LEO - empatbelas

27.5K 2K 35
                                    

Ini sudah tiga bulan sejak kejadian hari itu. Semua berjalan dengan sangat baik. Hari demi hari berjalan dengan SANGAT BAIK.

Hubunganku dan Alena pun semakin baik, dan sekarang aku tidak seperti bicara dengan batu lagi. Alena banyak tersenyum, mengangguk dan menggeleng. Walaupun masih belum bersuara, tapi ini kemajuan pesat. Setidaknya sekarang ada tanggapan!

Terkadang jika ada hari libur satu-dua hari dalam seminggu, aku mengajak Alena keluar. Berjalan-jalan ke taman atau ke mall. Membelikannya baju dan menikmati suasana luar ruangan. Seperti layaknya kekasih, kami berjalan bersama dan menikmati seharian penuh dengan senyum yang tidak pernah pudar.

Ini benar-benar pertama kalinya bagiku berjalan bersama seorang wanita. Bercerita, bercanda, dan menghabiskan satu hari tanpa pusing memikirkan hal lain. Dan aku sangat menyukainya karena aku jadi lebih banyak tahu tentang Alena.

Alena tidak suka es krim stroberi karena dia suka cokelat. Dia lebih suka baju simpel tanpa bling-bling. Alena suka mengikat rambutnya dan membuatku selalu nyaris lepas kendali melihat leher putihnya yang mulus.

Yah tentu saja aku masih bisa menahan diri. Tapi ini sudah lebih dari berbulan-bulan aku puasa! Rasanya sangat sulit menahan diri lebih lama, tapi aku juga tidak mempunyai hasrat untuk melakukannya dengan wanita lain. Di mataku sekarang, hanya ada Alena seorang!

Oh, lanjut. Alena tidak suka memakai perhiasan apapun, dan dia lebih suka digandeng daripada dirangkul. Dan karena itu, aku pun tidak ragu menggandengnya setiap kami menikmati hari liburku. Aku bisa melihat tatapan iri dari semua orang melihat kami.

Alena suka menghirup aroma makanan ataupun minuman sebelum dimakan. Dia suka masakan Indonesia, daripada western ataupun jepang. Tapi dia bisa menyediakan semua masakan yang pernah dia makan itu, dan fresh dia masak sendiri! Astaga, aku menebak-nebak, jangan-jangan Alena ini seorang koki!

Alena juga ternyata bisa bermain piano, dan aku kaget saat dia bermain di sebuah toko alat musik! Pemilik tokonya juga kaget dengan merdunya suara piano yang dimainkan Alena. Ditambah lagi, Alena juga memainkan biola! Jujur, dia berbakat! Bahkan pemilik tokonya sampai memaksaku membelikan Alena biola yang harganya sudah dia potong tiga puluh persen khusus untuk Alena!

Alena tidak suka make-up dan memang natural saja sudah cukup untuknya. Dia alergi kacang dan pernah membuatku syok saat dia makan kacang dan sesak nafas! Saat itu aku langsung membawanya ke rumah sakit terdekat dan menunggunya sambil jalan mondar mandir seperti orang gila!

Alena juga pandai menggambar dan melukis! Aku menemukan banyak sekali kertas dan coretan sketsa di laci samping tempat tidur. Jelas itu bukan milikku, karena aku sama sekali tidak bisa menggambar! Apalagi yang terlihat pro seperti itu!

Masih banyak yang aku tahu, dan aku ingat di luar kepala. Malah terlalu banyak! Dari yang penting sampai yang tidak penting. Tapi entah kenapa, semua hal seperti itu jadi penting untukku...

Ponselku berdering tepat saat aku dan Alena baru saja sampai rumah. Bahkan baru saja kami masuk rumah dan menutup pintu!

Please, jangan bilang ini panggilan emergency.

"Halo?"

"Uncleeeee! Nicky di depan pintu!"

What???

Aku langsung beranjak ke depan pintu dan membukanya. Nico menyengir ke arahku, Ello menunjukkan sekantung ... beer? Dan seperti biasa, Nicky langsung melebarkan tangannya untuk kupeluk.

Aku langsung memeluk Nicky dan menggendongnya.

"Hai Nicky! Kok ga bilang-bilang dulu sih mau dateng! Kalau Uncle lagi di luar gimana?!"

I Love Her 1 : LeonardoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang