Akhirnyaaaa...
Kita sampai di chapter sebelum chapter terakhir guys..
Hope you guys enjoy this story and happy reading..
Sorry for typo..
***
Mingyu POV
Aku dalam perjalanan kembali ke kelas usai mengantar kak Joshua. Aku cukup gugup akan reaksi teman sekelas nanti. Aku mulai memasuki kelas yang mendadak sunyi.
"Astaga Mingyu, gua kira ada guru masuk. Ngagetin aja."
"Emang jam kosong ya?"
"Iya ada rapat. Jadi cuma dikasih tugas. Makanya jangan bolos tiba-tiba. Oh iya mana kalian bolosnya rombongan lagi. Kenapa sih?"
"Ini yang mau gua omongin Rena. Guys, dengerin bentar."
Aku segera menatap member Al1 yang lain. Satu persatu mulai mendekat dan berdiri disampingku. Tepat didepan kelas.
"Guys, sebelumnya gua minta maaf kalo misalnya gua bikin suasana sekolah jadi gak nyaman. Karna sejujurnya perkelahian gua sama Adel itu cuma sandiwara. Iya kan Kevin?"
"Bener kata Rosie. Kita ngelakuin itu karna murni keterpaksaan. Gak ada niat serius untuk bener-bener musuhin Adel. Hal itu kita lakuin karna-"
Tiba-tiba suasana kelas mendadak ricuh. Mereka kompak memeriksa hp masing-masing. Aku yang melihat itu sedikit bingung.
"Gila! Jadi miss Mery yang kita banggakan itu hampir ngebunuh Adel? Bahkan Arvika yang masih kelas 1 itu jadi kaki tangannya?! Gila ini gila."
Mendengar pekikan Rena, aku langsung membuka ponselku. Dan benar saja, akun twitter Miss Mery dan Arvika menjadi trending. Bahkan beberapa media berlomba membuat cerita semenarik mungkin untuk kasus ini.
Aku segera menatap satu persatu wajah member Al1. Kami semua kompak mengeluarkan senyum kelegaan. Setelahnya Kevin kembali melanjutkan perkataan tadi.
"Jadi guys. Gua mohon kalian jangan salah paham lagi sama dia. Ok?"
"Ok. Jujur kita juga salah karna mudah percaya dengan sandiwara kalian dan hasutan Arvika. Kalo kalian mau tahu, beberapa dari kita masih di kubu netral kok. Cuma ya, memilih diam karna tak ingin keributan itu makin parah."
"Dan guys, kita sebagai member Al1 sekaligus sahabat terdekat Adel memohon doa kalian untuk kesembuhannya. Adel mengalami trauma yang membuatnya harus home schooling untuk sementara waktu."
"Iya Rosie."
Setelahnya kami kembali ke bangku masing-masing. Mulai mengerjakan tugas Fisika dari bu Friska. Otakku mendadak blank karna merasa kesepian. Hm, andai gadis itu masuk.
Tiba-tiba terdengar suara meja digeser. Aku segera mengalihkan pandanganku dari buku sains. Ternyata Felix dan member Al1 yang lain berusaha menggabungkan meja mereka denganku dan mulai mengerjakan tugas bersama.
Aku tersenyum dan semangatku kembali muncul. Dalam hati aku bertekad untuk belajar serajin mungkin agar dapat membantu Adel untuk OSN nanti.
***
Bel istirahat berdentang. Sebelum kekantin, aku mampir sebentar keruang guru. Menemui bu Hasna yang memang mencariku.
"Bu Hasna, ada apa mencari saya?"
"Bagaimana kalau Mingyu aja yang jadi tutor Adel untuk tugas sekolahnya?"
"Jadi maksudnya usai pulang sekolah, saya harus belajar bersama Adel gitu bu? Kok tiba-tiba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destin
Teen FictionSemua ini bukan hanya tentang cinta. Melainkan tentang jalan menuju kebahagiaan di hidup ini. Dan dengan segala alur kehidupan yang tak dapat ditebak semudah itu.