--Chapter 16--

226 104 27
                                    

Happy Reading...

---

Bel istirahat pun tiba, Aksara yang mendengar itu pun langsung berlari menuju kelas 12 MIPA1 untuk menghampiri Aliana. Setelah tiba di kelas Aliana, Aksara langsung menghampirinya dan membuat Aliana terkejut.

"Pokoknya lo harus istirahat bareng gue!" Aksara berbicara tanpa penolakan.

"Lo kenapa sih, Sa?" Aliana bertanya, karena dirinya tidak mengerti kenapa Aksara menjadi seperti itu.

"Gue gak mau aja," Aksara menjawab. "Jarak yang lo buat semakin jauh."

Aliana yang mendengar itu langsung merasa benar-benar bungkam. Jadi selama ini Aksara menyadari jika dirinya sedang berusaha menjauh dari Aksara?

"Maksud lo?" Aliana bisa merasakan jika jantungnya saat ini berdetak dengan cepat rasanya sudah tidak karuan lagi, Aksara benar-benar membuatnya seperti senam jantung saat ini.

"Apapun alasan lo," Aksara menghela nafas. "gak seharusnya lo berusaha jauh dari gue."

"Ayo ke kantin," Aliana menarik lengan Aksara, dia benar-benar tidak ingin untuk melanjutkan pembicaraan Aksara tadi.

Aliana berusaha untuk tetap tenang. Dia tidak ingin sampai kelepasan, dia tidak ingin jika jarak yang telah di buatnya benar-benar nyata terjadi jika Aksara mengetahui semuanya.

"Gue gak mau Sa," Aliana berkata di dalam hatinya. "perasaan gue ini membuat lo menjauh dari gue, maka dari itu sekarang gue yang mencoba menjauh dari lo."

Setiba di kantin Aliana menyuruh Aksara untuk duduk dan menunggunya memesan sesuatu. Setelah itu mereka makan bersama.

"Lo kemarin pergi sama siapa?" Aksara bertanya.

Aliana sudah bisa mengerti kemana arah pembicaraan Aksara saat ini. Sudah tidak heran lagi, pasti Athalan yang memberitahunya.

"Sama temen," Aliana menjawab.

"Dia punya nama kan, Na?" Aksara bertanya kembali.

"Harus gitu gue ceritain sama lo semuanya?" Aliana bertanya balik.

"Gue gak minta lo buat ceritain semuanya," Aksara menjawab. "Gue cuma nanya lo pergi sama siapa? Masalahnya dia cowok, Na."

"Kalau cowok, kenapa?" Aliana bertanya dengan sedikit emosi.

"Gue cuma takut lo kenapa-napa," Aksara menjawab. "Maka dari itu, gue nanya sama lo, siapa cowok itu?!"

"Lo gak perlu tau," balas Aliana. "Lo gak usah takut gue kenapa-napa, gue yakin cowok ini cowok yang baik."

Aksara benar-benar tidak bisa mengerti dengan Aliana. Aliana benar-benar terlihat berbeda sejak beberapa hari yang lalu. Tidak biasanya Aliana bersikap seperti ini, selain menjauh, Aliana juga terlihat lebih tertutup dari biasanya.

"Yaudah!" Balas Aksara. "Terserah lo mau gimana, gue sama sekali gak ngerti sama sikap lo akhir-akhir ini."

Setelah itu Aksara langsung melangkah pergi meninggalkan Aliana. Yang bisa di lihat dengan jelas jika Aksara dalam keadaan marah.

"Maaf Sa, gak seharusnya gue kayak gitu sama, Lo." Ucap Aliana pelan.

• • • •

Suasana di perpustakaan sangat sepi juga begitu nyaman. Bagaimana tidak, penghuninya saja sibuk dengan dunianya masing-masing. Sukma melangkahkan kakinya untuk mencari sebuah buku yang di carinya, namun secara tidak sengaja, dia melihat Sigara yang sedang serius sekali membaca. Di sisi lain, Sigara sudah menyadari kedatangan Sukma sejak awal, namun dia memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu.

Dua Rasa [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang