Part ini telah direvisi!!!
Don't forget to vote and comment. Please respect this story.
Hi guyss, welcome to my story. I hope you Will like and enjoy while reading this. Anyway, aku mau tanya, kalian tahu cerita ini dari mana? Please tell me.
*Enjoy this story*
.
.
.
.
.Pagi hari ini Aeri sudah siap untuk berangkat ke kampus. Tidur malamnya benar-benar terasa begitu nyaman karena berada dipelukan hangat Yoongi. Sebab Yoongi ingin membayar kesalahan yang telah dibuatnya kemarin.
Kemarin malam, setelah Namjoon pulang, Aeri tidak mengeluarkan sepatah kata pun atau sekedar menganggu dirinya. Perempuan itu hanya menatapnya datar seakan tak berminat untuk mengobrol dengan kakaknya. Ia menduga jika adiknya masih kesal terhadapnya karena tidak mengangkat teleponnya.
Mau tidak mau ia harus bisa menahan diri untuk membiarkan keheningan terjadi diantara keduanya. Kedua orangtuanya menyadari adanya kejanggalan yang terjadi pada kedua anaknya, hanya saja mereka memilih untuk berdiam diri, tidak ingin untuk mencampuri urusan kedua anaknya karena baginya, kedua anaknya itu sudah besar dan sudah bisa menyelesaikan sendiri permasalahan yang dihadapinya.
Maka dari itu setelah makan malam berakhir, keduanya memilih berpamitan ke kamar terlebih dahulu, membiarkan kedua anaknya yang masih diliputi keheningan saat berada di ruang tamu.
Didalam hati, Aeri sebenarnya tidak enak jika harus mendiami kakaknya karena ada banyak hal yang ingin cerita dengan pria berkulit putih tersebut. Hanya saja perasaan kesal masih mendominasinya, belum lagi sepertinya kakaknya itu seakan tidak berusaha memikirkan cara untuk mengajaknya berbicara empat mata.
Merasa lelah dengan keadaan hening yang terjadi diantara keduanya, ia memilih naik ke kamar tidurnya. Mungkin dengan membaringkan tubuhnya dapat menenangkan pikirannya sedikit. Yoongi yang melihat adiknya sudah menjauh dari ruang tamu menuju ke arah tangga, hanya bisa menghela nafas kasar.
Adiknya sepertinya sangat kesal padanya. Padahal tadi itu ia memang disibukkan dengan beberapa hal yang penting sampai-sampai ia menonaktifkan ponselnya karena tidak ingin diganggu oleh siapapun agar urusannya dapat terselesaikan dengan segera. Tapi nyatanya karena hal tersebut adiknya jadi kesal terhadapnya.
Tidak ingin berlama-lama membiarkan situasi tidak mengenakkan itu terjadi, akhirnya ia memutuskan untuk membicarakan semuanya termasuk meminta maaf kepada adik kecilnya.
Ketukan ketiga pada pintu kamar adiknya masih dihiraukan alias sama sekali tidak dibukakan. Ia tidak pantang menyerah, alhasil ia terus berusaha untuk mengetuk pintu kamar adiknya meski harus mengorbankan tangannya sakit.
"Oppa berhentilah mengetuk. Aku jadi tidak bisa tidur sebab ketukanmu," Teriak Aeri dari dalam kamar.
"Makanya buka dulu pintu kamarmu, baru aku berhenti untuk mengetuknya," Bujuknya.
Tidak terdengar lagi balasan dari adiknya. Helaan nafas berat terdengar kembali untuk kesekian kalinya. Mungkin adiknya masih belum bisa memaafkannya. Pikirnya.
Maka dari itu mungkin ia akan ke kamar tidurnya saja. Besok saja baru kembali mencoba untuk meminta maaf kepada adiknya.
Ceklek
KAMU SEDANG MEMBACA
ISN'T VAIN.[KTH] ✔
Fanfiction[COMPLETED] [Revision on progress] "Maafkan aku Aeri karena selama ini aku membuatmu berjuang sendiri untuk menungguku peka terhadap perasaanmu padaku. Ini saatnya, biarkan aku turut merasakan perjuangan yang dulu pernah kau alami,"Taehyung. Start...