(Ref. Song : Love Me or Leave Me by Day6)
.
.
.Semuanya terserah pada Taehyung. Hoseok tak punya pilihan lain selain menunggu. Apakah hubungan mereka akan berakhir atau tidak, semua tergantung pada kata-kata Taehyung. Sikap dingin Taehyung yang dirasakan olehnya mungkin hanya ilusi Hoseok. Tapi karena itulah Hoseok sadar. Apakah saat ini Taehyung mencintainya?
Saat waktunya tiba,Hoseok mungkin akan menahan napasnya saat menanti jawaban Taehyung. Yang pasti, Hoseok akan menyerahkan keputusan itu pada Taehyung. Ia hanya ingin tahu jawaban Taehyung. Jawaban jujur tanpa kebohongan. Tolong beritahu Hoseok jika jawabannya adalah "tidak."
Sayang, cintai aku atau tinggalkanlah aku malam ini
"Tolong jawablah aku dengan jujur." Namun hanya sunyi yang Hoseok dapati sebagai balasannya. Tentu saja karena Taehyung sudah meninggalkannya seorang diri, di kafe milik Hoseok, tepat satu jam yang lalu. Namun hal itu tak membuat Hoseok beranjak dari duduknya, ia juga tak membiarkan Daehwi, pelayan kafenya, membersihkan gelas kopi bekas Taehyung. Padahal jelas-jelas kopi dalam gelas itu sudah mendingin. Tapi biarlah Hoseok dengan kemauannya.
"Kenapa?"
"Kenapa Taehyung memilihku?"
"Apa benar ia mencintaiku."
Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja keluar dari mulut manis Hoseok, ia masih memikirkan hubungannya dengan Taehyung, yang tak jelas akan berakhir seperti apa nantinya.
"Malam ini."
"Ya, aku akan menagih jawabanmu malam ini."
Hoseok merogoh saku celananya, mencari benda persegi yang disebut handphone. Segera ia mencari kontak pria yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini, Kim Taehyung.
.
Hoseok
Mari bertemu malam ini, pukul 7
Aku sudah memesan tempat
Mengirim lokasi
15.19.
Hoseok sekali lagi menatap pesan yang dikirimnya. Semoga keputusannya kali ini adalah benar.
Pandangan Hoseok kini tertuju ke minimarket yang ada di seberang jalan. Tampak seorang karyawan dengan seragam birunya sedang menyapu bagian depan minimarket.
Eh? Hoseok agak terkejut saat karyawan itu menoleh dan melihatnya, selain itu ia juga melambaikan tangannya dengan bibir yang mengucapkan kata "halo." tanpa suara. Apa maksudnya itu?Entahlah, yang jelas Hoseok hanya membalasnya dengan seulas senyum tipis.
Ah sekarang ia tiba-tiba ingin makan choco lava cake. Membayangkan bagaimana cokelat itu lumer di mulutnya, membuat Hoseok menelan ludah.
"Daehwi, bisakah aku minta seporsi choco lava cake."
"Baik Hyung."
Tak lama pesanan Hoseok pun tiba, sepiring choco lava cake dan segelas americano, Daehwi memang tau kesukaannya. "Terimakasih."
"Ne Hyung, kalau begitu aku kembali dulu."
Sekarang kafe miliknya tak terlalu ramai, jelas saja karena jam makan siang sudah lewat. Kafe Hoseok tidaklah terlalu besar, hanya ada 10 meja di dalam dan 5 meja di luar. Ia hanya memiliki 2 pegawai, Daehwi dan Woojin. Walau begitu, kafe Hoseok tebilang cukup ramai, terutama di jam makan siang.
Hoseok mulai menyendok kue cokelatnya, lelehan cokelat membasahi piringnya. Satu suapan, dua suapan, begitu seterusnya. Tepat saat suapan terakhirnya, ponsel Hoseok bergetar, tanda pesan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
El Canto
FanfictionTiga ratus enam puluh lima hari dalam satu tahun, dan empat musim yang menyertai kisah di dalamnya. Sekelumit grafik perasaan yang berubah-ubah, bahkan dalam setiap detiknya. Membawa sensasi degupan jantung yang mendebarkan. Namaku Hoseok. Aku ada...