PENGERAS suara setiap kelas berbunyi, menyuruh seluruh ketua kelas berkumpul. Tapi, hanya kelas 12 saja. Arion yang sebenarnya mendengar malah menjatuhkan kepalanya malas keatas meja, yang direspon tawa oleh gadis disampingnya.
“Mau digantiin?” tanya Nala disampingnya.
Arion menggeleng. Tapi, masih belum bergerak untuk beranjak.
“Bapak kepala, itu dipanggil. Disuruh kumpul. Ibu negaranya gak akan kemana-mana kok,” ujar Kama dengan lantangnya dari depan kelas. Toh, satu kelas juga sudah tau, kalau ketua dan wakil ketua kelas mereka pacaran. Tapi, tetap saja malu.
“Iya, Kama. Gak budek kok.” tapi tetap Arion tak beranjak.
“Yon, ayo!” ajak Zaeim dari depan pintu. Zaeim juga ketua kelas, kelas sebelah.
Arion bangkit dengan malas-malasan. “Saya kumpul dulu, ya.”
Dibalas anggukan oleh Nala.
• • •
BEL pulang sekolah berdering. Kelas A4 yang semula menikmati jam kosong semakin riuh, rasa rindu dengan kasur atau menjalankan rencana indah yang telah disusun sudah memenuh kepala masing-masing siswa. Yang semula penat, ngantuk, entah hilang kemana. Menguap seiring selesainya bel berdentang.
“Langsung pulang?” tanya Rion yang sudah disamping kekasihnya.
Nala menggeleng. “Jalan-jalan, bagaimana?”
Rion mengangguk. Berjalan mendahului dengan gadisnya dibelakang, entah langkahnya yang besar tak bisa diikuti oleh langkah kecil Nala, atau dia sendiri yang terlalu cepat sangking semangatnya.
Hei! Kelas tiga itu memuakkan.
“Pelan-pelan, Yon. Diluar juga masih ramai,” keluh Nala.
Rion terkekeh. Masih ingat ini disekolah jadi belum bisa menautkan tangan mereka. Rion tak menghentikan langkahnya namun memelankan, agar gadisnya bisa menyamakan.
Sampai di parkiran, disamping motor sang tuan, Rion memasang helmya tak lupa memberika helm kepada gadisnya. Lalu, keduanya mulai keluar meninggalkan pelantaran sekolah.
“Lewat sawah, ya?”
Pertanyaan Nala dibalas anggukan sekaligus elusan pada tangan yang memeluk pinggang Arion. Diam-diam Rion tau bahwa Nala dibelakangnya merona merah, malu-malu.
Sudah dua tahun masih saja. Tak apa, Rion juga senang.
Hati yang saling berbalas akan selalu menyenangkan. Tanpa pernah mengira, rasa juga terkadang punya tanggal kadaluwarsa. Tak apa, yang penting sekarang adalah bahagia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.