Epilog

10.1K 374 1
                                    

Happy reading....

5 tahun kemudian…

Pagi ini Aiman menatap lekat dua buah undangan pertunjukan seni yang diadakan oleh sekolah anaknya.

Kepada Yth.
Orang tua Muh. Aldo Zayyan Ibrahim.

Undangan kedua pun dengan label yang hampir sama.

Kepada Yth.
Orang tua Muh. Aldi Zayyin Ibrahim

Mereka di karunia anak kembar laki-laki dan sekarang sudaah bersekolah di taman kanak-kanak.

“Pah, kamu harus nyempetin dateng loh.” Ujar Arumi dari arah dapur membawa sarapan.

“Kalau aku sibuk kamu aja yang  datang.” Ujar Aiman datar.

“Acaranya itu hari Sabtu, weekend. Aku ngak mau ada alasan.” Putus Arumi sambil menuju ke kamar anak-anaknya.

Sejak Anak-anaknya lahir Arumi memilih resign dari kantor kemudian memilih menjadi ibu rumah tangga dan menjadi ibu kost 50 pintu. Dia tidak ingin melewatkan moment-moment berharga bersama anaknya kalau dia masih bekerja fulltime.

Aiman sibuk bergulat dengan pikirannya karena jadwalnya akhir-akhir ini sedang hectic, dia ada kegiatan seminar hingga akhir pekan yang berarti bertabrakan dengan jadwal pentas seni anaknya.

“Pagi Papah.” Sapa Aldi si periang sambil mencium pipi Aiman, dia sudah rapi dengan baju sekolahnya.

Disusul dengan kehadiran Aldo si datar hanya mencium pipi Papahnya kemudian duduk di meja makan.

“Loh, Aldo kok ngak sapa papahnya sih?” protes Arumi.

“Udah di wakilin tadi sama Aldi, Mah.” Datar Aldo.

Arumi dan Aiman bersitatap sambil geleng-geleng kepala menyaksikan sikap kedua anaknya yang meskipun kembar tapi memiliki sifat yang bertolak belakang.

Arumi bergabung di meja makan sambil menyaksikan anak-anaknya menikmati sarapan.

“Aaaaa….” Aiman menyodorkan sendok ke mulut Arumi.

“Ih Pah….apaan sih malu tau diliatin anak-anak.” Ujar Arumi kemudian menerima suapan dari Aiman.

“Makanya ikut sarapan, jangan diliatin mulu, atau aku suapin aja ya, mau?.” Tawar Aiman tapi Arumi menolaknya.

“Papah berangkat dulu.”Aiman berpamitan.

Arumi beranjak memasang hijab bergo-nya kemudian mengantar Aiman ke depan rumah. Sedangkan anak-anaknya menunggu bus sekolah yang akan menjemputnya.

“Hai, bunda Nasha.” Sapa Arumi yang disapa tersenyum lebar.

Sejak beberapa tahun terakhir Nasha dan Ferry pindah rumah yang berada persis berhadapan dengan rumah Arumi dan Aiman sehingga mereka bertetangga.

“Halo Sasa, bawa bekal apa hari ini?” Sapa Aldi kepada anak Nasha, mereka seumuran.

“Aldi, nama aku itu Dizza. D-I-Z-Z-A bukan Sasa.” Jelas Dizza. Para orang tua pun tertawa.

“Nanti bekalnya bagi ke aku yaa.” Ejek Aldi lagi.

"Aldi makan bekal sendiri, hargai mamah yang udah bela-belain buatin kita bekal." Ujar Aldo.

“Nyebelin.” Ujar Dizza kepada Aldi karena masih pagi-pagi sudah menggodanya kemudian ia menaiki bus sekolah tapi di tangga bus tubuhnya limbung dan di tolong oleh si kaku Aldo.

Beberapa menit kemudian bus melaju membawa anak-anak ke sekolahnya.

“Dizza kenapa sih ngak mau di panggil Sasa?” tanya Arumi.

My Love: ACC! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang