Holaaa.. Aku balik bawa chapter 2...
Hope you guys enjoy this story and Happy reading...
Sorry for typo..
***
Mingyu POV
Hari ini adalah hari pertamaku dikota baru dengan kehidupan yang baru juga. Aku dan orangtuaku sepakat pindah ke Indonesia untuk melebarkan sayap bisnis Papaku.
Dan untuk kantor yang berada di Korea, Papaku selalu mengerjakannya melalui email. Aku sebenarnya ragu, mengingat aku tak mampu berbahasa Indonesia sama sekali. Bagaimana aku akan berkomunikasi?
Tapi untungnya disekolah baruku ada satu siswa yang benar-benar lancar berbahasa Korea. Sehingga ia akan membantuku berkomunikasi sampai aku paham bahasa Indonesia.
Saat ini, aku mulai belajar bahasa Indonesia. Entah sejak kapan, tapi Papaku sudah lebih dulu menguasai bahasa Indonesia. Bahkan cukup lancar meski tidak meninggalkan aksen Koreanya.
Mamaku sendiri sudah cukup paham dengan bahasa sehari-hari. Intinya hanya aku yang benar-benar awam bahasa Indonesia.
"Mingyu-ya, palli ireona. Bab meokja."
(Cepat bangun/Makanan sudah siap)"Ne."
(Iya)Aku bergegas turun. Menu dimeja makan siang ini benar-benar berbeda dari biasanya. Tanpa banyak tanya aku duduk dan mulai mencicipinya. Ok. Ini memang terasa asing dilidahku, tapi setidaknya ini enak.
Tak lama kemudian, bel rumah berdentang. Aku refleks melirik arah pintu. Begitupun dengan mama. Namun mama tetap bangkit dan membukanya. Ternyata Papa.
"Appa, kenapa membunyikan bel? Memangnya lupa bawa kunci?"
(Ayah/Papa)"Iya. Hehe. Dan ini Appa bawa sesuatu untukmu."
"Mwoeyo?"
(Apa itu?)"Tada, buku lancar bahasa Indonesia. Appa membelinya waktu perjalanan pulang. Ini kado dari Appa, Himnaeyo uri adeul."
(Semangat anakku)"Gomawo Appa."
(Terimakasih)***
Sore ini aku hanya bersantai diruang tamu sembari membaca. Mama ada disampingku, menonton drama korea yang tayang di TV lokal. Sepertinya memang se-booming itu drama ini. Hingga TV di Indonesia pun menayangkanya.
Saat aku sedang serius, bel rumah kembali berdering. Entah siapa yang bertamu. Setahuku Mama belum sempat berkunjung ke rumah tetangga karna sibuk mengatur barang.
"Annyeonghaseyo ahjumma. Saya tetangga sebelah tepat disamping rumah ahjumma. Dan ini mama saya."
(Selamat pagi, siang, malam di korea. Bisa berarti 'halo' juga. / tante)"Ah, mari masuk silahkan."
Aku melihat sekilas siapa yang bertamu. Setidaknya aku harus bersikap sebagai tuan rumah yang sopan meski belum memahami obrolan mereka.
Bak petasan yang diledakkan didekatku, aku kaget melihat tamu itu. Ternyata Adelia dan mamanya.
"Adelia?"/ "Mingyu?" Ucap kami bersamaan.
"Lho, kalian udah saling kenal?"
"Ini temen sekolahku ma, sekaligus yang bantuin aku disekolah.
"Jinjja? Wah, terimakasih ya."
(Sungguh)"Sama-sama ahjumma. Lagipula aku juga sedang belajar bahasa Korea."
Akhirnya kami berbincang cukup banyak. Dari mulai keseharian disekolah hingga tentang keluarga masing-masing. Bahkan mamaku sedikit membahas tentang pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destin
Teen FictionSemua ini bukan hanya tentang cinta. Melainkan tentang jalan menuju kebahagiaan di hidup ini. Dan dengan segala alur kehidupan yang tak dapat ditebak semudah itu.