Part ini sudah direvisi!!!
Don't forget to vote and comment. Please respect this story.
Hi guys, how are you? I hope all of you in a good mood and situation. Not, only that i really hope that this story can make you feel enjoy while reading.
Mau tahu dong, kalian tahu atau dapat cerita ini dari mana?
*Enjoy the story*
.
.
.
.
.
Sudah kurang lebih sekitar lima jam kedua insan itu masih enggan untuk pulang ke rumah karena masih terlalu asik mengobrol sambil makan malam di sebuah restoran makanan Jepang. Seakan keduanya tidak kehabisan bahan untuk mengobrol.Kegiatan hari ini yang terjadi tidak terencana sebelumnya. Semuanya pure berjalan seperti itu. Berawal dari Namjoon yang menjemput Aeri di kampus atas permintaan sang calon kakak ipar dikarenakan dirinya sedang disibukkan dengan jadwal meeting hingga berakhir menghabiskan waktu berdua.
Dikaarenakan jadwal kelas Aeri usai tepat pada pukul dua belas siang maka dari itu Namjoon mengajak adik bungsu Min Yoongi untuk makan siang terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Namun keinginan untuk mengantar pulang Aeri tidak jadi sebab Namjoon berniat mengajak serta memperkenalkan karya-karya luar biasa dari para seniman dimuseum, kemudian dilanjutkan dengan bersepeda bersama menikmati hari senja ditambah dengan ice cream.
"Aku kira tadi kau tengah menegur anak kecil yang di sungai Han karena ku lihat dia menangis sambil sambil berjongkok dihadapanmu," Goda Namjoon dengan sengaja.
"Hey, kau ini sembarangan saja. Kau pikir aku ini monster? Ibu tiri? sampai tega menegur anak selucu tadi," Jawabnya tidak terima sambil menunjukkan raut wajah menantang.
"Bukan soal kau monster atau ibu tiri, tapi kan dari dulu kau terkenal suka galak sama semua orang tanpa terkecuali," Ujarnya sambil mencubit gemas kedua pipi Aeri tanpa sadar.
Aeri mengerucutkan bibirnya ke depan. Kesal, sangat kesal karena di anggap galak oleh teman sendiri padahal sebenarnya tidak seperti itu, "Dari dulu aku memang seperti itu bentukannya. Sepertinya itu turunan dari Yoongi oppa".
"Masa sih? Tapi setelah ku lihat dan ku kenal Yoongi hyung sepertinya bukan tipikal orang yang galak, hanya dingin, tegas dan berbahaya. Mengobrol dengan dia itu terkesan santai namun jika ada bahasan diluar dari konteks maka suasananya berubah menjadi mencekam. Kalau kau sendiri, jangankan mengobrol, menatapmu lama pun orang tidak berani. Soalnya tatapanmu seperti memiliki pisau tajam,"
Tatapannya sukses membesar. Astaga ia tidak menyangka jika ternyata banyak orang yang salah menilainya. Berarti selama ini usahanya untuk terlihat fenimin dan lembut itu sia-sia? Kalau tahu begitu tidak usah dilakukan. Buang-buang waktu saja.
"Siapa yang berkata seperti itu?," Tanyanya kembali memastikan.
"Banyak, teman-teman kita yang dulu pun berkata seperti itu termasuk a—," Ucapannya terhenti saat menyadari jika sepertinya ia sudah ketahuan oleh Aeri bahwa ia sering memperhatikan perempuan berekspresi datar tersebut.
"Apa Joon? Termasuk dirimu? Berarti selama ini kau juga sering memperhatikanku? Apa jangan-jangan kau juga sering diam-diam menatapku?," Tebaknya. Aeri tidak percaya jika dulu salah satu geng anak laki-laki yang terkenal tampan dan nakal sering memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISN'T VAIN.[KTH] ✔
Fanfiction[COMPLETED] [Revision on progress] "Maafkan aku Aeri karena selama ini aku membuatmu berjuang sendiri untuk menungguku peka terhadap perasaanmu padaku. Ini saatnya, biarkan aku turut merasakan perjuangan yang dulu pernah kau alami,"Taehyung. Start...