tiga belas

128 19 0
                                    

"CANTIK sih, tapi emangnya lo yakin bakal pertahanin nih cewek?" Saka bertanya lirih sambil menyerahkan ponsel Nolan. Ia baru saja melihat sebuah foto seorang cewek yang Nolan tunjukan. Kata Nolan sendiri sih pacar barunya.

Ragas tersenyum sinis. "Yakin Lan bakal lama? Nggak tergoda sama cewek lain lagi nih?" ujarnya sambil terkekeh kecil.

"Halah, palingan besok juga diputusin, terus dapet yang baru. Emang bangsat lo ya Lan, nggak pernah setia," cibir Elang.

"Ngiri bilang Lang," celetuk Miko, menatap Nolan seraya tersenyum kecil.

"Gue nggak gitu ya sorinya aja, gue mah orangnya setia. Buat apa ganteng kalo nggak setia? Cewek itu dihargai, jangan cuma mainin perasaannya doang."

"Bijak bener lo, makan ketumbar berapa karung tadi malam?" tanya Ragas.

Elang menjawab pertanyaan Ragas dengan cepat. "Cuma satu toples bang jago!"

"Kayaknya gue bakal lama sama nih cewek," sahut Nolan sambil menatap foto Rere yang ia ambil secara diam-diam. Kemarin, Nolan memaksa untuk mengantarkan cewek itu pulang. Dan ketika Rere hendak membuka gerbang rumahnya, Nolan memanggil dan langsung menjepret foto cewek itu.

"Yakin bakal lama?" Elang menggoda Nolan sambil menaikturunkan alisnya yang tebal.

"Kalo nggak bosen," sahut Nolan anteng.

"Dia sekolah di mana emangnya lan?" tanya Miko seraya mengunyah kacang.

"Sekolah sebelah, Cempaka High School," jawab Nolan datar. Kemudian ia meletakkan ponselnya di atas meja kantin, lalu menyeruput jus jeruk yang gelasnya sudah mulai berembun.

"Wah beruntung lo tuh, cantik-cantik murid sana. Bahkan katanya aja guru BK-nya cantik dan seksi, masih muda. Umurnya belum ada tiga puluh tahun," ujar Saka sedikit antusias.

"Kalo gue sekolah di sana, mendingan gue bolos aja tiap hari biar masuk BK. Bukannya rugi, malah untung. Beda banget sama Bu Mumun. Udah tua Bangka, sering marah-marah, kalo marah urat lehernya aja sampai keluar. Tapi heran aja gue, kok nggak mati-mati, ya?"

Elang tertawa ngakak seraya melempari Ragas dengan kulit kacang. "Anjing lo Gas, akhlak lo konslet ya!"

"Yakin lo bakal setia sama tuh cewek?" tanya Saka, lalu berhenti sejenak sambil menggaruk alisnya. "Siapa tadi namanya?"

"Rere," jawab Miko.

"Iya tuh, lo nggak tergoda sama cewek lain? Serius?" tandas Elang.

"Ya nggak tau, kalo ada peluang lain ngapain nggak? Lagian Rere kan nggak sekolah di sini, nggak bakal tau dia kalo gue punya pacar lagi. Bakal aman kalo nggak ada yang ngadu."

"Sekalinya bangsat ya tetap bangsat, ya?" gumam Elang seraya mengetuk kepada Nolan. "Banyak-banyakin tobat aja deh lo Lan keburu karma datang ke lo. Kalo karma udah keburu sayang sama lo, cuma satu yang mau gue bilang."

"Bilang apa?" tanya Nolan.

"MAMPUS!" Dengan kompak, Elang, Ragas, Saka dan Miko berseru heboh. Sedangkan Nolan mendengus dan memutar bola matanya.

"Lihat aja yang bakal gue lakuin ke lo Lang, tunggu aja entar," ancam Nolan, membuat Elang pura-pura bergidik takut.

"Ampun bang jago!" sahut Elang.

Semuanya kemudian tertawa kecil, kecuali Nolan yang masih menahan kesalnya. Diantara semuanya, Nolan paling sebal dengan Elang. Entah kenapa, kalau deket-deket sama Elang, bawahannya kepengin nyebut istighfar terus.

"Udah mau bel, masuk kelas yok?" ucap Miko setelah melirik jam yang menyangkut dipergelangan tangannya.

Semuanya setuju, lantas berdiri dari kursi kayu dan melanjutkan langkah menunju kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nolan & ElataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang