Bukan Sahabat | 14 | Bimbang

118 9 4
                                    

"Galak lo hanya di luar, sebenernya lo itu lemah, gue jadi pengen selalu ngelindungi lo yang punya kepribadian ganda."
- Bara Rizki Gutama.

***

"Kamu bisa gak sih hemat sedikit aja? Boros banget, harusnya kamu bisa mengendalikan keuangan, bukan malah menghancurkan."

"Kamu kasih saya aja uang gaji dikit, gimana caranya cukup Mas?"

Suara pertengkaran itu kembali terdengar dari luar rumah dan membuat langkah Leya menjadi mundur lalu memutar badannya. Namun sedetik kemudian ia teringat Thalita masih ada di dalam rumah itu.

"Gimana caranya ngajak Thalita keluar tanpa ketauan mereka yang lagi berantem?" gumam Leya.

"Apa telpon aja ya?"

Akhirnya Leya menelpon Thalita. Tak lama suara Thalita terdengar di indra pendengarannya.

"Halo Mbak?"

"Halo? Thalita kamu di dalam rumah?"

"Iya ... Mbak dimana? Aku takut ... Mama sama Papa berantem lagi Mbak."

"Tenang, Mbak ada di depan rumah. Kamu pasti belum makan 'kan? Mau ikut Mbak makan di luar?"

"Mau, tapi gimana?"

"Cari celah terus kamu keluar dari rumah, bawa barang yang kamu perlu aja ya."

"Tapi Thalita takut ketauan."

"Gak akan, asal kamu liat kondisi, oke? Mbak tunggu di depan gang samping rumah kita."

***

"Mbak, Papa sama Mama selalu berantem dari dulu, kenapa sih mereka kayak gitu terus?" tanya Thalita.

"Makan dulu ya ntar keselek," alibi Leya.

Mereka makan di salah restoran nasi padang yang tak jauh dari rumahnya. Dengan lahap Leya dan Thalita memakan makanan tersebut dengan cepat dan bersih.

"Hahhh ... kenyang banget Mbak! Makasih ya!" seru Thalita senang.

Leya tersenyum kecil. "Mau balik sekarang?"

"Emang Mama sama Papa udah selesai berantem?" tanya Thalita.

"Udah kok! Tadi Papa nanya aku dimana, kok belum pulang," terang Leya.

***

"Dia selalu aja ngebahas uang, uang, dan uang. Mama juga 'kan beli sepatu, baju, tas, bukan untuk Mama aja, untuk kamu sama Thalita pakai sama-sama juga," ujar Mama Leya.

Saat Leya dan Thalita pulang, orangtuanya sudah ada di kamar masing-masing. Hah? Kamar masing-masing? Iya, sejak hari itu mereka tidur beda ranjang. Walau hilal kedamaian udah tampak, namun keduanya masih gengsi dan egois.

"Kamu dengerin Mama gak sih?" tanya Mama Leya sembari menyeka air matanya.

"Iya Ma, dengerin kok," balas Leya.

"Buat Leya dan Thalita ya? Tapi, yang Mama beli baju selera Mama, fashion Mama, lagipula semua barang yang Mama beli, kita berdua gak pernah pake, karena, Mama selalu marah kalau kita mulai mencoba ingin memakai baju-baju Mama, lalu kenapa Mama dengan mudahnya bilang kalau baju-baju Mama bisa dipakai untuk kami?"

"Papa kamu sendiri aja ngasih uang gaji hanya setengah ke Mama, bagaimana cukup untuk sebulan, hah? Terkadang dia gak bisa mikir, gaji aja gak dikasih semua, tapi ngomel dan gak terima kalau Mama minta uang lagi karena uang yang dia berikan sebelumnya abis, 'kan aneh!" gerutu Mama Leya.

Bukan Sahabat [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang