Don't forget to vote, comment and Don't be a sider. Please resprct this story and other story, Thankyou.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ps: main conflik masih berlanjut di chapter ini.
"Tidak! Aku tidak akan pergi meninggalkanmu begitu saja dengan kondisimu yang seperti sekarang ini. Aku akan tetap di sini untuk merawatmu hingga pulih seperti sebelumnya. Setelah itu aku akan pergi sesuai dengan permintaanmu, " Ujar Aeri dengan tegas.
Lagi-lagi Taehyung di buat terenyak dengan ucapan Aeri barusan. Ia kira Aeri akan pergi begitu saja setelah di usir oleh Namjoon namun nyatanya tidak.
"Aeri! Apa kau sudah gila? Apa kamu tidak merasa sudah menyakiti hatiku dengan begitu dalam, hah? Apa kamu tidak merasa bersalah dan egois dengan memperlakukan aku seperti ini? "Bentak Namjoon dengan emosi yang meluap sambil menahan rasa sakit yang terus menghujam kepalanya, "Hubungan kita sudah berakhir Aeri! Kita sudah selesai! " Ucap Namjoon menegaskan.
Namjoon menghela nafas panjang dan berkata, "Ku mohon pergilah Aeri! Tinggalkan aku sendiri dan kembalilah dengan Taehyung! " Pinta Namjoon dengan putus asa. Dengan hati yang hancur dengan segala perasaan cinta dan sayang yang masih begitu kuat dan dalam untuk Aeri bersamaan dengan segala kenangan indah yang terputar bagai film yang tak pernah habis masanya.
Hati Aeri sakit bagaikan di tusuk oleh ribuan belati tumpul. Air mata yang tadinya mulai mereda kembali mengalir dengan begitu derasnya. Ia tidak pernah membayangkan jika orang yang ia sayang berkata seperti itu kepadanya.
Selama ini orang yang tengah berdiri di hadapannya selalu melontarkan ucapan manis kepadanya. Tapi hari ini ia bisa mengetahui sisi lain dari Namjoon.
Namjoon sudah tidak tahan lagi dengan rasa pening yang menghantam kuat kepalanya dan juga isak tangis Aeri yang bertambah keras. Dengan susah payah ia mencoba untuk bangkit dari duduknya sambil terus memegang kepalanya. Karena rasa sakit yang terus menghujam kepalanya secara tidak sengaja tangan kananya menyenggol vas bunga yang ada di atas meja.
Vas bunga yang indah itu pecah berkeping-keping dan berhamburan di atas marmer putih di iringi dengan teriakan frustasi Namjoon.
Aeri yang duduk tak jauh darinya seketika di landa rasa panik setelah mendengar teriakan Namjoon. Dengan air mata yang terus mengalir dengan begitu derasnya ia mencoba untuk bangkit dari sofa menghampiri Namjoon untuk menolong dan menenangkannya.
Baru saja kedua tangannya ingin memegangi pundak Namjoon secara tidak sengaja tangan kiri milik Namjoon mendorong tubuh Aeri hingga tubuhnya tersungkur ke atas marmer yang di penuhi dengan pecahan vas bunga.
Pecahan vas bunga tersebut berhasil tertancap dengan sempurna pada telapak tangan, kaki, dan juga beberapa bagian tubuhnya yang lain.
Taehyung seketika di landa rasa cemas dan panik karena melihat Aeri yang tersungkur akibat dorongan dari Namjoon. Belum lagi darah yang mengalir karena luka goresan pada telapak tangan, kaki dan juga tubuh lainnya mengeluarkan darah yang lumayan banyak.
Bukan hanya itu kepala Aeri pun terbentur dengan kaki sofa yang di tempati oleh Taehyung. Hingga saat ini Aeri tetap mencoba untuk bangkit dan menghiraukan rasa sakit dan darah yang keluar dari tubuhnya. Tujuannya hanya satu ialah ia ingin membantu dan merawat Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISN'T VAIN.[KTH] ✔
Fanfiction[COMPLETED] [Revision on progress] "Maafkan aku Aeri karena selama ini aku membuatmu berjuang sendiri untuk menungguku peka terhadap perasaanmu padaku. Ini saatnya, biarkan aku turut merasakan perjuangan yang dulu pernah kau alami,"Taehyung. Start...