"LO, lo, lo, dan elo, gue putusin sekarang!"
Keempat cewek dihadapan Nolan langsung saja membulatkan matanya dengan lebar ketika telinganya menangkap suara dari bibir Nolan. Cowok itu melipat kedua tangannya di depan dadaa, bibirnya tersenyum miring, sorot matanya terus menatap keempat pacarnya—ralat, mantan pacar, yang tengah menunjukan gurat wajah shock.
"Apa-apaan lo!" Cewek nomor satu maju dan langsung mendorong dadaa Nolan ke belakang dengan gerakan gesit. Posisi Nolan sedikit tergeser ke belakang.
Tidak mau kalah dengan cewek sebelahnya, cewek nomor dua pun ikut maju, kemudian langsung melayangkan tamparan kuat di pipi Nolan.
PLAK!
"Dasar cowok sialaan!" umpatnya keras.
Bukan hanya mereka saja, kini cewek nomor tiga pun ikutan maju. Ia langsung memukul kepala Nolan dengan tas kecil yang ia bawa. "Bajingaan nggak ada akhlak!"
Tidak mau ketinggalan memberikan sebuah ganjaran atas apa yang Nolan lakukan, cewek nomor empat melangkah maju. Sesaat, ia berdiri dihadapan Nolan seraya menerbitkan senyuman tipis. Hingga tiba-tiba saja, tanpa Nolan tahu, cewek tersebut langsung menendang area kemaluan Nolan dengan kaki jenjangnya. Tidak tanggung-tanggung, ia melakukannya dengan gerakan terbilang cepat dan keras.
Seketika saja Nolan langsung mengaduh kesakitan.
Cewek itu tersenyum puas melihat Nolan yang terlihat menahan sakit. "Nyesel gue nerima lo kalo tahu ujung-ujungnya bakal gini. Dasar anjiing!" Sebagai hadiah terakhir, ia menampar pipi Nolan dengan keras.
PLAK!
***
Bukan tanpa alasan Nolan memutuskan keempat pacarnya itu, hanya saja ia sudah bosan dengan mereka. Nolan ingin mencari target baru. Baginya, gonta ganti cewek bukanlah perkara yang sulit. Ia gampang mendapatkan cewek baru meskipun baru putus. Lihat saja besok, Nolan pasti sudah mendapatkan penggantinya.
Memiliki tampang yang ngartis memanglah keberuntungan. Didukung oleh dompetnya yang tebal karena ia berasal dari keluarga terpandang, membuat Nolan gampang mencari pacar baru. Tidak perlu susah-susah mencari, target kadang juga datang sendiri.
Cowok itu tidak pernah serius menanggapi sebuah hubungan. Ia hanya ingin main-main semata. Semboyan cowok itu cuma satu.
Kalau bosan, tinggal lempar dan cari yang segar.
Bukan hal baru lagi jika Nolan sering mendapatkan tamparan ketikan ia memutuskan seorang cewek. Ia sudah kebal dengan itu semua dan sama sekali tidak pernah merasa kapok.
***
Tujuan Nolan kali ini adalah menuju ke rumah Elang, ia dan teman-temannya sudah ada janji untuk kumpul. Sebenarnya ia sudah terlambat, seharusnya ia sudah sampai di sana setengah jam yang lalu.
Setelah sampai di rumah Elang, Nolan segera memarkirkan motornya di halaman depan rumah Elang. Benar saja, di sana sudah ada motor milik para sahabatnya. Langsung saja Nolan melepas helm, dan berjalan sedikit tergesa menuju pintu utama.
Memencet bel satu kali, Nolan menunggu. Ia kembali melakukan hal yang sama ketika pintu belum kunjung di buka. Dan pada pencetan bel ketiga, barulah seseorang muncul dari dalam rumah.
Nolan nyengir dan langsung menyalami emak Elang. "Assalamu'alaikum Mak," ucap Nolan sopan.
"Walaikumsalam, kau baru datang Lan? tuh udah pada kumpul di atas," ujar Emak menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nolan & Elata
Teen Fiction"Kak Nolan mau nggak jadi pacar aku?" Menatap manik cowok dihadapannya dengan raut wajah setengah takut, Elata berujar lirih, lengkap dengan suara gugupnya. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, Nolan mensejajarkan wajahnya dengan cewek pen...