Bukan Sahabat | 23 | Kebohongan di balik kebohongan

81 6 1
                                    

"Kenapa aku merasa hanya aku yang mempertahankan semuanya?"
- Cattleya Minerva.

***

Cahaya mentari pagi begitu meyilaukan mata ketika hendak menengok ke atas gedung pencakar langit. Suasana hangat pagi ini membuat mood Leya menjadi lebih baik dari semalam.

Membicarakan tentang semalam, Leya pulang diantar oleh Dirga tentunya. Dan Bara serta Lusi tetap berjalan berduaan mengelilingi kota Bandarlampung, sembari berhenti untuk mengisi perut yang kosong.

Jika Leya dan Dirga pulang pukul 9 malam, maka Bara dan Lusi pulang pukul 2 pagi.

Leya yang memang baru balik dari rumahnya, tidak sempat membuka ponselnya. Dia lebih memilih membersihkan diri dan tidur.

Paginya dia baru mengecek ponselnya, dan di sini dia baru tau bahwa Bara semalam mengirim banyak pesan chat dan banyak sekali panggilan tidak terjawab.

Cattleya Minerva
Maaf ya Bar, aku baru liat hp, semalem aku sibuk sama tugas sekolah, tugas rumah, jadi ya gitu, aku langsung tidur begitu selesai
06.14 wib.
(read)

Leya mengernyitkan keningnya, bingung, kenapa Bara hanya membaca pesannya? Kenapa tidak dibalas. Bahkan Leya masih bisa melihat bahwa dia online.

"Bar, kamu kenapa sih?"

Jadi, sudah tau 'kan kenapa Leya mood-nya hancur? Tentu saja karena Bara. Dia bete karena Bara hanya membaca pesannya. Apa Bara marah padanya?

Leya tau bahwa dia membohongi laki-laki itu, tetapi ini dia lakukan terpaksa agar hubungannya tidak tersenggol. Lagipula Leya sama Dirga berduaan karena Dirga membutuhkan Leya, tidak ada maksud lain, bukan?

"Bukan salah Dirga juga sih, 'kan ini murni karena gue lupa kabarin, huft," gumam Leya di koridor sekolah, tangannya sembari mengusap wajahnya frustasi.

Sesampainya dia di kelas, Leya membuang napasnya. "Lagi lagi sendiri."

"Dor!!"

"Mama!"

Leya menoleh ke belakang dan menemukan Dirga dengan senyuman kurang ajarnya itu. Langsung saja tangan Leya bergerak memukul badan Dirga, membabi butanya dengan keras.

"Udah tau jangan kagetin gue! Lo masih aja ngagetin gue! Ih!" geram Leya.

"Ya Allah Ya, lo mau bikin gue babak belur apa masih pagi?" tanya Dirga sembari berusaha menghindari pukulan maut Leya.

"Bikin nambah badmood aja sih!"

Leya bersedekap dada, tubuhnya jalan meninggalkan Dirga di ambang pintu. Menarik keras bangkunya lalu duduk sembari membanting tas ransel miliknya.

"Yaila ngambek coba nih bocah," seloroh Dirga sembari duduk di bangku depan Leya.

"Pergi sih Dir, lo 'kan harus apel di lapangan," usir Leya terang-terangan.

"Gue gak mau pergi kalau lo gak cerita kenapa lo kek gini pagi-pagi," kata Dirga.

"Bisaan aja nih orang, emang gue keliatan bete banget ya?" batin Leya.

Bukan Sahabat [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang