14

271 21 0
                                    

"Yu Bin, lo dapet dimana?"

Fen langsung menanyai sahabatnya itu dengan tidak sabaran.

"Terus lo dapet dimana?" Yuchen malah menanyai Fen.

"Jawab dulu dong!" teriak Fen kesal.

"Sabar elah, gue dapet di perusahaan Kakak lo."

"Hah?  Nggak adil banget sih. Lo nyogok si asdos itu ya?" Fen memukul bahu Yu Bin dengan kasar.

"Udah deh Fen. Nggak ada yang main sogok kok.  Lo gak nanya gue dapet dimana?"

Yuchen melerai pertengakaran kecil yang sudah biasa ia tonton.

"Dimana?"

"Di perusahaan bokap gue dongggg, Cao Company."

"What? Tuh kan...!!! Kalian nyogok si asdos yang kecentilan itu."

Fen menghentakkan kakinya kesal.

Ia merasa kesal, kenapa Yu Bin dan Yuchen dapat tempat PKL di perusahaan yang sudah mereka kenal? 

Sudah akrab pula dengan CEO nya.

Memang,  mereka berdua suka menggoda asisten dosen yang menentukan tempat PKL, pasti saja mereka mendapat tempat yang mereka mau.

"Emang lo dapet dimana?" Yu Chen mengambil surat yang dipegang oleh Fen.

"Huaaaaa gue pengen di perusahaan kakak gue, kan gue bisa santai PKLnya." ujar Fen kesal

"Pppppfffttttttt......hahahhahaha. Bin liat nih!"

Yuchen menyerahan surat itu kepada Yu Bin.

"Waduh,  siap-siap deh lo. Ngeri borrrr." pekik Yu Bin yang membuat Fen semakin kesal dan menendang tulang kering Yu Bin.

"Sakittt woiii.. Arrrghhhh...."

"Jangan lebay deh lo bin.  Itu hukuman lo karena udah nyogok di asdos dan ninggalin gue dalam neraka kematian kek gini."

Fen berlalu meninggalkan mereka berdua.

Sangat kesal sekaligus sedih dan juga takut. Itu yang dirasakan Fen.

Fen harus berpisah dengan sahabatnya kerena perbedaan tempat PKL,  dan juga kenapa dia harus mendapat tempat PKL di LAN Company?  Perusahaan yang mengimpor dan ekspor sepeda motor untuk balapan.

Apalagi CEO nya juga terkenal galak dan tidak memberi ampun pada karyawan yang membuat kesalahan.

Itu baru karyawan,  bagimana dengan mahasiswa PKL? 

Belum apa-apa kaki Fen sudah lemas. 

Semoga tidak terjadi apa-apa, pikirnya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Fen yang baru saja turun dari mobilnya langsung berlari ke arah pintu masuk.

Bisa-bisanya ia terlambat di hari pertama PKL. Dalam hati, Fen sudah berdoa agar ia tidak diusir nantinya dari sana. 

Buru-buru Fen mengalungkan name tag nya dan segera memasuki LAN Company.

Fen tidak sadar kalau mobilnya masih terparkir di depan, padahal kan tempat parkir ada di belakang.

"Permisi, saya Fen.  maaf saya terlambat.  Saya mahasiswa PKL disini jad...."

"Maaf,  nona Fen.  Ini sudah jam 9,sedangkan kami punya batas untuk masuk kerja jam 7.30. Jadi mohon kedisiplinannya."

Fen membungkukkan badannya.  Meminta maaf.

"Kalau boleh tau, ruangan saya dimana? Dan saya mendapat bagian apa?"

"Maaf, nona Fen.  Karena terlambat,  nona hari ini dipersilahkan pulang.  Datang lagi besok tepat waktu. Karena itu aturan kami disini."

"Ap...pa? Jadi saya nggak boleh mulai PKL saya hari ini?" tanya Fen memastikan.

"Iya nona.  Selain itu anda juga mendapat pinalti.  Kalau karyawan pinaltinya berupa pengurangan gaji,  sedangkan mahasiswa PKL, pengurangan nilai saat pembuatan sertifikat."

"Hah?????!!!!  Tolong saya please 🙏. Saya bener-bener gak tau aturannya kayak gini.  Saya janji nggak akan ngulangin."

Fen memohon dengan wajah memelas. Namun staff front office itu masih tetap tidak membiarkan dia masuk.

"Nona, tolong pikirkan saya juga.  Kalau saya membantu nona, bisa -bisa saya dipecat."

Fen menghela nafas.  Kemudian membalikkan badannya dan keluar dari sana. 

Saat melewati pintu.  Ia melihat seorang pria yang menenteng helm berjalan ke arahnya dengan kepala menunduk. 

Fen mengira orang itu salah satu pembalap, karena pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fen mengira orang itu salah satu pembalap, karena pakaiannya. 

Fen tak menghiraukan pria itu dan terus berjalan hingga mereka berpapasan.

Tiba-tiba langkah Fen terhenti.

Pria itu memegang tangannya. 

Fen menoleh,  pria itu juga menoleh.

Mereka saling bertatapan.

Sungguh aneh, Fen merasakan sensasi yang berbeda. 

Biasanya kalau ada pria yang tak dikenal menyentuhnya, maka Fen akan marah dan melontarkan kalimat kasar.

Namun kali ini,  Fen hanya diam.

Ia merasa sudah seperti mengenal pria itu.

Rasanya, Fen akrab dengan wangi tubuhnya.

Rasanya....

Ah, tapi siapa dia? Apa Fen salah mengenali orang?  Apa ia mulai berhalusinasi yang tidak-tidak? 

Fen ingat, ia masih punya Zhou Cheng. Jangan sampai hal yang ia takutkan akan terjadi.

Disisi lain,  Lan Wangji juga heran kenapa ia tiba-tiba memiliki inisiatif untuk memegang tangan gadis yang baru saja keluar dari perusahaannya.

Ia kikuk, bagimana jika gadis itu menyebutnya orang mesum yang suka memegang tanpa ijin.

Wangji merasakan hal berbeda saat mata mereka bertatapan.  Melihat kesenduan dalam mata gadis itu. 

Tiba-tiba saja, Wangji merasakan sakit di dada kirinya.  Entah karena apa. Karena Wangji tidak punya riwayat sakit apapun.

Buru-buru dialihkannya pandangan menuju mobil yang tengah terparkir di depan mereka.

"Jangan parkir disini." kata Wangji dingin.

Fen masih terdiam. Mecerna perkataan Wangji dan melepaskan tangannya. 

"Maaf." ucap Fen yang kemudian pergi meninggalkan Wangji.

Wangji menatap kepergian gadis itu.

Dalam hatinya, Wangji berharap mereka akan bertemu lagi.

MY GUARDIAN ANGEL (WANG YIBO X OC) °feat TUBS° Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang