16. Fine

690 88 7
                                    

(Ref Song : Fine by Taeyeon)

.
.
.

“Menangislah jika itu akan melegakan hatimu.”

kata-kata itu yang masih teringat jelas sampai sekarang. Baru pertama kali aku merasakan yang namanya jatuh cinta seperti itu.

Pertama kali aku bertemu denganya disebuah permainan game yang dimana memungkinkan kita bertemu dengan banyak orang di belahan dunia manapun, dan saat itu aku tahu dia masih satu wilayah kepulauan denganku.

Jarak daerahnya dan daerahku hanya berjarak 6 jam perjalanan menggunakan kendaraan. Aku yang saat itu masih mahasiswa semester akhir kenal dengan dirinya yang sudah bekerja 4 tahun sebagai abdi negara, dimana aku dan dirinya hanya berteman biasa. Sampai akhirnya keadaan dimana saat itu dia melakukan tugasnya menjaga kerusuhan yang terjadi di suatu daerah.

Disitulah awal dimana kedekatan kami mulai tidak wajar. Kenapa tidak wajar? Karena aku sesosok orang yang masa bodoh dengan keadaan menjadi orang yang sangat memperhatikan semua hal yang terjadi.

kring-kring...

Bunyi suara telepon handphoneku. Saat kulihat notif ternyata Kim Taehyung yang menelpon dan saat itu sudah pukul 12 pm.

“Ya? kenapa ka?”

“Hoseok sedang apa? apa aku mengganggumu?”

“Ah, tidak! Kaka tidak menggangguku kok.”

“Hm syukurlah. Boleh aku minta temani untuk mengobrol? Hari ini aku giliran jaga malam, teman teman yang lain lagi sibuk juga, jadi aku kesepian apa boleh?”

“Boleh kok. Emang kaka mau ngobrol? Atau kaka mau curhat juga gak papa aku siap mendengarkan kaka.”

Percakapanku dan kak Taehyung berlanjut hingga subuh dan siklus itu berlanjut selama dia bertugas di daerah itu. Percakapan yang awalnya cuman keseharian sampai akhirnya menjadi sangat intens. Membicarakan keluarga, teman dan akhirnya permasalahan tentang cinta.

“Hobie apa kamu pernah merasakan sayang, peduli dengan orang yang baru kamu kenal dan belum pernah bertemu?” Saat itu aku terkejut dengan pertanyanya seperti itu. Karena jujur aku merasakan hal sama dan itu untuknya.

Aku tau perasaan ini salah karena kami berdua sesama pria tapi di jaman sekarang hubungan itu sudah sangat wajar dan tidak jadi masalah. Hanya saja aku selalu berpikir kalau aku seseorang yang normal.

Tapi, sejak bertemu denganya keyakinan itu goyah. Walaupun aku dan dirinya tidak pernah bertemu secara langsung, hanya bertemu secara dunia maya. Tapi perasaan itu selalu bergejolak dan sangat berbeda.

“Belum pernah ka, emang kenapa? Apa kaka sedang menjalin sebuah hubungan dengan orang baru jadi menanyakan itu?” Aku menjawab dengan sedikit kebohongan.

Jujur saja saat ini aku sangat gugup menggunggu apa yang akan di jawab oleh kak Taehyung.

"Ah, tidak! aku hanya bertanya." Jawaban kak Taehyung membuatku agak kecewa, aku sangat berharap jawaban lain ternyata hanya seperti itu.

Setiap hari aku selalu berhubungan dengannya tapi entah kenapa semakin kesini hubunganku dan kak Taehyung semakin renggang. Entah ini hanya perasaanku saja atau tidak, chatku selalu lama di balas olehnya kadang juga hanya di read saja.

Perasaanku setiap hari semakin besar untuknya. Memendam perasaan seperti ini sangat tidak nyaman. Syukurlah aku masih ada Jimin, teman yang bisa mendengarkan keluh kesahku.

Akhirnya kak Taehyung sudah selesai bertugas dan pulang ke kampung halamannya. Sebenarnya selama kak Taehyung di tempatnya bertugas kami selalu berjanji akan bertemu, entah aku yang menyusul dirinya di sana atau dirinya yang menyusul diriku di tempat tinggalku.

El CantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang