Bukan Sahabat | 20 | Pilih aku atau dia?

99 6 1
                                    

"Sulit memilih antara kamu dan dia, kalian sama-sama berharga bagiku."
- Cattleta Minerva.

***

Sudah terhitung 3 hari berturut-turut Bara dan Leya masih diem-dieman karena masalah hari dimana Bara bilang kalau dia cemburu kepada Leya.

Mereka sama sekali tidak berkomunikasi satu sama lain. Tidak ada yang mau bertegur sapa dahulu atau menanyakan kabar dahulu. Baik Bara maupun Leya sama-sama gengsi dan sama-sama berpikir bahwa 'dia yang salah bukan aku'.

Di saat itu pula Leya makin dekat dengan Dirga, Sisil, dan Yona. Sebenarnya Leya sudah memberitau mereka bertiga perihal kabar pacarannya Leya dengan Bara.

Akhir-akhir ini Lusi sangat sulit dihubungin, jujur saja Leya khawatir, takut Lusi berbuat yang tidak-tidak, masalahnya dia itu anak yang suka selfharm, bagaimana bisa Leya tidak khawatir?

Hari ini Leya memberanikan diri menghadiri pertemuannya dengan sahabat-sahabat SMP Leya. Leya sendiri selalu menghindari pertemuan reuni seperti ini, kalau-kalau kejadian tak mengenakan terjadi lagi, Leya itu sangat sensitif, mangkanya lebih baik dia menghindar daripada menelan luka.

Dengan memakai baju blouse hitam dengan celana repped jeans dan sepatu sneakers hitam putih. Leya berjalan memasuki cafe bernuasa Eropa itu. Kepalanya celingak celinguk mencari keberadaan teman-temannya.

"Fero!" panggil Leya sembari melambaikan tangan.

Fero membalas dengan senyuman dan gerakan tangan untuk menyuruhnya menghampirinya.

Sesampainnya Leya di depan Fero, Leya langsung duduk di depan kursi Fero. Seketika dia teringat bahwa temannya satu lagi belum datang.

"Tiya mana? Belum dateng?" tanya Leya.

"Udah, dia lagi di toilet tadi," balas Fero.

Leya menjawab dengan ber-oh ria. Leya dan Bara kembali saling canggung, suasana atmosfer begitu aneh membuat keduanya memutuskan memainkan ponsel mereka sendiri-sendiri.

"Fero," panggil Leya.

"Iya?" jawabnya sambil menatap Leya.

"Gimana kabar lo?" tanya Leya yang menurutnya sangat aneh untuk dijadikan pertanyaan.

"Baik kok kayak yang lo liat sekarang, lo sendiri?"

"Sama aja, baik juga," balas Leya.

Suasana kembali canggung dan sepi, mereka berdua saling bermain ponsel namun matanya sebentar-bentar mengintip sedikit satu sama lain.

Hingga tiba-tiba ...

"Dorr!!" pekik Tiya dan Vira secara bersamaan dari belakang Leya sambil menepok bahunya.

"Mama!" jerit Leya lalu segera menoleh ke belakang dan didapati 'lah kedua orang yang sedang ribut itu.

Tunggu, ribut?

Iya, sebelumnya Tiya dan Vira saling perang dingin. Mereka terlibat masalah salah paham satu sama lain. Leya sendiri menjadi orang tengah di antara mereka berdua. Jujur Leya sangat terkejut melihat mereka yang tertawa bahagia setelah berhasil mengagetkannya.

"Mereka udah baikan?"

Tiya dan Vira duduk berhadapan, dimana Tiya duduk di sebelah Leya dan Vira duduk di sebelah Fero. Leya yang memang sudah sangat penasaran dengan apa yang terjadi pun langsung bertanya kepada mereka berdua.

"Kalian udah baikan?" tanya Leya sembari menoleh ke arah Tiya dan Vira.

"Keliatannya?" tanya balik Vira.

Bukan Sahabat [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang