Hai guys...
Chapter ini khusus buat nyeritain awal mula permasalahan Mery-Adel...
Oh iya sama penjelasan clue.. Kali aja masih ada yang bingung hehe...
So, hope you guys enjoy this story...
Happy reading..
Ah, sorry for typo...
***
Agustus 20xx
Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin lulus SMP, sekarang sudah 1 bulan aja aku jadi siswa SMA. Jujur, temanku saat ini hanya sedikit. Mungkin bisa dihitung jari.
Karna kebanyakan dari mereka hanyalah memandang teman yang dari luar terlihat pintar dan kaya. Sedangkan aku tak berniat memperlihatkan kedua hal itu sama sekali.
Aku dan ketiga temanku selalu ribut. Jarang membaca buku. Bahkan sering tertidur dikelas. Tak sedikit yang mengecap kami sebagai berandalan kelas.
Oh iya. Aku belum memperkenalkan temanku. Mereka adalah Salsabila Rosie, Felix Adinata dan Lucas Pradipta.
Kami berasal dari SMP yang berbeda. Namun entah karena apa tiba-tiba menjadi dekat satu sama lain. Seolah ada benang merah yang menyatukannya.
***
Saat ini sedang pelajaran Matematika. Seperti biasa kami malah tertidur. Entahlah, suara bu Viona terdengar bak lagu nina bobo.
Braak!
Bu Viona tiba-tiba menggebrak papan tulis. Membuat kami kaget dan terbangun.
"Adelia, Rosie, Lucas dan Felix. Kalian kerjakan soal halaman 15 dipapan. Sekarang. Felix nomor 2, Rosie nomor 1, Lucas nomor 3 dan sisanya dikerjakan Adelia."
Dengan langkah malas kami berempat maju kedepan dan mengerjakan soal tersebut. Meski sedikit kesal karna harus mengerjakan 2 soal, aku tetap menerimanya.
Tak sampai 5 menit, kami berempat selesai mengerjakannya dan kembali di bangku. Bu Viona cukup kaget melihatku dapat menyelesaikannya diwaktu yang bersamaan.
Padahal aku menerima soal lebih banyak.
"Ada yang salah gak bu?"
"Eh, enggak. Ini bener semua. Adel gak nyontek di hp kan?"
"Astaga bu. Aku serius ngerjainnya. Kalo perlu bukti lagi ibu bisa memberiku soal baru."
"Yasudah, sini. Kerjakan soal ini."
Aku kembali kedepan dan mulai mengerjakannya. Sebelum itu, aku menunjukkan bahwa aku tak membawa ponsel sama sekali.
Dan lagi-lagi dalam 5 menit aku berhasil menyelesaikannya. Aku berbalik menatap bu Viona yang lagi-lagi tertegun.
"Adelia, kok bisa ketemu jawabannya?"
"Lah? Ibu kan ngasih soal. Yaudah aku cermati dulu inti soalnya baru deh aku kerjain. Emang ada yang salah?"
"Tapi ini soal kelas 11 kalau kau mau tahu."
Mendengar ucapan bu Viona, sontak seluruh kelas menatapku tak percaya. Begitu pun ketiga temanku. Aku sendiri ikut kaget. Soal seperti ini untuk kelas 2?
Secepat mungkin aku kembali ke bangkuku. Felix yang notabene chairmate ku masih heran. Tak lama kemudian bel istirahat berdentang.
Aku langsung mengeluarkan bekal makanku. Dari awal masuk sekolah aku selalu membawa bekal. Karna waktu itu aku belum memiliki teman. Tapi, justru jadi kebiasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destin
Teen FictionSemua ini bukan hanya tentang cinta. Melainkan tentang jalan menuju kebahagiaan di hidup ini. Dan dengan segala alur kehidupan yang tak dapat ditebak semudah itu.