Part 1

13.2K 687 6
                                    

1 minggu

2 minggu

Kertas persetujuannya masih tersusun rapi di tumpukan buku Arumi. Dia belum menemui pak dosen bimbingannya, rasa takut lebih mendominasi perasaannya selama ini.

"Arrgh." Arumi menghempaskan badannya di atas ranjang queen size miliknya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Tok tok tok

"Kak Arum makanannya udah siap, yuk makan malam." Ajak Adam adik laki-lakinya.

"Iya tunggu bentar." Ujar Arumi.
Dengan langkah lunglai Arumi menuju ruang makan. Disana telah hadir abah, ibuk dan adiknya.

"Kamu tuh Nak, harusnya bantu ibukmu mempersiapkan makanan, sebagai perempuan juga harus pintar megang dapur meskipun belum ahli." Ujar Abah dengan tenang.

"Iya Abah. Tadi Arum sibuk pikirin skripsi makanya lupa waktu." Bela Arumi.

"Terus skripsinya sudah sampai mana?" Tanya Abah.

"aduh abah pake nanya lagi." Batin Arumi.

"Sudah mau menemui dosen pembimbingnya, Bah." Jawab Arumi.

"Kalau bisa diburu skripsinya. Biar di kantor nanti abah ada temannya, Rum."

"Iya Arum usahakan,Bah"

"Ayo kita makan." Ucap Ibuk.

Mereka pun makan dalam suasana hening, setelah makan Arumi mencuci piring dan menuju ke kamarnya.

Abah Arum, pak Harto memiliki perusahaan yang bergerak di bidang properti, usaha yang berawal dari usaha rumah kost sekarang sudah berkembang membangun perumahan kelas menengah hingga perumahan elit.

***

Ting!!!

#MadiNasha : udah ketemu sama dosbingnya?

#ArumiFatina : belum Sha, nanti ya.

#MadiNasha : ngak boleh nanti. Sekarang!!!

#ArumiFatina : astagfirullah nyebut Sha, ini tuh udah jam 10 malam dan besok hari minggu jadi nanti itu hari Senin aja ya...

#MadiNasha : Oke! Hari Senin wajib temui dosbingmu, kalau nanti tertunda lagi, Aku yang akan seret kamu kesana.

#ArumiFatina : Iya Nasha.

Hufftt

Butuh waktu yang lama bagi Arumi untuk mengumpulkan niat bertemu dengan dosbingnya. Mahasiswi dengan segudang tanda tanya, pintar juga ngak, bodoh juga ngak, kadang rajin, kadang peduli banget, tapi kalau niatnya tidak sampai di akar-akarnya percayalah dia akan menjadi manusia mager semager-magernya tidak peduli lingkungan sedang kondusif atau tidak. Nah, salah satunya skripsinya ini yang mendapat dosbing dengan predikat dosen killer urutan kedua. Sepertinya memerlukan helaan nafas beribu-ribu embusan.

Tiinggg!

Dering ponsel Arumi menandakan ada pesan yang masuk.

#AimanIbrahim : Besok ada jadwal ngak?yuk ke hutan pinus

#ArumiFatina : Ngak ada jadwal kok Bang. Hayuk ke hutan pinus. Tapi ngak berdua kan?

#AimanIbrahim : Besok jam 7 saya jemput. Ngak kok ada saudara sepupu saya yang ikut.

#ArumiFatina : Alhamdulillah, di tunggu besok.Nanti Arumi izin ke Abah.

Sejak aksi tukar contact person 2 minggu lalu di parkiran kampus mereka sering bertemu entah itu janjian atau hanya kebetulan. Setelah Aiman berkabar untuk mengajak Arumi ke hutan pinus, Arumi segera meminta izin ke orang tuanya agar diizinkan pergi dan alhasil dia pun diizinkan.

***

Keesokan harinya selepas sholat subuh Arumi bersiap-siap untuk ke hutan pinus dengan berpenampilan celana jins dan baju sweater berwarna navy, tak lupa dipadukan dengan sneaker putih dan rambut yg di cepol, kemudian tas ransel berukuran medium yang bertengger di punggungnya.

Tingtong

Suara bel rumah Arumi bersuara dan nampak Aiman yang telah berdiri di pintu utama rumahnya.

"Assalamualaikum" salam Aiman.

"Waalaikumsalam" jawab Abah Arumi kemudian disusul oleh Arumi yang berjalan ke pintu.

"Mau jemput Arumi Om. Kita bertiga mau ke hutan pinus." Izin Aiman.

"Iya silahkan. Arum juga tadi malam udah bilang sama Abah dan Ibuk." Jelas Abah.

"Kalau begitu saya pergi dulu ya Om.yuk Rum!" pamit Aiman.

"Assalamualaikum." Lanjutnya dan menjabat tangan abah.

"Arum pergi dulu ya Bah dan Ibuk." Susul Arum kemudian menjabat tangan keduanya.

***

Suasana hutan pinus begitu asri dan sejuk begitu banyak wahana yang tersedia beserta kulinernya. Mereka bertiga menikmati suasana dengan menunggangi kuda dan memacu adrenalin dengan flying fox.

Tinggg!!!

#MadiNasha : SKRIPSI DI DEPAN MATAAAAA...

Yaps!!! Beberapa menit yang lalu Arum sempat mengabaikan suasana hutan pinus melalui story akun sosial medianya yang berakhir dengan Nasha yang mengomentari story tersebut.

#ArumiFatina : Iya Nasha, Arum tau kok! Tapi sekali-kali jalan-jalan ngak apa-apa.

#MadiNasha : liburan keluarga yaa?

#ArumiFatina : Bukan, diajak ama Bang Aiman.

#MadiNasha : Astagfirullah, ngak boleh jalan berdua. Yang ketiga itu setan.

#ArumiFatina : Ngak berdua! Kita bertiga bareng saudara sepupunya.

Sebagai sahabat Nasha itu bagaikan alarm bagi Arumi, pembawaannya yang kalem dan dewasa mampu mengubah Arumi step by step menjadi baik. Sahabat yang seperti ini yang dibutuhkan karena tidak menjerumuskan kita ke hal-hal yang buruk tapi menuntun kita menuju kebaikan, meskipun sampai sekarang Arumi belum berhijab tapi Nasha yakin suatu saat itu akan terjadi.

Kembali ke hutan pinus, setelah puas menikmati hal-hal yang mampu memanjakan mata mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

***

Hari Senin telah tiba, Arumi sudah siap untuk ke kampus tapi sebelumnya dia sarapan dulu dan memeriksa barang bawaan yang akan dibawanya.

Beberapa menit kemudian, Arumi melajukan mobil Honda Jazz berwarna merah metalik miliknya yang sudah usang meskipun sudah ditawari oleh abahnya untuk menukar mobilnya tapi dia malah berfikir selama mesinnya masih nyala berarti kendaraan itu masih layak untuk di pakai. Sama kendaraan saja Arumi setianya ngak ketulungan gimana nanti kalau sudah di hadapkan sama pendamping hidup.

Dengan merapalkan bismillahirrahmanirrahim Arumi melangkah ke ruangan para dosen dan menemui rekomendasi dosen bimbingannya.

"Assalamualaikum pak Ibrahim. Saya Arumi mahasiswi semester akhir dan membawa surat persetujuan bimbingan." Ucap Arumi sambil menyodorkan berkas tersebut dan telah duduk berhadapan dengan dosennya di meja kerja pak dosen.

"Waalaikumsalam." Jawaban salam dari pak Ibrahim.

1 detik

2 detik

3 detik

15 menit.

Setelah menimang-nimang pengajuan judul dan persetujuan bimbingan dari Arumi akhirnya pak Ibrahim mengeluarkan sepatah katanya.

"kok saya ngak sreg sama judul kamu yaa, ini kurang menantang."

"Jadi, kamu mau ganti judul skripsi atau ganti dosen pembimbing?" tanya Pak Ibrahim dengan wajah datar dan dingin.

Glek

Jangan lupa di vote...

My Love: ACC! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang