LEO - tujuhbelas

25.2K 1.9K 21
                                    

Aku masih belum sadar setelah suara yang tiba-tiba muncul tadi. Aku yakin dengan pasti kalau itu bukan suaraku. Tapi aku juga ragu kalau itu suara Alena. Sudah setengah tahun dan aku sudah pasrah untuk membuatnya bersuara.

Tapi dalam hati, aku pun sangat berharap kalau itu suara Alena!

Aku masih sibuk berpikir, tapi aku malah dikagetkan sebuah hantaman di tubuhku dan kalungan tangan di leherku. Dalam sekejap pikiranku kosong. Oh astaga!

Alena memelukku!

"Thank you udah khawatir sama aku, dan untuk semuanya. Thank you, Leo!"

Oh God!

Ternyata memang benar itu suara Alena! Ternyata itu bukan halusinasi!

She is so damn beautiful, dan dia memiliki suara yang ... terdengar jernih dan mampu membuat getaran dari gendang telinga sampai ke jantungku!

Aku masih membatu dengan semua ini. Entahlah, mungkin aku sedang meyakinkan diriku kalau aku tidak sedang bermimpi! Mana tahu aku sedang bermimpi karena sangat ingin mendengar suaranya. Iya kan? Tapi kenapa pelukan Alena terasa begitu nyata? Bahkan jantungku yang sudah berkali-kali lipat berdebar pun begitu terasa!

Sial! Aku seperti anak ABG labil yang baru pertama kali dipeluk pacarnya! Rasanya benar-benar membuatku gila! Jantungku, tubuhku, pikiranku... Semuanya tidak mau bekerja sama dengan kewarasan yang selama ini aku punya!

Aku jadi yakin ini benar nyata. Iya kan? Aku bisa merasakan Alena yang menempel erat di tubuhku! Jantungku yang bekerja puluhan kali lipat! Bahkan pikiranku yang kosong seketika! Ini nyata kan?

"Len... kamu.... Bicara?" tanyaku ragu saat Alena sudah melepas pelukannya.

Alena mengangguk.

Oke. Sepertinya aku harus mempertimbangkan ulang pemikiranku tadi. Alena mengangguk dan bukan menjawab 'iya'. Aku jadi ragu yang tadi itu aku berhalusinasi atau bukan. Tapi memangnya bisa halusinasi berlangsung begitu nyata?

Apa ini efek kebanyakan kerja ya?

Aku pun hanya bisa tersenyum tipis. Halusinasi sialan! Ternyata memang bukan kenyataan! Huff... Berarti pelukan tadi juga halusinasi? Tapi .. Damn! Kenapa terasa begitu nyata!!!

"Kamu cantik Len..." pujiku karena sudah bingung mau bilang apa lagi dalam situasi canggung seperti sekarang.

"Kamu juga ganteng, tapi kalau kamu pakai baju..."

Oke. Ini bukan halusinasi! Masa aku terus-terusan halusinasi? Aku kan tidak sedang mengonsumsi obat yang bisa mengakibatkan efek samping berupa halusinasi!

"Len, kamu bener-bener bicara?! Oh astaga Len, aku ga salah denger kan???" Tanyaku ragu dan memastikan.

"Iya, Leonardo Brawijaya!"

Damn! Cara dia menyebut nama lengkapku membuat merinding! Terdengar begitu seksi, sekaligus mendebarkan! Dan dia benar-benar bicara! Jadi dari tadi aku memang tidak berhalusinasi!

Aku langsung menarik Alena ke dalam pelukanku dan bersorak bahagia! Akhirnya Alena bersuara!!! Aku bahkan mengucapkan jutaan syukur dalam hati karena bisa mendengar suaranya yang begitu lembut dan jernih! Ya Tuhan, dia benar makhluk ciptaanmu yang paling sempurna!

"LEOOOO!!!!"

Dia bahkan bisa meneriaki namaku! Bahkan teriakannya saja terdengar seksi dan luar biasa! Aku yakin bisa langsung turn on hanya dengan mendengar suaranya! Oh astaga, Alena benar-benar sempurna!

Tapi teriakan Alena berikutnya diiringi dengan dorongan kuat darinya. Damn aku kelepasan! Lagi-lagi aku memeluknya dan dia pasti kaget setengah mati!

"Leeoooo!!! Pake baju dulu!!!" Teriak Alena membuang muka dan menutup matanya dengan kedua tangan. Aku mengerutkan dahi bingung. Sepertinya efek dari sebuah pelukan membuat otakku konslet!

"Burung besar yang Nicky sebut-sebut lepas dari kerangkengnya!!!" jerit Alena karena aku masih tidak bergerak.

Otakku mencerna. Maksud Alena apa? Burung? Nicky? Kerangkeng? Ada apa dengan semua itu? Lagipula istilah dari mana itu?!

.......

Damn!

Aku segera menoleh ke bawah dan melihat handukku yang sudah tergeletak di lantai.

Great!

Aku segera mengambil handuk dan melilitnya, berlari ke kamar karena malu! Otakku benar-benar bekerja lambat setelah pelukan tadi dan sekarang aku harus taruh dimana mukaku ini!

Sial, sejak kapan seorang Leo yang tukang sebar benih jadi malu karena miliknya sendiri!

Tapi kalau dipikir-pikir sudah berapa lama aku tidak menebar benih? Shit! Sudah enam bulan. Sejak Alena tinggal bersamaku, sejak itu juga aku berhenti! Pantas saja sekarang terasa tegang dan berdenyut!!! Apalagi karena kejadian pelukan tadi!

Ugh!

Sepertinya aku harus mandi lagi.

I Love Her 1 : LeonardoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang