya diperlakukan bak ratu!

I Love Her 1 : LeonardoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang