(Ref song : Sampai Jumpa - Endank Soekamti)
.
.
Jeon Jungkook, 19 tahun, seorang pemuda tampan berperawakan tinggi dan mapan. Jungkook adalah siswa semester genap menengah atas yang sedang sibuk-sibuknya menjalani ujian dimasa akhir sekolahnya ini.
Walaupun hidup Jungkook terbilang sangat beruntung dengan sejuta prestasi, harta, pangkat dan pujian yang ia terima, Jungkook tidak pernah merasa bahwa hidupnya begitu spesial, bagi Jungkook hidupnya ini tak ada bedanya dengan kehidupan kebanyakan orang...
MONOTON.
Jungkook selalu bersyukur atas apa yang iya peroleh, selalu... Tetapi ada saatnya dimana terkadang Jungkook merasa bosan dengan apa yang iya dapatkan dalam hidupnya, iya ingin ada sesuatu yang baru, yang mampu mewarnai kehidupannya yang monoton ini... Selama 19 tahun ia hidup, harapannya tentang kehidupan baru belum pernah terlaksana.
Tidak pernah.
sampai pada akhirnya ia bertemu dengan sosok itu, tepat pada hari dimana ujian sekolahnya telah usai.
...
Jakarta 2016.
Jumat sore.“Kook, kita duluan ya”
Jungkook menjawab dengan anggukan, sore ini untuk pertama kalinya Jungkook tidak dijemput oleh supir yang di sediakan orang tuanya untuk menjemput Jungkook pulang, permintaan langsung dari dirinya kepada kedua orang tuanya jika ia berhasil meraih nilai tertinggi di ujian nasional terakhir, dan Jungkook berhasil.
Kini ia mendapatkan hak yang ia minta dari orang tuanya, 1 minggu tanpa kekangan, ia ingin kebebasan, walau hanya satu minggu, ia ingin merasa bebas tanpa aturan keluarga ‘konglomerat’ nya. Maka dari itu saat orang tuanya menyetujui keinginannya untuk mendapatkan kebebasan dalam satu minggu sampai hari kelulusannya, ia membuat ‘to do list’ Dan yang akan Jungkook lakukan agar rencana seminggunya tercapai pertama kali di sore ini adalah, pulang dengan bus. Simpel memang tapi memang ini yang Jungkook inginkan.
Jika di pikiran kehidupan baru yang sudah Jungkook susun selama seminggu terkesan mudah untuk dilakukan, memang mudah... Segalanya berjalan manis, mulai dari jalan di trotoar, menunggu bus, naik bus, membeli jajanan ringan di Seven eleven dekat apartemennya dan memasuki apartemennya tanpa ada maid yang menyambutnya..
Dia tidak disambut oleh maid-nya memang. Tapi ia disambut oleh pemandangan yang memilukan dan aneh.
Seorang pemuda berperawakan mungil, berwajah tampan dan cantik bersamaan sedang menangis pilu di sofa apartemennya. Jika itu hanya pemuda Jungkook tidak akan merasa aneh, namun saat yang Jungkook lihat adalah Arwah(?) sang pemuda bukankah wajar jika ia menganggap ini sebuah keanehan?
...
“... Jadi namamu Jung Hoseok? Usia 22tahun?Orang Bogor yang menetap Di Amerika? Dan kau bukan hantu?”
“IYA!”
“Apa hanya itu yang kau ingat?”
“Hm?... Mm.... Ntahlah... Aku tidak mengingat apa-apa lagi hueeeeee hueeeeee”
“Stttt hey berhenti menangis.”
Jungkook merapatkan dirinya ke sisi si pemuda manis bernama Jung Hoseok ini dengan maksud menenangkan. Tidak tega juga melihat Hoseok menangis seperti anak-anak begini, bukan kasian si lebih tepatnya Jungkook tidak tahan melihat Hoseok menangis dengan mata bulat yang lucu dan pipi merah yang menggemaskan. Lagi pula arwah Hoseok ini bisa di pegang, entah bagaimana caranya. Tapi Hoseok bisa di sentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
El Canto
FanfictionTiga ratus enam puluh lima hari dalam satu tahun, dan empat musim yang menyertai kisah di dalamnya. Sekelumit grafik perasaan yang berubah-ubah, bahkan dalam setiap detiknya. Membawa sensasi degupan jantung yang mendebarkan. Namaku Hoseok. Aku ada...