(Ref Song : Too Good at Goodbye by Sam Smith)
.
."There is love in holding and there is love in letting go."
.
.-Step 1-
[If you warmly embraced my shoulder back then. I wouldn't hate you this much]
Hoseok menatap jarinya terus saling meremat; bertautan satu sama lain di atas kedua pahanya, membuat buku-buku jarinya terlihat memerah menahan aliran darah di sana. Dia bahkan tidak peduli itu.
"Dia bisa bahagia tanpa aku." Cicit Hoseok pelan, membiarkan suara yang keluar terdengar serak dan kering.
Setelah dia memilih bungkam selama beberapa jam terakhir, membiarkan Taehyung-sang lawan bicara; menunggunya membuka suaranya. Mata yang biasanya terlihat bulat dan cerah, kini terlihat sayu dengan lingkaran hitam mengenaskan di kantung matanya, menunjukan seberapa besar perubahan yang terjadi pada dirinya hanya karena seorang Jeon Jungkook.
"Darimana kau yakin jika kau bukanlah kebahagiaannya?" Taehyung memandang Hoseok dengan geram dan kesal. Dia lelah berhadapan dengan sisi keras kepala Hoseok yang dia benci.
"Karena..."
"Kau egois-" potong Taehyung, matanya menatap Hoseok dengan rasa marah yang terlihat jelas. "-Yang kau lihat hanya satu sisi. Bagian luarnya saja. Bagaimana kau tahu dalamnya. Sedangkan kau sendiri menolak untuk mengenalnya lebih dalam, Hoseok."
Suara Taehyung terdengar meninggi, membuat Hoseok dengan cepat dia mengangkat kepalanya, menatap Taehyung dengan tatapan yang sama; marah.
"Bukankah sudah jelas! Bahagianya bukan aku, tapi orang lain-"
"Jimin maksudmu?! Dia itu masa lalunya, Jungkook hanya belum bisa berdamai dengan masa lalunya," rasa keras kepala Hoseok mulai membuat Taehyung muak.
Sudah berpuluh-puluh kali Taehyung meyakinkan Hoseok jika seseorang yang bernama 'Park Jimin' hanya masa lalu bagi Jungkook. Tapi dengan lantang Hoseok mengatakan jika Jungkook tidak akan pernah melepas sosok 'Park Jimin' dan beralih kepadanya, yang jelas-jelas sudah menjadi pasangan hidupnya.
"Lantas, aku harus apa?-" suaranya tercekat, tertahan di tengah tenggorokkannya yang mengering, membuat terasa perih dan sakit
Mata bulatnya kini terlihat memerah, sekuat mungkin Hoseok menahan tangisnya, dia bahkan sudah berjanji bahwa dia tidak akan pernah menangis lagi untuk siapapun, bahkan untuk seorang Jeon Jungkook.
"-apa kau ingin aku menunggunya seperti orang idiot? Menunggu sampai dia melihat ke arahku?"
"Jika itu sebanding dengan perasaanmu, maka lakukan! Kau tidak tahu hatinya mungkin sekarang telah terisi oleh-"
"Entahlah-" Hoseok memotong perkataan Taehyung. Saat ini ia perlukan hanya kesendirian bukan sebuah dorongan untuk tetap tinggal.
Hoseok tersenyum tipis, bahkan untuk bernafas pun sulit sekali baginya, lalu bagaimana bisa dia harus tinggal? "-Terlalu sulit. Jadi aku akan menyerahkan sampai di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
El Canto
FanfictieTiga ratus enam puluh lima hari dalam satu tahun, dan empat musim yang menyertai kisah di dalamnya. Sekelumit grafik perasaan yang berubah-ubah, bahkan dalam setiap detiknya. Membawa sensasi degupan jantung yang mendebarkan. Namaku Hoseok. Aku ada...