(19)

190 31 9
                                    

Pukul 19.30, Mino dan Irene telah sampai di apartemen Sehun. Irene berdiri di depan pintu sambil memegang kue dengan lilin yang menyala.

Irene menekan bel yang ada didepannya, menanti seseorang membukakan pintu.

"Kok lama ya no?" kata Irene kepada Mino yang ada di belakangnya, sudah beberapa kali Irene menekan bel tapi tak kunjung si pemilik apartemen memunculkan diri. Mino hanya mengangkat kedua bahunya sambil menggelengkan kepala.

"Engga lagi keluar Sehunnya?" tanya Mino memastikan pada Irene

"Kayaknya engga deh"

"Ga dihubungin dulu?"

"Ga jadi surprise dong" jawab Irene

"Iya juga ya hehe"

Obrolan mereka diinterupsi oleh pintu yang terbuka. Akhirnya yang ditunggu tunggu sedari tadi. Tapi yang keluar bukanlah Sehun, melainkan seorang wanita muda yang cantik, mungkin sepantaran Irene umurnya kalai bedapun sepertinya tidak terlalu jauh. Ekspresinya terlihat kaget setelah mengetahui orang yang di depannya adalah Irene.

"Sehunnya ada?" tanya Irene dan hanya dijawab anggukan oleh wanita itu

"Kamu saudaranya Sehun ya?" tanya Irene lagi dengan senyum ramahnya

"Gue pacar Sehun" jawab wanita itu, wajah kagetnya kini berganti dengan wajah angkuh. Sekarang yang kaget adalah Irene, dan juga Mino.

"Maksudnya gimana?"

"Ya gue pacar Sehun lah, masa gitu aja ga mudeng. Ngapain kesini si, ganggu aja"

Tanpa menanggapi lagi omongan wanita itu, Irene langsung menerobos masuk ke dalam apartemen Sehun.

"Eeee asal nyelonong aja" kata wanita itu mengikuti Irene. Mino pun ikut masuk membuntuti keduanya

"Sehun, Sehuun" Irene berteriak, kini dia tidak lagi memegang kue. Kuenya ia taruh di meja yang tadi dilewatinya.

"Sayang siapa si yang dateng? Ganggu aja mana teriak teriak lagi" Sehun menjawab dengan sedikit berteriak juga.

Kenapa keduanya bilang mengganggu, kegiatan sepenting apa yang membuat seorang tamu datang dianggap sebagai pengganggu, bahkan ini belum terlalu malam, masih waktu wajar untuk orang bertamu. Apalagi tamunya adalah pacar dari pemilik rumah.

Tak lama kemudian Sehun keluar, dia hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Irene kembali melihat wanita yang pertama kali menyambutnya, kini dia berdiri disebelahnya. Irene baru menyadari bahwa wanita tadi menggunakan pakaian yang cukup terbuka.

Otak Irene saling menyambung nyambungkan, "mengganggu" yang dikatakan keduanya sudah bisa dimengerti oleh Irene. Bahkan dia tidak bisa lagi berpikir positif, semuanya terasa saling berhubungan, kemungkinan besar yang ada dipikirannya itu benar.

"Dia siapa?" tanya Irene pada Sehun sambil menunjuk wanita yang disebelahnya.

"Kan udah dibilang gue pacar Sehun" jawab wanita itu

"Bisa diem ga, gue ga tanya lu" Irene mulai kesal, tanggannya masih tetap menunjuk nunjuk wanita itu bahkan sekarang lebih dekat.

"Gausah nunjuk nunjuk" Sehun menampik tangan Irene yang berada didepan wajah wanita itu dan meraih badan badan si wanita ke dekapannya. "Dia emang pacar gue, bagus deh kalo lu tau sekarang jadi ga perlu lagi gue kucing kucingan di belakang lu"

Sehun lebih membela wanita itu, bahkan dia memanggil Irene dengan lu gue tentu saja membuat Irene kaget. Sehun selalu berbicara manis padanya dan sekarang malah seperti ini.

NOBODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang