LEO - duapuluhtiga

24.4K 1.7K 17
                                    

Tanpa babibu, aku segera melepas jas putihku dan berlari keluar dari ruangan praktik. Berteriak kepada suster Naya untuk membatalkan semua jadwal operasi dan langsung berlari ke parkiran. Entah apa yang membuatku begitu gila, tapi hanya satu fokus di pikiranku.

ALENA

Damn! Aku benar-benar tidak percaya Alena malah ke rumah itu lagi! Padahal sejak awal aku sudah membuang jauh-jauh kemungkinan Alena ke neraka itu, tapi malah kenapa dia ada di sana lagi??! Kenapa semua jadi tampak konyol seperti ini?!

Alena tak sengaja bertemu dengan kakaknya yang sebelas-dua belas seperti setan itu, diseret pulang, dan berakhir dengan disiksa kembali oleh ayah setannya! Dan sekarang, dia disekap di rumah itu. Disekap tanpa belas kasihan! INI SUDAH SEBULAN dan bagaimana mungkin Alena masih bisa bertahan hingga detik ini??!

Bagaimana mungkin semua ini terasa seperti sebuah permainan tanpa ujung?!

Aku langsung memacu mobilku dengan kecepatan tinggi. Masa bodoo dengan klakson puluhan mobil yang ku selip. Sekarang ini aku hanya memohon semoga Alena selamat! Aku hanya memohon hal itu!

Ponselku berdering, dan tanpa aku lihat siapa peneleponnya, aku langsung mengangkat.

"Halo?" jawabku ketus.

"Le, gue tau kita ini doyan berantem waktu kuliah. Tapi jangan gegabah! Lu itu bakal berantem di medan yang lu ga tau sama sekali! Alena emang prioritas utama lu, tapi jangan sampai lu mati konyol di sana!" suara Ello.

"Got it!" kataku langsung mematikan sambungan.

Jujur saja, aku tidak butuh ceramah sekarang ini. Aku butuh Alena selamat!

Aku langsung memarkir mobil sembarang dan menerobos masuk pintu gerbang yang dibuka lebar-lebar oleh Pak Kus, satpam rumah itu. Pintu rumah juga sudah dibuka oleh pembantu yang kemarin itu sempat bertemu denganku. Entah bagaimana, tapi seperti semua orang di rumah ini mendukungku.

"Dimana Alena?" Tanyaku cepat.

"Lantai dua, kamar sebelah kanan. Hati-hati Pak!" Jawab Iyem, pembantu yang kemarin itu.

Aku langsung berlari menyusuri tangga dan sampai di depan pintu yang dimaksud. Dari dalam aku bisa mendengar suara teriakan Alena. Teriakan yang mirip saat dia nyaris diperkosa oleh tetangga brengsek itu. Penuh ketakutan dan sakit...

DAMN!

Seperti buta, aku langsung membuka pintu dan mendobrak masuk. Mataku langsung mencari keberadaan Alena. Dan saat itulah aku melihatnya...

Di sana ... Lantai tepat di depan ranjang... Di depan mataku... aku bisa melihat Alena. Terbaring di sama dengan tubuh telanjang, penuh luka dan darah di sekujur tubuhnya. Kedua tangannya ditahan oleh seorang wanita gemuk, dan kakinya diikat oleh seorang pria. Ada lagi seorang pria paruh baya si samping Alena. Pria itu.. saat aku masuk, pria itu menghujamkan pisau tepat di perut Alena!

Rasanya kepalaku kosong dan jantungku tidak berdetak lagi.

C'mon Leo, ini bukan waktunya kau terpana! Alena berteriak!!! Di berteriak kesakitan karena pisau itu! Dia akan dibunuh di depan matamu kalau kau tidak segera bergerak. SEKARANG!

Brengsek!

Aku segera menghajar pria itu sebelum pria itu bertanya untuk kedua kalinya siapa aku! Keparat! Tega sekali dia tanpa belas kasihan menyakiti orang lain! Tidak tahukah dia kalau Alena juga manusia?! Dia itu memperlakukan Alena seperti binatang yang akan disembelih!

Aku terus menghajar orang brengsek itu! Tidak peduli siapa orang ini dan apapun yang akan terjadi nantinya! Kalau bisa, aku pun akan membuat dia merasakan apa yang dirasakan Alena! Aku akan sangat menyesal kalau dia masih hidup!

Damn!

Aku benar-benar lupa kata-kata Ello! Ini medan musuh, dan aku sama sekali buta saat masuk ke rumah ini! Lima orang berbaju hitam masuk karena teriakan wanita gemuk itu dan segera meringkusku. Sekalipun aku jago bela diri, tapi maaih belum sanghup melawan lima orang kekar itu!

"Hah! Makanya jangan jadi sok pahlawan, anak muda!" Kata pria paruh baya itu sombong. Ha! Apa dia tidak lihat wajah hancurnya karena ku hajar hah?

"Brengsek!" Desisku karena dua orang kekar yang memegangi masing-masing tanganku itu sedikit memelintir tanganku. Aargh!

"Lagipula, siapa lu ini hah? Pacar Alena?" Sindir pria yang tadi mengikat kaki Alena.

"Ow owww... Alena sayang, wahhh... Ternyata kamu punya kekasih juga ya? Oh iya, apa kekasih kamu itu udah tau kalau kamu itu cuma 'mainan' kita aja, hm?" Kata wanita gemuk sambil mengelus wajah Alena yang semakin pucat menahan sakit di perutnya.

Sial! Darahnya banyak sekali! Alena harus segera diobati!

"LEPASKAN DIA!" Teriakku yang sudah tidak mungkin meronta. Sekarang empat pria yang menahanku. Cih, apa mereka menganggapku berbahaya sampai mereka tak sanggup melawanku satu per satu?!

"Lihat ini tampan... Lihat betapa menjijikannya dan murahannya wanita yang kau bela ini." Kata wanita gemuk itu yang sudah mencium bibir Alena.

Sumpah serapah sudah di ujung mulutku langsung tumpah saat pria yang lebih muda itu juga menggerayangi tubuh Alena dengan penuh nafsu! Jadi ini yang mereka lakukan pada Alena, hah? Ini perbuatan bejat mereka yang mengotori Alena?! Seorang lesbi dan pemerkosa hah?! Brengsek, apa mereka tidak lihat Alena kesakitan sekarang ini?!! Mereka benar-benar SETAN!

"Pergilah menjauh, dan hidupmu akan selamat dan terbebas! Sia-sia saja kau datang ke sini! Alena itu milik kami. MILIK kami! Saya ini ayahnya, dan mereka kakak-kakaknya... Sedangkan kau... Siapa kau, hah?" Tanya pria paruh baya itu yang sudah berdiri tepat di depanku.

"Anda menyebut diri Anda yang setan itu ayahnya?! Bahahaha.. Jangan bercanda! Ayah macam apa yang tega memperkosa anaknya sendiri, hah?!" Balasku.

"Bahahaha... Saya suka kepeibadianmu yang keras itu. Bagaimana kalau Linda yang memuaskanmu, hm? Dia bukan hanya lesbi, dan saya yakin anak saya akan membuatmu lupa seberapa hebatnya Alena di ranjang. Gimana?"

Dasar psikopat!

"Lindaaa... Puaskan tamu kita ini, sayang!"

"Baik Paaaa..."

Anak dan ayah gila!

Bisa saja aku mengikuti permainan ini sampai akhirnya nanti aku mendapat celah untuk membawa Alena kabur. Tapi aku benar-benar tidak punya banyak waktu selaran ini! Alena bisa mati kehabisan darah kalau tidak segera ditolong! Sialnya, tanganku dicekal empat pria berotot kekar dan wanita setan bernama Linda ini memaksa berciuman denganku!

Oh God, aku dulu seorang penikmat seks dengan wanita murahan, tapi sekarang aku benar-benar ingin bertobat! Aku ingin segera lepas dari neraka ini! Keluar dari tempat ini dan memohon pertolongan dari-Mu!

Siapapun, lekas datang!

"Angkat tangan!" teriak seseorang di belakangku, diiringi dengan puluhan langkah kaki masuk ke ruangan ini.

Wanita setan di depanku langsung membeku. Pria yang menindih tubuh Alena juga melotot kaget ke arah belakangku. Begitu juga pria paruh baya yang sedari tadi menikmati tontonan gratis. Aku yakin benar, polisi yang ada di belakangku.

Siapa yang membawa mereka? Jangan bilang kalau ini kerjaan Ello dan Nico?!

Stop! Fokusku sekarang hanya kepada Alena yang sedari tadi mengerang sakit. Dalam sekejap aku sudah lepas dan langsung berlari ke arah Alena. Sedikit mengangkat kepalanya dan memeriksa keadaannya. Darah dari luka tusukan itu masih belum berhenti dan wajahnya pucat sekali, bahkan sampai keringat dingin karena menahan sakit.

"Alena... Len... bangun Len...." Teriakku berkali-kali. Alena sudah tidak sadarkan diri. Terlalu banyak darah yang keluar.

"Leo!!!!! Cepat bawa dia masuk ke mobil! Sisanya biar polisi saja yang mengurus. Nico udah minta bantuan sama temennya yang polisi! Ayo cepat!" teriak Ello.

Aku mengangguk dan langsung menggendong Alena keluar. Keluar dari neraka ini dan tidak akan aku biarkan dia kembali ke rumah ini lagi! Tidak akan lagi ku biarkan!!!

I Love Her 1 : LeonardoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang