(15)

183 30 14
                                    

Semakin hari kedekatan Irene dan Sehun semakin bertambah, lama lama Mino benar benar makan gaji buta. Bagaimana tidak, Sehun sering mengantar jemput Irene. Jika Irene berangkat bersama Sehun, biasanya Mino akan langsung datang ke lokasi untuk menjalankan tugasnya tanpa perlu pergi ke apartemen Irene terlebih dahulu. Tidak setiap hari si, tapi lumayan sering.

Seperti hari ini, karena Sehun dan Irene sama sama harus pergi ke agensi mulai pagi maka mereka berangkat bersama. Mino akan berangkat sendirian menyusul Irene.

Kini Mino sedang berjalan menuju kantin agensi, tadi Irene menghubunginya akan menunggu disana.

"Irene udah lama nunggunya? Maaf ya agak macet" kata Mino yang baru saja menghampiri Irene

"Engga kok, ini baru aja duduk lagian aku masih ada waktu lama. Oiya ini aku bawain nasi goreng buat kamu, belum sarapan kan?"

"Wah makasih Irene, tumben pagi pagi udah beli nasi goreng?"

"Engga beli, itu aku masak sendiri"

"Serius? Udah pinter masak nih sekarang?"

"Cuma coba coba aja hehe, soalnya aku lagi pengin masakin buat Sehun eh masaknya kebanyakan. Jadi buat kamu sekalian deh biar ikut nyicipin masakan aku"

"Oh buat Sehun, pasti enak banget nih masaknya pake cinta hehe" ledek Mino

"Bisa aja kamu no hahaha"

"Makan makanan yang dimasak pake cinta emang spesial, tapi kalo cintanya buat orang lain gimana dong? Cintanya masih kerasa ga ya kalo gue yang makan" pikir Mino

"Dimakan no, jangan diliatin aja. Takut keracunan ya?" kata Irene membuyarkan lamunan Mino

"Eh engga kok, ini mau dimakan" Mino mengambil nasi goreng dengan sendok digenggamannya lalu menyuapkan pada mulutnya. Irene yang didepannya hanya memperhatikan Mino, penasaran bagaimana rasa masakannya bagi Mino.

"Gimana? Enak ga?" tanya Irene

"Enak, tapi besok besok kalo mau masak garamnya dikurangin dikit ya?"

"Keasinan ya?" tanya Irene dengan raut wajah kecewa

"Sedikit"

"Aku mau cobain sini" Irene hendak mengambil sendok ditangan Mino tapi dicegah olehnya

"Jangan"

"Kenapa? Kan aku juga pengin nyobain masakanku, tadi waktu masak ga aku cobain"

"Ehm itu, eeh saya lagi laper banget. Mau saya abisin sendiri" jawab Mino bohong, sebenarnya dia hanya tidak ingin Irene mengetahui rasa dari makanannya sendiri, takut membuatnya kecewa.

"Sedikit aja, cuma nyicip doang kok" Irene langsung merebut sendok Mino dan mengambil nasi goreng lalu memakannya.

"Ini si asin banget, ga enak, kamu boong no" kata Irene setelah mencicipi masakannya sendiri

"Saya ga boong kok, nasi gorengnya enak cuma sedikit asin aja. Kalo garemnya dikurangin pasti bakal enak banget" Mino melanjutkan menyuapkan nasi ke mulutnya

Irene langsung membuka hp dan menghubungi Sehun, dia sangat merasa bersalah karena memberikan Sehun makanan yang keasinan.

Irene langsung membuka hp dan menghubungi Sehun, dia sangat merasa bersalah karena memberikan Sehun makanan yang keasinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah Mino gausah dimakan lagi, nanti sakit loh perutnya" setelah chat Sehun dan menyimpan hpnya, Irene melihat Mino tetap memakan masakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah Mino gausah dimakan lagi, nanti sakit loh perutnya" setelah chat Sehun dan menyimpan hpnya, Irene melihat Mino tetap memakan masakannya

"Mubazir kalo ga dimakan. Saya suka kok makanan asin" Mino bohong lagi. Padahal dari tadi dia sudah sangat ingin menyudahi makannya, karena benar benar sangat asin, tapi dia ingin menghargai usaha Irene untuk memasak, dia gamau Irene jadi pesimis lagi.

"Pasti Mino boong, paling dia cuma mau hibur gue doang karena masakan gue gagal" kata hati Irene sambil terus memerhatikan Mino yang sedang makan di depannya, walaupun makannya lahap tapi dia bisa melihat ekspresi Mino tidak benar benar menikmati mkanannya. Mau gimana lagi, Irene udah mencegah Mino buat abisin makanannya tapi tetep aja dia maksa.

"Tapi kok agak nyesek ya liat Mino mau makan. Sedangkan Sehun, orang yang gue masakin malah ga makan, di buang lagi" pikir Irene "Ga, Sehun ga salah. Gue aja ga bakal mau makan makanan kek gini. Gue yang salah, masak aja ga becus" lanjutnya

"Aku mau beli minum no, kamu mau minum apa?" tanya Irene yang sudah berdiri dari duduknya

"Nanti aja saya beli sendiri setelah selesai makan"

"Sekalian aja, biar ga bolak balik"

"Yaudah deh, saya air mineral aja"

"Oke, tunggu sebentar ya"

Irene pergi meninggalkan Mino dan balik lagi dengan membawa sebotol air mineral pesanan Mino di tangan kirinya dan cup berisi kopi di tangan kanannya.

"Nih no" Irene menaruh air mineral di depan Mino, lalu duduk kembali ditemoat semula sambil meminum kopi yang ada di tangannya

"Makasih Irene" Mino mengambil botol air mineral itu, membukanya dan langsung meminumnya. Ia sangat lega, karena air itu bisa sedikit menetralisir rasa asin di lidahnya

"Udah ih Mino, jangan diabisin nasi gorengnya. Dibilangin kok bandel banget" lagi lagi Irene meminta Mino untuk menyudahi makannya

"Nanggung tinggal dikit kok hehe" Mino melanjutkan makannya lagi

"Aku mau air mineralnya ya" kata Irene

"Saya beliin dulu"

"Gausah, ini aja" Irene langsung mengambil botol di depan Mino

"Eh? Itu kan bekas saya, ga jijik?"

"Ngapain jijik, sama sama orang juga" Irene membuka tutup botol yang ada ditangannya lalu menempelkan bibirnya pada bibir botol itu, ia menengguk air dari dalam botol. Mino hanya memperhatikan Irene dengan raut wajah kagetnya. Tadi sendok, sekarang botol.

Setelah selesai, botol itu kembali di tutup dan ditaruh kembali kedepan Mino. Mata Mino bergerak mengikuti perpindahan botol. Ketika botol sudah kembali kedepannya, matanya terpaku disana.

"Udah selesei makannya? Kok ga minum, malah diliatin aja botolnya" Irene mengagetkan Mino yang sedang melamun "Jijik ya bekas aku? Yaudah kamu beli lagi aja sana" lanjutnya

"Eh engga kok, engga jijik" ia membuka botol itu kembali, tapi disana ada sesuatu yang menarik perhatian Mino

Di bibir botol itu ada warna pink kemerahan, ia melihat ke arah Irene, ternyata dia sedang memainkan hpnya. Pandangannya tertuju pada bibir Irene, warna merah di botol berasal dari bibir Irene, bekas lipstiknya menempel disana.

Mino mendekatkan botol itu ke bibirnya, semakin dekat, dan menempelkannya. Bibirnya kini menempel tepat di bekas lipstik Irene, lalu mengalirkan air di dalam botol kedalam mulutnya.

"Manis, rasa bibir Irene" kata hatinya, Mino sedang menikmati minumannya, tapi matanya sama sekali tidak bisa lepas dari bibir Irene.

"Anjir, pikiran gue kotor banget" ia telah sadar dari lamunannya dan melepaskan botol itu dari bibirnya.

NOBODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang