Win or Lose?

4 2 0
                                    

Hai... aku kembali demi merayakan ultah Jimin meski cast disini bukan Jimin😅😅

Sebelumnya maaf guys kalo screentime member The Boyz di chapter sebelumnya dikit banget...
Karna alurnya emang gitu...

Hehe.. so, hope you guys enjoy this story...

As always sorry for typo...

Happy reading...

***

In other place

Rosie dan member Al1 yang lain sedang berkumpul di Flower Snack cafe. Entah siapa pencetus awal perkumpulan ini. Yang pasti mereka berkumpul tanpa Adelia dan tanpa ponsel.

"Guys, gua masih gak enak nih ngomong kek gitu ke Adel."

"Iya Vin. Gua apalagi. Bahkan semarah apapun, gua tuh gak pernah ngebentak orang. Eh gua malah sekasar itu sama Adel."

"Udah kalian berdua gak usah sesedih itu. Adel gak pa pa kok. Lagi pula ini kan memang rencana Adel buat meminimalisir korban."

Mendengar ucapan Mingyu, semuanya kompak mengangguk lemah. Tak lama kemudian Jacob dan Eric datang membawa pesanan mereka.

"Ming, rencana Adel selanjutnya gimana? Kali aja kita bisa bantu diam-diam."

Mingyu tak segera menjawab. Pria itu tampak memikirkan jawaban yang tepat.

"Em, diantara kalian, siapa yang jago beladiri?"

Semuanya menatap Mingyu aneh. Namun Lucas, Kevin, Eric dan Jacob tetap mengangkat tangannya meski bingung dengan maksud pertanyaan Mingyu.

"Oke. Btw Adel gak ngerencanain sesuatu yang spesifik kok. Dan rencana gua gini. Eric dan Lucas, kalian sebisa mungkin lindungi Rosie dan Felix. Terus Rosie sama Felix, kalian sebisa mungkin tetap kontekan sama kak Joshua. Kenal kan?"

"Kak Joshua tunangan kak Amel?"

"Iya."

"Kenapa nggak langsung kak Amel nya aja Ming?"

"Pelaku hanya mengenal kak Amel. Jadi kalo lo ngehubungi kak Joshua dia gak bakal curiga. Ok? Terus Kevin dan Jacob kalian besok pulang sekolah ikut gua."

"Kemana Ming?"

"Pokoknya ikut aja. Jadi segini dulu rencana gua. Paham kan?"

Semua kompak mengangguk. Tak terasa jam menunjukkan pukul 9 malam. Rosie memilih pulang paling awal bersama Eric. Karna pria itu harus mengantar Rosie terlebih dahulu.

Setelah keduanya meninggalkan cafe, suasana meja 9 tambah mencekam. Mingyu menatap ke empat pria itu dengan tatapan serius.

"Lix, Cas. Gua mohon lo gak cerita ke Rosie tentang apapun yang bakal gua omongin. Berlaku buat Jacob dan Kevin juga."

"Apaan sih Ming? Jadi serius amat."

"Iya nih. Jadi takut gua."

Mingyu mengambil nafas sejenak lalu menghembuskannya.

"Besok, pulang sekolah bakal jadi waktu paling genting. Si pelaku nyuruh Adel dateng ke alamat yang dia beri. Sendirian. Gua juga gak tahu dimana itu. Jadi nanti Kevin dan lo Jacob bakal ikut gua ke kantor polisi. Kita harus melaporkan kasus ini."

"Kenapa gak dilaporin sekarang aja Ming?"

"Iya. Buktinya juga udah banyak."

"Bener tuh. Kenapa harus nunggu besok?"

"Memang, buktinya udah cukup banyak. Tapi, dia itu kaya invisible. Sulit banget buat lacak keberadaannya. Bahkan di CCTV kota pun batang hidungnya gak keliatan. Jadi, hanya ini satu-satunya cara untuk menangkapnya."

DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang