SUNGGUH tidak tahu diuntung para sahabatnya itu, mentang-mentang Nolan yang membayar semua pesanan, Ragas dan yang lainnya malah meninggalkan dirinya pergi dari kafe. Sewaktu Nolan berjalan kembali ke tempatnya tadi duduk, mereka semua sudah tidak ada, membuat Nolan melotot tidak percaya.
Sial, bukannya berterima kasih, mereka malah pergi begitu saja. Bagaimana Nolan tidak kesal? Masih mending jika mereka menunggu dirinya membayar tagihan makanan yang dipesan. Tapi, yang Nolan dapatkan justru sebaliknya.
Nolan menghela napas pendek dan berusaha untuk sabar. Lalu, ia mengambil ponselnya yang berada disaku celananya. Ia membuka pesan grup, lalu menuliskan sesuatu di sana. Tidak lupa, Nolan mengubah semua huruf menjadi balok semuanya, berharap agar teman-teman bangsaatnya tersebut tidak mengabaikan pesan yang dirinya kirimkan.
Calon Imam Bagi Ukthi (CIBU)
Nolan: BANGUN TIDUR, GUE BAKAL PASTIKAN LEHER LO SEMUA UDAH NGGAK ADA!!!!
Nolan tersenyum tipis, lalu langsung mengantongi benda pipih tersebut ke dalam saku celananya. Setelah itu, ia kembali berjalan keluar dari kafe dengan perasaan dongkol. Jika akhirnya tahu seperti ini, mana sudi ia mentraktir para sohibnya itu. Terutama Elang, cowok satu ini begitu maruk. Segala makanan di pesan, bahkan ia minta dibungkus untuk di kasih emaknya dan Nana—kucing kesayangannya.
Dompet Nolan seketika saja langsung kekurangan gizi.
Nolan menggeleng pelan ketika tubuhnya sudah berada di luar kafe. Ia tidak mau memusingkan hal tadi, yang ada ia akan semakin kesal dan dongkol. Nolan berjalan santai menuju motornya, dan ketika ia hendak mengenakan helm, tidak sengaja ekor matanya menangkap seorang cewek yang jaraknya tidak terlalu jauh darinya.
Tatapan Nolan terpaku beberapa detik, matanya tidak berkedip. Terlihat cewek yang ia tatap sedang memperhatikan jalan, sesekali pandangannya teralih ke arah ponselnya. Senyuman Nolan tersungging.
Cantik juga. Nolan membatin.
Dengan gerakan cepat, Nolan memakai helm dan bergerak menuju motornya, lalu ia berhenti di depan cewek yang tadi ia lihat. Entah kenapa, Nolan ingin mendekati cewek itu. Bagaimana tidak langsung kepincut, cewek itu memiliki wajah yang cantik. Bahkan, satu kali tatapan saja Nolan sudah terjebak akan aura cewek tersebut.
Kesempatan seperti ini tidak akan ia buang secara sia-sia.
Ketika motornya sudah berhenti di depan cewek yang Nolan belum tahu namanya siapa, Nolan pun menaikkan kaca helm full face miliknya. Ia menolehkan wajahnya, dan detik berikutnya tatapannya dengan sorot mata cewek itu bersirebok.
Dapat Nolan lihat jika raut wajah cewek tersebut nampak kebingungan. Membuat senyuman tipis Nolan kembali terbit. Ia berdehem kecil, kemudian mulai membuka suara.
"Halo cantik, lagi nungguin siapa di sini?" tanya Nolan sok akrab, membuat cewek itu menyerngitkan keningnya bingung. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja ada orang tidak dikenal menyeletuk seperti itu. Siapapun itu, pasti akan bingung sekaligus risi. Bahkan ada yang takut kalau tahu-tahu orang tersebut memiliki niat jahat.
"Lo siapa? Jangan sok akrab sama gue!" Cewek itu menukas tajam, bibirnya kini merapat dengan bola mata yang menatap Nolan tidak suka.
Seolah tidak mendengar ucapan cewek tersebut, Nolan malah kembali menyeletuk. "Gue perhatiin dari tadi lo kayaknya lagi bingung. Lagi nungguin seseorang ya? Siapa?"
"Apaan sih lo? Nggak jelas banget. Sana pergi, nggak usah gangguin gue!" raung cewek itu murka. Air mukanya sudah memerah karena menahan kesal.
"Nggak ganggu kok, gue cuma nanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nolan & Elata
Teen Fiction"Kak Nolan mau nggak jadi pacar aku?" Menatap manik cowok dihadapannya dengan raut wajah setengah takut, Elata berujar lirih, lengkap dengan suara gugupnya. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, Nolan mensejajarkan wajahnya dengan cewek pen...