Bukan Sahabat | 04 | Mei-Mei?!

197 20 89
                                    

HAI GUYS! SAYANG-SAYANGNYA KETA, KETA KEMBALI UP CERITA BUKAN SAHABAT!☺💖

DOUBLE UP NIH KHUSUS HARI SABTU, WKWK LAGI KE PENGEN UP DOUBLE.

JANGAN LUPA VOTE YAK! KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA GUYS!☺💖💖

HAPPY READING!💖💖💖
~~~~~

"Aku selalu bermimpi bahwa semua yang ku baca di buku dongeng, di buku cerita,dan di novel, itu bisa menjadi kenyataan. Memiliki banyak teman dan prestasi yang membanggakan."
-Cattleya Minerva.

***

Leya sedang membaca cerita di aplikasi wattpad di ponselnya. Sebenarnya tadi ia ingin membawa novelnya, tapi ia takut teman sekelasnya ada yang meminjam dan takut gak di pulangkan lagi seperti kejadian di SMP dulu.

Leya bukan bermaksud pelit, tapi setidaknya mereka tau bahwa mereka meminjam. Mereka malah berbohong dan berbuat drama seolah mereka benar-benar lupa pernah meminjam buku novel dengan Leya.

Sedang asyik-asyiknya membaca. Lagi dan lagi Bimo datang menghampiri dan duduk di meja Leya. Membuat Leya berdecak dan mengadahkan kepalanya.

"Lo mau apa sih?! Ganggu aja!" ketus Leya. Ia kesal bukan main, lagi asyik-asyiknya menghayati juga.

"Jangan galak-galak nanti gue nambah suka," goda Bimo sambil menyentuh dagu milik Leya dengan pelan membuat Leya harus menyingkirkan tangan sialan itu.

"Gak usah pegang-pegang gue!" ketus Leya namun Bimo malah terkekeh pelan.

Leya pun melanjutkan aktivitasnya membaca wattpad di ponselnya.

"Kayaknya tulisan layar hp itu lebih seru dan menyenangkan ya, daripada wajah gue?" sahut Bimo namun Leya tak menanggapinya.

Melihat Leya tak ada respon. Langsung saja Bimo mengambil dengan cepat ponsel Leya lalu menaruhnya di saku celananya. Sekarang dia duduk dengan tampang tak berdosanya. Sedangkan Leya sudah menatapnya bengis.

"Siniin!" ketus Leya sambil mengadahkan telapak tangannya. Namun bukannya diberikan ponsel, malah Bimo menjabat tangan Leya dengan santai sambil tersenyum.

Leya memberontak mencoba melepaskan eratan tangan Bimo. "Apasih?! Lepasin gak! Ih lepasin!"

Tapi mimik wajah Bimo hanya tersenyum senang berbeda dengan Leya yang sudah seperti mau makan orang.

Akhirnya eratan tangan itu pun dilepas Bimo secara mendadak. Hampir saja jika Leya tak menahan tubuhnya, ia bisa saja jatuh dari kursi karena tadi ia memberontak dengan kuat.

"Sini hapenya! Pake segala dimasukin ke dalem saku lagi!" marah Leya namun Bimo lagi lagi hanya terkekeh, membuat emosi Leya bertambah dua kali lipat.

"Lagian lo cuekin gue sih. Sekarang jangan main hp kalo ada gue," perintah Bimo.

Leya menaikkan satu alisnya dengan tatapan datar. "Apaansih?! Siapa dia coba sok ngatur gue!" gerutu Leya dalam hati.

"Siniin Bimo," pinta Leya dengan nada bicara yang setenang mungkin.

"Gak! Ngambek gue lo kacangin gitu," ujar Bimo sambil bersedekap dada.

"Ya tuhan, sabarin Leya."

"Sini Bim plis," pinta Leya dengan memohon.

Bimo menatap Leya lalu tersenyum kecil atau lebih tepatnya ia melakukan smirk. Dasar laki-laki ini! Itukan menambah tingkat kegantengannya!

Bukan Sahabat [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang