Part 16

5.5K 344 1
                                    

Malam itu gerimis melanda kompleks perumahan Arumi. Keluarga Arumi nampaknya sedang menonton acara talkshow di layar televisi.

“Buk, teman-teman pengajian ibuk Jum’at depan jadwalnya free ngak?” cetus Arumi.

Ibuk mengangguk.

“Emangnya kenapa?”

“Arum mau ngadain acara syukuran rumah kost baru.”

Selain pekerja kantoran, Arumi menginvestasikan hartanya pada aset properti yaitu membuat rumah kost.

“Loh kok dadakan, memangnya pembangunannya udah rampung yaa?” tanya Abah.

“Udah dong, kan pakai mandor andalannya Abah.” Ucap Arumi sambil mengerlingkan matanya.

“Gegara ngehandle proyek pribadi kamu abah malah pending pembangunan kompleks baru perusahaan.” Gerutu Abah.

“Nanti Ibuk aja yang nentuin acaranya gimana, Arumi ngikut aja.” Ujarnya.

“Bangunan rumah kost kakak ada berapa pintu?” tanya Adam.

“Cuman 50 pintu.”

“ckckck, resign aja dari kantor abah kak, kan udah jadi juragan kost, diluaran sana masih banyak pengangguran yang butuh lapangan pekerjaan.” Celetuk Adam.

“Enak aja.” Arumi langsung menghadiahi adiknya dengan timpukan bantal sofa.

***

Acara syukuran rumah kost Arumi terlaksana dengan baik dan tertata rapi. Acara itu berlangsung sejam yang lalu dan sekarang mereka semua membersihkan sisa-sisa acara. Arumi dan Nasha duduk berselonjoran kaki di atas karpet yang masih terbentang dilantai.

“Sha, maaf ya kemarin acara pertunanganmu Aku ngak sempat hadir, lagi perdin soalnya.” Ujar Arumi.

Nasha sahabat Arumi baru saja bertunangan beberapa hari yang lalu.

“Ngak apa-apa kok Rum, di maklumi. Tapi, awas yaa pas hari H kamunya ngak datang.” Ultimatum Nasha.

“Diusahain, emang acaranya kapan?” tanyanya.

“Masih lamaaaa…sekitar 4 bulan.”
Arumi kaget dengan rentang waktu yang dia dengar.

“Lama banget Sha. Bisa-bisa keduluan Aku yang nikahnya.” Celetuk Arumi.

“Emang udah punya calon? Udah izin ke abah?” cerocos Nasha.

“he belum sih.” Ujar Arumi sambil menggaruk tengkuknya. “Kok mau sih dijodohin ama papa Arifin?” selidik Arumi.

Jadi, Nasha tuh mau nikah karena dijodohin sama orangtuanya. Klise yaa??hu um!

“Aku yakin pilihan orang tua itu yang terbaik.”

“Nasha dimakan kuenya.” Ibuk datang membawa nampan kue dan ikut nimbrung dengan mereka berdua.

“Tante dengar kamu mau nikah yaa. Selamat Nak.” Ujar Ibuk.

“Alhamdulillah Tan.”

“Arumi kalah star lagi.”

“Buk jangan macam-macam deh. Belum ketemu jodohnya ini mah.” Bela Arumi.

“Umur udah mau 26 tapi hilal mau nikah belum keliatan.” Ujar Ibuk sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.

“Ish Ibuk tuh yaa.” Gerutu Arumi.

“Tante benar Rum. Secepatnya disegerakan. Tapi masa kamu ngak kecantol sama karyawannya Abah Harto atau relasi perusahaan mungkin.” Ucap Nasha.

“Udah deh Sha, ngak perlu diperpanjang lagi. Kalau kamu tinggal cuman mau bahas ini kamu mendingan pulang istirahat aja.”

“Jadi ceritanya kamu ngusir?” Nasha nampak bersiap-siap untuk pulang tapi di cegah sama Arumi.

“Ngak!!! Duduk aja dulu, Aku masih mau cerita sama kamu lagian akhir-akhir ini kamunya sibuk. Ngal afdol kalau cuman curhat lewat chat.”

Akhirnya, mereka chit-chat ngalor-ngilur sana sini semuanya mereka bahas. Dan sampailah dia di pembahasan umum yang secara umum ditanyakan sama calon manten…

“Calon kamu ganteng yaa?mapan?” selidik Arumi.

“Arum. Pertanyaan kamu itu. Ganteng tapi.” Ucap Nasha malu-malu.

“Ya iyalah. Mana mau papa Arifin ngejodohin anaknya ama yang ngak bisa memperbaiki keturunan.”

“Istigfar Rum”

Astagfirullah

“Ibuk itu selalu nanya ke Aku si Nasha kapan nikahnya? Dalam hati Aku ngomong yang anaknya siapa malah nanyain siapa.” Sebel Arumi.

“Itu toh kode Rum.” Kekeh Nasha.

“Terus kenapa waktunya sampe 4 bulan dari sekarang bukannya lebih cepat lebih baik?” tanyanya lagi.

“Katanya Mas Ferry dia lagi ada kerjaan selama 3 bulan ini makanya dia lebih memilih pernikahan ini di tunda dulu.”

Arumi ber’oh ria’ mendengar penuturan sahabatnya itu.

Jangan lupa Votement....

My Love: ACC! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang